²©²ÊÍøÕ¾

Trump: China Sudah Terlalu Manja

Ester Christine Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
18 May 2018 13:53
Foto: REUTERS/Leah Millis/
Washington, ²©²ÊÍøÕ¾ - Para pejabat Amerika Serikat (AS) dan China akan menggelar perbincangan dagang lebih lanjut di Washington, Jumat (18/5/2018), Presiden AS Donald Trump mengurangi peluang memperoleh kesepakatan untuk mengurangi perang dagang.

Trump bertemu dengan delegasi China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He pada Kamis (17/5/2018), saat perbincangan untuk mengurangi perselisihan antara dua perekonomian terbesar di dunia itu berlangsung.

"Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan diskusi di hari Jumat," kata Gedung Putih, dilansir dari AFP.

Namun ketika berbicara tentang prospek kesuksesan perbincangan itu, Trump tidak terlalu optimistis dengan berkata, "Saya cenderung meragukannya".

"China sudah terlalu manja [...] Karena mereka selalu mendapatkan 100% dari apapun yang mereka inginkan dari Amerika Serikat," katanya.

Trump mengungkapkan serentetan kritik terhadap pemerintahan AS sebelumnya, karena memperbolehkan China memanfaatkan AS.

"Kita sudah direnggut oleh China. Dan sebuah evakuasi kekayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya diberikan ke suatu negara yang membangun dirinya sendiri dengan begitu banyak uang yang diambil dari Amerika Serikat," katanya.

"Perdagangan sudah menjadi jalan searah sepenuhnya," kata Trump. "Dan saya menjelaskan ke Presiden [China] Xi [Jinping] bahwa kita tidak bisa melakukannya lagi."

Trump juga mengatakan kalimat keras kepada Uni Eropa yang juga berselisih dengan Washington terkait bea impor baja dan aluminium.

"Uni Eropa kejam sekali ke perdagangan Amerika Serikat," katanya. "Mereka kejam ke pekerja kami."

Liu, Wakil Perdana Menteri China, bertemu dengan Trump dan pejabat AS lainnya ketika berkata kedua negara harus "bertemu di tengah jalan, menghargai satu sama lain dan bekerjasama untuk mendorong ikatan bilateral dengan cara yang sehat dan stabil," menurut pemberitaan kantor berita China, Xinhua.

AS mengancam memberlakukan bea impor hukuman sebesar 25% ke produk China, dengan nilai hingga US$ 150 miliar (Rp 2.125 triliun). Sementara China menargetkan ekspor Amerika senilai US$ 50 miliar.

Di Beijing, Kementerian Perdagangan China berkata, pihaknya berharap kedua belah pihak bisa menyelesaikan perselisihan dagang melalui diskusi.

"Namun, tentu saja kami mempersiapkan tanggapan untuk berbagai kemungkinan," kata Juru Bicara Gao Feng dalam konferensi pers.

Pertemuan, yang menjadi bagian dari pekan sibuk negosiasi dagang AS dan tenggat waktu yang ketat untuk Washington, menjadi terjerat intrik politik setelah penasihat Trump menganggap garis keras China ditinggalkan.

Peter Navarro, asisten perekonomian Trump yang dipandang memiliki peran dominan dalam isu perdagangan setelah Penasehat Ekonomi Gedung Putih Gary Cohn mengundurkan diri, tidak ada dalam daftar peserta. Padahal, dia mengikuti diskusi serupa di Beijing dua pekan lalu.

Menurut berbagai pemberitaan, Navarro berselisih dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin dalam menangani diskusi dengan China. Alhasil, dia pun dilarang menghadiri pertemuan pekan ini.

Trump juga menghadapi tuduhan kompensasi (quid-pro-quo) setelah bersumpah akan mengurangi sanksi hukuman kepada perusahaan telekomunikasi China, ZTE. Pengumuman itu muncul setelah AFP melaporkan sebuah badan usaha milik negara asal China akan menggelontorkan dana ke perusahaan perumahan terkait Trump di Indonesia.

Meskipun begitu, Trump menepis pelemahan posisi AS terhadap ZTE. Pada hari Kamis, dia kembali menyatakan dia sudah berkata akan "memperhatikan [permasalahan itu]" ke Presiden Xi.

"Namun, apapun yang kami lakukan dengan ZTE adalah komponen kecil dari keseluruhan kesepakatan."
(wed/wed) Next Article Duh, Donald Trump Diancam Diculik & Dibunuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular