
Ke Bali, Luhut Ajak Presiden Bank Dunia Bahas Sampah
Arys Aditya, ²©²ÊÍøÕ¾
05 July 2018 07:01

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan akan mendampingi Presiden World Bank Group Jim Yong Kim dalam kunjungan kerja ke Bali pagi ini, Kamis (5/7/2018).
Selain meninjau kesiapan Bali dan Indonesia sebagai tuan rumah IMF-World Bank Annual Meeting 2018 pada Oktober nanti, Presiden Kim akan berbicara mengenai penanganan sampah, khususnya sampah plastik.
"Khusus untuk kunjungan Presiden Kim ke Bali pada hari Kamis dan Jumat, kami akan membahas apa saja, dan rencana kami untuk bisa mengurangi 70% sampah plastik pada tahun 2025 nanti," kata Luhut, dikutip dari siaran pers, Kamis (5/7/2018).
"Presiden Kim juga akan kami undang untuk mengunjungi Balai Pengelolaan Hutan Mangrove dan melakukan diskusi roundtable tentang sampah dan penanganannya dengan beberapa Menteri, seperti Menteri Keuangan, Menteri PUPR, dan Menteri Desa."
Selain itu, Luhut menambahkan pemerintah tengah menggodok peraturan presiden untuk penanganan sampah secara nasional. Apabila beleid itu sudah diterbitkan, pemerintah bisa memobilisasi anggaran negara untuk mengatasi persoalan sampah.
Saat ini, Bank Dunia menjalankan proyek Dana Perwalian Kemaritiman Indonesia (Indonesia Oceans Multi Donor Trust Fund) yang memberikan dukungan strategis terhadap seluruh Agenda Kelautan Indonesia.
Dukungan yang diberikan antara lain, pertama, mendukung perbaikan perencanaan, koordinasi, kebijakan, dan pendanaan strategi kelautan Indonesia.
Kedua, mendukung upaya pengurangan limbah plastik yang diwujudkan dalam Rencana Aksi Nasional Pengurangan Sampah Plastik. Ketiga, mendukung ketahanan daerah pesisir dan sumber daya laut.
Dana Perwalian ini dikelola oleh Bank Dunia, yang merupakan dana hibah dari Norwegia dan Denmark, masing-masing berjumlah US$1,4 juta (Rp 20,2 miliar) dan US$ 875.000. Dana ini bertujuan menciptakan sinergi dengan program sejenis lainnya di bawah Bank Dunia dan mitra pembangunan lainnya, termasuk dalam meningkatkan pengelolaan sampah di berbagai kota di Indonesia.
Selain itu badan ini juga menjalankan Proyek Pengelolaan Sampah Padat Bank Dunia (National Municipal Solid Waste Management Project) senilai US$1,2 miliar yang sebagian besar akan didanai oleh pemerintah pusat dan daerah. Program ini diharapkan dapat menarik investasi pihak swasta senilai US$1,5 miliar.
Pada program yang akan berlangsung selama enam tahun ini, diharapkan sekitar 30 kota di Indonesia dapat mencapai sistem pemungutan, pengelolaan, dan pembuangan sampah yang lebih baik, dan secara keseluruhan dapat mengurangi jumlah sampah yang mengalir ke laut, khususnya sampah plastik.
Menurut Menko Luhut, Presiden Kim juga dijadwalkan untuk berkunjung ke Kompleks Garuda Wisnu Kencana di Jimbaran, sebagai bagian dari persiapan perhelatan akbar Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia.
(prm) Next Article Pemerintah: IMF-WB Annual Meeting 2018 Siap Dilaksanakan
Selain meninjau kesiapan Bali dan Indonesia sebagai tuan rumah IMF-World Bank Annual Meeting 2018 pada Oktober nanti, Presiden Kim akan berbicara mengenai penanganan sampah, khususnya sampah plastik.
"Khusus untuk kunjungan Presiden Kim ke Bali pada hari Kamis dan Jumat, kami akan membahas apa saja, dan rencana kami untuk bisa mengurangi 70% sampah plastik pada tahun 2025 nanti," kata Luhut, dikutip dari siaran pers, Kamis (5/7/2018).
Selain itu, Luhut menambahkan pemerintah tengah menggodok peraturan presiden untuk penanganan sampah secara nasional. Apabila beleid itu sudah diterbitkan, pemerintah bisa memobilisasi anggaran negara untuk mengatasi persoalan sampah.
Saat ini, Bank Dunia menjalankan proyek Dana Perwalian Kemaritiman Indonesia (Indonesia Oceans Multi Donor Trust Fund) yang memberikan dukungan strategis terhadap seluruh Agenda Kelautan Indonesia.
Dukungan yang diberikan antara lain, pertama, mendukung perbaikan perencanaan, koordinasi, kebijakan, dan pendanaan strategi kelautan Indonesia.
Kedua, mendukung upaya pengurangan limbah plastik yang diwujudkan dalam Rencana Aksi Nasional Pengurangan Sampah Plastik. Ketiga, mendukung ketahanan daerah pesisir dan sumber daya laut.
Dana Perwalian ini dikelola oleh Bank Dunia, yang merupakan dana hibah dari Norwegia dan Denmark, masing-masing berjumlah US$1,4 juta (Rp 20,2 miliar) dan US$ 875.000. Dana ini bertujuan menciptakan sinergi dengan program sejenis lainnya di bawah Bank Dunia dan mitra pembangunan lainnya, termasuk dalam meningkatkan pengelolaan sampah di berbagai kota di Indonesia.
Selain itu badan ini juga menjalankan Proyek Pengelolaan Sampah Padat Bank Dunia (National Municipal Solid Waste Management Project) senilai US$1,2 miliar yang sebagian besar akan didanai oleh pemerintah pusat dan daerah. Program ini diharapkan dapat menarik investasi pihak swasta senilai US$1,5 miliar.
Pada program yang akan berlangsung selama enam tahun ini, diharapkan sekitar 30 kota di Indonesia dapat mencapai sistem pemungutan, pengelolaan, dan pembuangan sampah yang lebih baik, dan secara keseluruhan dapat mengurangi jumlah sampah yang mengalir ke laut, khususnya sampah plastik.
Menurut Menko Luhut, Presiden Kim juga dijadwalkan untuk berkunjung ke Kompleks Garuda Wisnu Kencana di Jimbaran, sebagai bagian dari persiapan perhelatan akbar Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia.
(prm) Next Article Pemerintah: IMF-WB Annual Meeting 2018 Siap Dilaksanakan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular