Internasional
Anwar Ibrahim Dukung Penuh Pemerintahan PM Malaysia Mahathir
Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
17 May 2018 10:43

Kuala Lumpur, ²©²ÊÍøÕ¾ - Politisi Malaysia, Anwar Ibrahim telah bebas dari penjara dan langsung memberikan dukungan penuh kepada pemerintah yang dipimpin oleh Mahathir Mohamad. Namun, Anwar tidak mengungkapkan untuk segera menjadi bagian dari pemerintahannya.
"Saya telah memberikan jaminan saya, saya di sini sebagai warga negara yang peduli untuk memberikan dukungan penuh untuk mengelola negara, dengan pemahaman bahwa kami berkomitmen terhadap agenda reformasi, dimulai dengan peradilan, media dan seluruh aparat," kata Anwar dalam sebuah konferensi pers di rumahnya setelah dia dibebaskan dari tahanan seperti dilansir Reuters, Kamis (17/5/2018).
Anwar mengatakan siapapun yang masuk kabinet pemerintahan Mahathir, merupakan hak prerogatif sang Perdana Menteri. Anwar lebih menekankan jika ia telah memberikan jaminan akan berkonsultasi dengan para pemimpin partai.
Di depan mata, Anwar mengatakan akan mengambil cuti bersama keluarganya. "Saya sudah memberi tahu Tun Mahathir, saya tidak perlu melayani di kabinet untuk saat ini," kata Anwar.
Anwar Ibrahim, pria yang digadang-gadang sebagai calon pemimpin negara Malaysia dalam dua tahun mendatang ini, disambut oleh rakyat Malaysia bak rakyat Afrika Selatan menyambut Nelson Mandela sewaktu dulu setelah bebas dari tahanan.
Anwar, bagi Malaysia, memiliki kisah yang memang bisa dibilang serupa dengan Nelson. Mewakili kaum oposisi lewat People's Justice Party (PKR), Anwar pernah dibui selama dua kali oleh pemerintah berkuasa sebelum akhirnya diampuni hari ini.
Mantan tahanan politik itu sendiri dirawat di rumah sakit untuk menjalani pemulihan dari operasi bahu. Pada akhirnya, sosok yang bertanggungjawab atas kebebasan Anwar adalah orang yang memenjarakannya di tahun 1998, yaitu Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang baru saja terpilih.
Pria berusia 92 tahun itu memenangkan pemilu pekan lalu, serta mengalahkan petahana Najib Razak dan partai Barisan Nasional yang memimpin Malaysia sejak kemerdekaan.
Mahathir, yang memimpin negara tetangga sejak 1981 sampai 2003 sebelumnya adalah bagian dari partai Barisan Nasional dengan Najib sebagai anak didiknya. Namun setelah Najib diduga terlibat dalam skandal korupsi senilai miliaran dolar, Mahathir bergabung dengan kubu oposisi dan bekerjasama dengan fraksi PKR dalam membentuk koalisi empat partai bernama Pakatan Harapan. PKR adalah entitas terbesar di dalam koalisi tersebut.
Aliansi yang sebelumnya adalah pesaing ketat itu diperkuat oleh janji kampanye Mahathir untuk membebaskan Anwar dan, pada akhirnya, memberikan tampuk kepemimpinan kepadanya.
(dru) Next Article Anwar Ibrahim Diperiksa Karena Tuduhan Pelecehan Seksual
"Saya telah memberikan jaminan saya, saya di sini sebagai warga negara yang peduli untuk memberikan dukungan penuh untuk mengelola negara, dengan pemahaman bahwa kami berkomitmen terhadap agenda reformasi, dimulai dengan peradilan, media dan seluruh aparat," kata Anwar dalam sebuah konferensi pers di rumahnya setelah dia dibebaskan dari tahanan seperti dilansir Reuters, Kamis (17/5/2018).
Anwar mengatakan siapapun yang masuk kabinet pemerintahan Mahathir, merupakan hak prerogatif sang Perdana Menteri. Anwar lebih menekankan jika ia telah memberikan jaminan akan berkonsultasi dengan para pemimpin partai.
Anwar Ibrahim, pria yang digadang-gadang sebagai calon pemimpin negara Malaysia dalam dua tahun mendatang ini, disambut oleh rakyat Malaysia bak rakyat Afrika Selatan menyambut Nelson Mandela sewaktu dulu setelah bebas dari tahanan.
Anwar, bagi Malaysia, memiliki kisah yang memang bisa dibilang serupa dengan Nelson. Mewakili kaum oposisi lewat People's Justice Party (PKR), Anwar pernah dibui selama dua kali oleh pemerintah berkuasa sebelum akhirnya diampuni hari ini.
Mantan tahanan politik itu sendiri dirawat di rumah sakit untuk menjalani pemulihan dari operasi bahu. Pada akhirnya, sosok yang bertanggungjawab atas kebebasan Anwar adalah orang yang memenjarakannya di tahun 1998, yaitu Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang baru saja terpilih.
Pria berusia 92 tahun itu memenangkan pemilu pekan lalu, serta mengalahkan petahana Najib Razak dan partai Barisan Nasional yang memimpin Malaysia sejak kemerdekaan.
Mahathir, yang memimpin negara tetangga sejak 1981 sampai 2003 sebelumnya adalah bagian dari partai Barisan Nasional dengan Najib sebagai anak didiknya. Namun setelah Najib diduga terlibat dalam skandal korupsi senilai miliaran dolar, Mahathir bergabung dengan kubu oposisi dan bekerjasama dengan fraksi PKR dalam membentuk koalisi empat partai bernama Pakatan Harapan. PKR adalah entitas terbesar di dalam koalisi tersebut.
Aliansi yang sebelumnya adalah pesaing ketat itu diperkuat oleh janji kampanye Mahathir untuk membebaskan Anwar dan, pada akhirnya, memberikan tampuk kepemimpinan kepadanya.
(dru) Next Article Anwar Ibrahim Diperiksa Karena Tuduhan Pelecehan Seksual
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular