²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

China Beri Utang Rp 287,3 T untuk Pulihkan Timur Tengah

Ester Christine Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
10 July 2018 17:59
Beijing menggenjot keterlibatannya di Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir karena negara-negara Arab memainkan peran penting dalam inisiatif Belt and Road
Foto: REUTERS/Thomas Peter
Beijing, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden China Xi Jinping pada hari Selasa (10/7/2018) menjanjikan paket pinjaman senilai US$20 miliar atau setara dengan Rp 287,3 triliun dan bantuan pendanaan sekitar $106 juta sebagai bagian dari apa yang ia sebut sebagai model "minyak dan gas plus" untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi di kawasan itu.

Beijing sudah menggenjot keterlibatannya di Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir karena negara-negara Arab memainkan peran penting dalam rencana kebijakan luar negeri Belt and Road milik Xi. Rencana itu dibuat untuk menciptakan rute perdagangan kuat yang menghubungkan China dengan Asia Tengah dan Asia Tenggara.


Pembangunan adalah kunci penyelesaian berbagai masalah keamanan di Timur Tengah, kata Xi kepada para perwakilan 21 negara Arab di ibu kota China.

"Kita harus memperlakukan satu sama lain dengan terus terang, tidak takut dengan perbedaan, tidak menghindari masalah, dan memiliki diskusi yang cukup tentang masing-masing aspek kebijakan luar negeri dan strategi pembangunan," katanya, Reuters melaporkan.

China akan menawarkan bantuan senilai 100 juta yuan (Rp 217 miliar) ke Palestina untuk mendukung pembangunan ekonomi, di samping kembali menyediakan bantuan sebesar 600 juta Yuan ke Yordania, Lebanon, Suriah, dan Yaman, tambahnya.

Sebuah konsorsium bank dari negara-negara China dan Arab, dengan dana khusus sebesar $3 miliar, juga akan dipersiapkan, katanya.

Tidak jelas apa hubungan antara konsorsium bank, bantuan pendanaan, dan keseluruhan paket pinjaman nantinya.

Pinjaman itu akan mendanai sebuah rencana "rekonstruksi ekonomi" dan "kebangkitan ekonomi" yang akan termasuk kerjasama minyak dan gas, serta nuklir dan energi bersih, kata Xi.

Dia menekankan "pihak relevan" untuk menghormati konsensus internasional dalam perselisihan Israel-Palestina, dan mengimbau untuk menanganinya dengan baik demi menghindari gangguan kawasan.

China yang secara tradisional memainkan peran kecil dalam konflik ataupun diplomasi Timur Tengah, terlepas dari ketergantungannya pada pasokan energi dari kawasan itu, telah mencoba untuk semakin terlibat dalam penyelesaian perselihan berkepanjangan itu.

China berkata berpegang pada kebijakan "tidak campur tangan" ketika menawarkan bantuan pendanaan dan perjanjian untuk mengembangkan negara-negara, yang jika disertai dengan pembangunan, bisa bantu menyelesaikan ketegangan politik, agama, dan budaya.


Negara Tirai Bambu menerapkan pola bantuan ekonomi ini, serta rezim keamanan yang ketat, ke kawasan sebelah barat Xinjiang yang kurang stabil. Namun, kelompok pembela hak asasi manusia mengkritisi pendekatan itu dengan mengatakan penegasan bukannya meredam justru meningkatkan ketegangan antara minoritas Muslim Uighur dan mayoritas etnis Han.

(prm) Next Article Arab-AS Lagi Panas, China Tiba-Tiba 'Melipir' ke Timur Tengah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular