
Pertamina Siapkan Barcode untuk Distribusi LPG Subsidi
Exist in Exist & Tito Bosnia, ²©²ÊÍøÕ¾
04 July 2018 14:11

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- PT Pertamina (Persero) saat ini tengah memproses pengadaan kumpulan optik yang dapat dibaca oleh mesin atau barcode untuk penyaluran epliji 3 kg bersubsidi ke masyarakat.
Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan penggunaan barcode merupakan langkah pemerintah dalam melakukan pengawasan dan distribusi yang tepat ke masyarakat.
"Kalau barcode itu kan cara Pertamina untuk memonitor memudian mengawasi distribusinya, jadi proses barcode sedang dalam proses," ujar Nicke dalam acara ECGL Leadership Forum di Fairmount Hotel, Rabu (4/7/2018). Selain menerapkan skema barcode, Pertamina juga akan menerapkan system kartu yang dapat disinergikan atau digabung dengan komoditas bersubsidi lainnya untuk disalurkan.
Pemerintah memastikan untuk menerapkan distribusi elpiji bersubsidi dengan kedua skema tersebut.
Sedangkan untuk elpiji non-subsidi tetap dibedakan dengan jenis warna pink sejak 1 Juli 2018 kemarin. "Ini kan sinergi ya, Bulog juga melakukan untuk beras. Penerapan dua-duanya tidak masalah karena kartu itu memudahkan dalam pemberiakn subsidinya," tambah Nicke.
Ìý
Sebelumnya Panja Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 menyetujui penyaluran subsidi elpiji 3 kilogram pada tahun depan akan menggunakan barcode serta sistem kartu. Hal tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah menjamin penyaluran subsidi tepat sasaran
LPG Non Subsidi
Pertamina memproyeksikan sekitar 10-20% pengguna Elpiji 3 Kg subsidi akan beralih menggunakan Elpiji 3 Kg non-subsidi sampai akhir tahun ini.Ìý
Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan pasar produk berwarna pink ini merupakan pengguna Elpiji subsidi yang tergolong memiliki tingkat ekonomi menengah ke atas.
"Jadi yang slama ini dia terpaksa membeli yang subsidi karena non-subsidinya tidak ada. Nah nanti karena non-subsidinya ada dia tidak membeli yang subsidi lagi," ujarnya di Hotel Fairmont, Rabu (04/07/2018).
"Contoh orang di apartemen kan ngangkat Elpiji 5,5 Kg berat maka umumnya 3 kg kan ringan, kan tidak mungkin apartemen pakai Elpiji subsidi," lanjutnya.
Saat ini, jelasnya, pertumbuhan konsumsi Elpiji 3 Kg subsidi dibanding tahun lalu sekitar 5%. "Proyeksi 3 Kg subsidi itu di 6,6 juta metriks ton sampai akhir tahun dari tahun lalu 6,3 juta ton," tuturnya.
Mas'ud mengatakan setelah didistribusi dan Jakarta dan Surabaya, Elpiji non-subsidi ini juga akan didistribusikan di berbagai kota besar lainnya, seperti Bali "Ini uji coba dulu, tes market melihat perilaku market, sistem distribusi kita, sehingga jalan breng yang melon hijau dan melon pink," katanya.
(gus/gus) Next Article Jangan Heran Bunda! Beli LPG Melon 3 Kg Mulai Dicatat
Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan penggunaan barcode merupakan langkah pemerintah dalam melakukan pengawasan dan distribusi yang tepat ke masyarakat.
"Kalau barcode itu kan cara Pertamina untuk memonitor memudian mengawasi distribusinya, jadi proses barcode sedang dalam proses," ujar Nicke dalam acara ECGL Leadership Forum di Fairmount Hotel, Rabu (4/7/2018). Selain menerapkan skema barcode, Pertamina juga akan menerapkan system kartu yang dapat disinergikan atau digabung dengan komoditas bersubsidi lainnya untuk disalurkan.
Pemerintah memastikan untuk menerapkan distribusi elpiji bersubsidi dengan kedua skema tersebut.
Sedangkan untuk elpiji non-subsidi tetap dibedakan dengan jenis warna pink sejak 1 Juli 2018 kemarin. "Ini kan sinergi ya, Bulog juga melakukan untuk beras. Penerapan dua-duanya tidak masalah karena kartu itu memudahkan dalam pemberiakn subsidinya," tambah Nicke.
Ìý
Sebelumnya Panja Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019 menyetujui penyaluran subsidi elpiji 3 kilogram pada tahun depan akan menggunakan barcode serta sistem kartu. Hal tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah menjamin penyaluran subsidi tepat sasaran
LPG Non Subsidi
Pertamina memproyeksikan sekitar 10-20% pengguna Elpiji 3 Kg subsidi akan beralih menggunakan Elpiji 3 Kg non-subsidi sampai akhir tahun ini.Ìý
"Jadi yang slama ini dia terpaksa membeli yang subsidi karena non-subsidinya tidak ada. Nah nanti karena non-subsidinya ada dia tidak membeli yang subsidi lagi," ujarnya di Hotel Fairmont, Rabu (04/07/2018).
"Contoh orang di apartemen kan ngangkat Elpiji 5,5 Kg berat maka umumnya 3 kg kan ringan, kan tidak mungkin apartemen pakai Elpiji subsidi," lanjutnya.
Saat ini, jelasnya, pertumbuhan konsumsi Elpiji 3 Kg subsidi dibanding tahun lalu sekitar 5%. "Proyeksi 3 Kg subsidi itu di 6,6 juta metriks ton sampai akhir tahun dari tahun lalu 6,3 juta ton," tuturnya.
Mas'ud mengatakan setelah didistribusi dan Jakarta dan Surabaya, Elpiji non-subsidi ini juga akan didistribusikan di berbagai kota besar lainnya, seperti Bali "Ini uji coba dulu, tes market melihat perilaku market, sistem distribusi kita, sehingga jalan breng yang melon hijau dan melon pink," katanya.
(gus/gus) Next Article Jangan Heran Bunda! Beli LPG Melon 3 Kg Mulai Dicatat
Most Popular