IMF-WB Annual Meetings Resmi Ditutup dengan Pujian untuk RI
Prima Wirayani & Chandra Gian Asmara, ²©²ÊÍøÕ¾
14 October 2018 19:50

Nusa Dua, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia atau IMF-WB Annual Meetings 2018 di Nusa Dua resmi ditutup, Ahad (14/10/2018).
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Ahad, mengungkapkan rasa syukur atas perhelatan akbar yang dinilai berjalan dengan sangat baik.

"Kita sejauh ini telah menerima komentar yang baik dari peserta dan pihak-pihak yang hadir di sini," kata Luhut yang juga merupakan ketua panitia nasional pertemuan tersebut.
Ia menyebut jumlah peserta yang hadir mencapai 36.339 orang, jauh melampaui perkiraan panitia nasional sebesar 19.000 peserta.

Lagarde juga memuji upaya panitia nasional yang tetap dapat menyelenggarakan pertemuan di tengah berbagai bencana yang melanda Indonesia.

"Anda telah betul-betul melakukan pekerjaan yang baik di bawah kepemimpinan Pak Luhut, Sri Mulyani, Gubernur Perry, dan dengan dukungan Presiden Jokowi," kata mantan menteri keuangan Prancis itu.
Jim juga mengaku terkesan dengan masyarakat Indonesia yang menurutnya berdaya tahan tinggi, ramah, dan penuh semangat.

"Mungkin tantangan terbesar kita saat ini adalah berkurangnya solidaritas antarnegara," ujarnya. "Namun, Indonesia dapat menunjukkan solidaritas antara semua orang, laki-laki maupun perempuan," kata Kim.
Pertemuan tahunan lembaga kembar di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini akan diadakan kembali tahun depan di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Sementara itu, Maroko telah dinobatkan untuk menjadi tuan rumah pertemuan selanjutnya di 2021.
"Saya sampaikan semoga semuanya berjalan lancar untuk Maroko," kata Sri Mulyani.
Pembiayaan ekspor
Para menteri keuangan di hari terakhir Annual Meetings IMF-World Bank 2018 berkumpul di Sofitel Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10/2018).
Para penjaga keuangan negara yang hadir berasal dari Indonesia dan dari sejumlah kawasan Afrika maupun Asia. Mereka berkumpul untuk membahas pembiayaan ekspor.
"Ini inisiatif LPEI, karena mengundang menteri keuangan dari negara-negara Afrika, Timor Leste, Bangladesh," kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati.
Sri Mulyani mengemukakan, Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan pasar nontradisional yang memiliki potensj besar.
Pertemuan ini pun diharapkan dapat menyusun sejumlah rangkaian kebijakan antara mitra dagang Indonesia, terutama dalam menghadapi dinamika ketidakpastian perekonomian global.
Nota kesepahaman
Dalam kesempatan ini, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) juga meneken nota kesepahaman dengan PT Timah dan PT Wijaya Karya terkait dengan pengerjaan proyek dan upaya memberikan dukungan pembiayaan investasi untuk ekspor.
Sepanjang 2018, LPEI telah menerima mandat sesuai keputusan dari bendahara negara sebanyak 5 penugasan, dengan total alokasi dana sebesar Rp 2,7 triliun. Di antaranya adalah ekspor gerbong kereta api ke Bangladesh dan fasilitas pembiayaan UKM supplier eksportir dalam rangka ketahanan usaha.
Kemudian ekspor gerbong barang dan penumpang ke Bangladesh dan Srilanka, ekspor pesawat udara ke Thailand, Nepal, Uni Emirat Arab, dan negara di Kawasan Afrika, dan ekspor komoditas ke Kawasan Afrika.
(miq/miq) Next Article RI Akan Dapat Manfaat Ekonomi dari IMF-WB Annual Meeting 2018
Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Ahad, mengungkapkan rasa syukur atas perhelatan akbar yang dinilai berjalan dengan sangat baik.

"Kita sejauh ini telah menerima komentar yang baik dari peserta dan pihak-pihak yang hadir di sini," kata Luhut yang juga merupakan ketua panitia nasional pertemuan tersebut.
Lagarde juga memuji upaya panitia nasional yang tetap dapat menyelenggarakan pertemuan di tengah berbagai bencana yang melanda Indonesia.

"Anda telah betul-betul melakukan pekerjaan yang baik di bawah kepemimpinan Pak Luhut, Sri Mulyani, Gubernur Perry, dan dengan dukungan Presiden Jokowi," kata mantan menteri keuangan Prancis itu.
Jim juga mengaku terkesan dengan masyarakat Indonesia yang menurutnya berdaya tahan tinggi, ramah, dan penuh semangat.

"Mungkin tantangan terbesar kita saat ini adalah berkurangnya solidaritas antarnegara," ujarnya. "Namun, Indonesia dapat menunjukkan solidaritas antara semua orang, laki-laki maupun perempuan," kata Kim.
Pertemuan tahunan lembaga kembar di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini akan diadakan kembali tahun depan di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Sementara itu, Maroko telah dinobatkan untuk menjadi tuan rumah pertemuan selanjutnya di 2021.
"Saya sampaikan semoga semuanya berjalan lancar untuk Maroko," kata Sri Mulyani.
Pembiayaan ekspor
Para menteri keuangan di hari terakhir Annual Meetings IMF-World Bank 2018 berkumpul di Sofitel Nusa Dua, Bali, Ahad (14/10/2018).
Para penjaga keuangan negara yang hadir berasal dari Indonesia dan dari sejumlah kawasan Afrika maupun Asia. Mereka berkumpul untuk membahas pembiayaan ekspor.
"Ini inisiatif LPEI, karena mengundang menteri keuangan dari negara-negara Afrika, Timor Leste, Bangladesh," kata Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati.
Sri Mulyani mengemukakan, Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dengan pasar nontradisional yang memiliki potensj besar.
Pertemuan ini pun diharapkan dapat menyusun sejumlah rangkaian kebijakan antara mitra dagang Indonesia, terutama dalam menghadapi dinamika ketidakpastian perekonomian global.
Nota kesepahaman
Dalam kesempatan ini, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) juga meneken nota kesepahaman dengan PT Timah dan PT Wijaya Karya terkait dengan pengerjaan proyek dan upaya memberikan dukungan pembiayaan investasi untuk ekspor.
Sepanjang 2018, LPEI telah menerima mandat sesuai keputusan dari bendahara negara sebanyak 5 penugasan, dengan total alokasi dana sebesar Rp 2,7 triliun. Di antaranya adalah ekspor gerbong kereta api ke Bangladesh dan fasilitas pembiayaan UKM supplier eksportir dalam rangka ketahanan usaha.
Kemudian ekspor gerbong barang dan penumpang ke Bangladesh dan Srilanka, ekspor pesawat udara ke Thailand, Nepal, Uni Emirat Arab, dan negara di Kawasan Afrika, dan ekspor komoditas ke Kawasan Afrika.
![]() |
(miq/miq) Next Article RI Akan Dapat Manfaat Ekonomi dari IMF-WB Annual Meeting 2018
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular