Internasional
Terungkap! Spanduk Kampanye "Trump 2020" Diproduksi di China
Ester Christine Natalia, ²©²ÊÍøÕ¾
26 July 2018 14:27

Fuyang, ²©²ÊÍøÕ¾ - Spanduk berwarna merah, putih dan biru lengkap dengan tulisan "Keep America Great" untuk kampanye periode kedua Trump siap dikirim.
Namun, spanduk-spanduk itu dibuat di daerah timur China dan sebentar lagi bisa terkena tarif yang Trump buat di tengah perang dagang dengan Beijing.
Di sebuah perusahaan bernama Jiahao Flag Co Ltd yang berlokasi di provinsi Anhui, para perempuan mengoperasikan mesin jahit untuk mengelim pinggiran bendera bertuliskan "Trump 2020" yang ukurannya sebesar handuk pantai, sementara karyawan lain melipat dan mengepak untuk pengiriman.
Pabrik itu sudah menghasilkan sekitar 90.000 banner sejak bulan Maret, kata manajer Yao Yuanyuan. Jumlah ini termasuk cukup besar untuk produksi ketika musim permintaan rendah, dan Yao yakin perang dagang China-AS adalah penyebabnya.
"Itu sangat terkait," katanya, dilansir dari Reuters. "Mereka mempersiapkan sebelumnya, mereka memanfaatkan fakta bahwa tarif belum naik, dengan harga yang lebih rendah sekarang."
Pemerintah Trump telah menerapkan tarif terhadap produk China senilai US$34 miliar (Rp 491 triliun). Setelah Beijing melakukan balasan serupa, Washington mengumumkan tarif tambahan terhadap produk China lainnya senilai US$200 miliar. Tak hanya itu, pemerintah Trump juga mengancam akan menyerang produk yang lebih banyak sehingga berpotensi menargetkan semua produk ekspor China ke AS, termasuk bendera.
Dengan harga sekitar US$1 per benner, pemasok perlengkapan yang akan terlibat di kampanye Trump tidak bisa menahan tawaran harga murah dari pabrik Yao. Dia berkata para pembeli berasal baik dari China dan luar negeri. Dia tidak tahu apakah para pembeli itu terafiliasi dengan kampanye resmi Trump maupun Partai Republik.
Pabrik Yao sudah membuat spanduk Trump sejak dia masih menggunakan slogan "Make America Great Again" saat mencalonkan diri sebagai presiden. Fakta ini pun menimbulkan ironi dari sikap keras Trump pada perdagangan dengan China.
"Penjualan jadi luar biasa sejak tahun 2015," katanya.
Namun, upaya Trump untuk menciptakan kembali perdagangan yang lebih adil dengan China mengancam keunggulan harga bisnis Yao, dan sikap keras Trump pada akhirnya akan mengusir pemasok seperti Yao.
"Jika dia terus menuntut kenaikan tarif sepeti itu, atau jika dia terus sepakat dengan kalangan yang melawan China, pastinya saya tidak akan bisa menerima [lebih banyak pesanan]," katanya. "Semua orang bisa memiliki jiwa patriotik, tetapi ini tidak akan memperbaiki perekonomiannya."
Jiahao Flag Factory tidak hanya membuat spanduk Trump. Sebab, mereka juga memproduksi bendera Amerika dan negara lain, serta spanduk khusus, termasuk bendera pelangi yang menyimbolkan pasangan sesama jenis.
Meskipun begitu, Sun Lijun yang merupakan penjahit wanita di pabrik itu tidak sampai kurang tidur karena memikirkan perang dagang ini.
"Saya tahu tarif Trump yang menargetkan China akan memiliki beberapa dampak, tapi kami tidak khawatir sama sekali, karena kami memproduksi bendera-bendera asing setiap harinya," katanya.
(roy/roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Namun, spanduk-spanduk itu dibuat di daerah timur China dan sebentar lagi bisa terkena tarif yang Trump buat di tengah perang dagang dengan Beijing.
"Itu sangat terkait," katanya, dilansir dari Reuters. "Mereka mempersiapkan sebelumnya, mereka memanfaatkan fakta bahwa tarif belum naik, dengan harga yang lebih rendah sekarang."
Pemerintah Trump telah menerapkan tarif terhadap produk China senilai US$34 miliar (Rp 491 triliun). Setelah Beijing melakukan balasan serupa, Washington mengumumkan tarif tambahan terhadap produk China lainnya senilai US$200 miliar. Tak hanya itu, pemerintah Trump juga mengancam akan menyerang produk yang lebih banyak sehingga berpotensi menargetkan semua produk ekspor China ke AS, termasuk bendera.
Dengan harga sekitar US$1 per benner, pemasok perlengkapan yang akan terlibat di kampanye Trump tidak bisa menahan tawaran harga murah dari pabrik Yao. Dia berkata para pembeli berasal baik dari China dan luar negeri. Dia tidak tahu apakah para pembeli itu terafiliasi dengan kampanye resmi Trump maupun Partai Republik.
Pabrik Yao sudah membuat spanduk Trump sejak dia masih menggunakan slogan "Make America Great Again" saat mencalonkan diri sebagai presiden. Fakta ini pun menimbulkan ironi dari sikap keras Trump pada perdagangan dengan China.
"Penjualan jadi luar biasa sejak tahun 2015," katanya.
Namun, upaya Trump untuk menciptakan kembali perdagangan yang lebih adil dengan China mengancam keunggulan harga bisnis Yao, dan sikap keras Trump pada akhirnya akan mengusir pemasok seperti Yao.
"Jika dia terus menuntut kenaikan tarif sepeti itu, atau jika dia terus sepakat dengan kalangan yang melawan China, pastinya saya tidak akan bisa menerima [lebih banyak pesanan]," katanya. "Semua orang bisa memiliki jiwa patriotik, tetapi ini tidak akan memperbaiki perekonomiannya."
Jiahao Flag Factory tidak hanya membuat spanduk Trump. Sebab, mereka juga memproduksi bendera Amerika dan negara lain, serta spanduk khusus, termasuk bendera pelangi yang menyimbolkan pasangan sesama jenis.
Meskipun begitu, Sun Lijun yang merupakan penjahit wanita di pabrik itu tidak sampai kurang tidur karena memikirkan perang dagang ini.
"Saya tahu tarif Trump yang menargetkan China akan memiliki beberapa dampak, tapi kami tidak khawatir sama sekali, karena kami memproduksi bendera-bendera asing setiap harinya," katanya.
(roy/roy) Next Article Deteksi Corona, Jokowi: Jangan Sampai Indonesia Diragukan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular