Internasional
Goldman Sach Tersandung Kasus 1MDB, Ini Tanggapan Bosnya
Wangi Sinintya, ²©²ÊÍøÕ¾
16 November 2018 19:47

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - David Solomon, CEO Goldman Sachs Group Inc punya pesan bagi para karyawannya yang terguncang karena keterlibatan perusahaan dalam skandal 1MDB: Ini bukan kita.
"Secara pribadi, saya marah pada karyawan perusahaan yang melakukan tindakan tersebut," ujar David Solomon dalam sebuah voicemail yang disampaikan kepada karyawan pada Rabu (14/11/2018).
"Perilaku individu-individu tersebut tercela, tidak sesuai dengan nilai kerja serta integritas Anda, 40.000 karyawan, yang diterapkan setiap hari."
Pemberitaan pada awal bulan ini soal Keterlibatan trio pejabat Goldman Sach dalam kasus 1MDB telah membuat saham perusahaan anjlok.
Pada hari Senin, ketika Menteri Keuangan Malaysia mengatakan pemerintah akan menagih semua fee yang didapatkan Goldman Sach dalam transaksi 1MDB membuat harga saham jatuh ke titik terendah dalam tujuh tahun terakhir.
Analis dan investor saham memprediksi Goldman Sach akan dijatuhi denda yang signifikan karena kasus ini dan berpengaruh pada reputasi dan kinerja keuangan perusahaan.
Dalam Voicemailnya, David Solomon mengatakan "spekulasi di media atau dimedia lain" akan hasilnya pada perusahaan "benar-benar tidak berdasar".
Seorang juru bicara Goldman Sachs mengkonfirmasi keaslian pesan suara dan menolak berkomentar lebih lanjut.
Goldman Sach sedang berusaha untuk membatah argumen soal kasus 1MDB dengan mengatakan kejahatan tersebut dilakukan oleh karyawan dan tidak terkait dengan perusahaan.
Mantan chairman Goldman Sach asia Tenggara, Tim Leissner telah mengakui bahwa ia menyuap sejumlah pejabat untuk mendapatkan tender penerbitan obligasi 1MDB. Ia juga mengatakan kultur budaya kerahasiaan di bank investasi ini telah membuat memilih menyembunyikan kesalahan tersebut dari staff compliance perusahaan.
CEO Goldman Sach sebelumnya, Lloyd Blankfein, secara pribadi telah membangun hubungan dengan Malaysia dan manajemen 1MDB bertahun-tahun sebelum Goldman Sachs ikut ambil bagian dalam penerbitan obligasi 1MDB.
Pada 2009, Lloyd Blankfein menghadiri pertemuan dengan mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak, yang menjadi dasar bagi hubungan antara dua entitas, Bloomberg pertama kali melaporkan pada awal bulan ini, seperti dikutip dari Sraits Times, Jumat (16/11/2018).
"Reputasi, itu adalah bencana bagi Goldman," ujar analis Oppenheimer & Co yang dipimpin oleh Chris Kotowski dalam sebuah catatan kepada klien pada hari Rabu. "Goldman jelas menghadapi risiko denda yang signifikan dengan hukuman yang signifikan dalam kasus ini."
Analis Sanford C. Bernstein & Co memperkirakan Goldman Sachs berpotensi dikenakan denda hingga US$2 miliar karena skandal ini dan masih bisa diserap perusahaan.
"Sekelompok orang, termasuk beberapa dari kami di kantor eksekutif, sangat fokus pada masalah ini," kata Solomon pada pesan suara. "Bagi kami, tugas kami adalah fokus pada klien kami, bisnis kami, dan banyak peluang di depan."
(roy) Next Article Skandal 1MDB, Rothschild Bank Langgar Aturan Pencucian Uang
"Secara pribadi, saya marah pada karyawan perusahaan yang melakukan tindakan tersebut," ujar David Solomon dalam sebuah voicemail yang disampaikan kepada karyawan pada Rabu (14/11/2018).
"Perilaku individu-individu tersebut tercela, tidak sesuai dengan nilai kerja serta integritas Anda, 40.000 karyawan, yang diterapkan setiap hari."
![]() |
Pada hari Senin, ketika Menteri Keuangan Malaysia mengatakan pemerintah akan menagih semua fee yang didapatkan Goldman Sach dalam transaksi 1MDB membuat harga saham jatuh ke titik terendah dalam tujuh tahun terakhir.
Analis dan investor saham memprediksi Goldman Sach akan dijatuhi denda yang signifikan karena kasus ini dan berpengaruh pada reputasi dan kinerja keuangan perusahaan.
Dalam Voicemailnya, David Solomon mengatakan "spekulasi di media atau dimedia lain" akan hasilnya pada perusahaan "benar-benar tidak berdasar".
Seorang juru bicara Goldman Sachs mengkonfirmasi keaslian pesan suara dan menolak berkomentar lebih lanjut.
Goldman Sach sedang berusaha untuk membatah argumen soal kasus 1MDB dengan mengatakan kejahatan tersebut dilakukan oleh karyawan dan tidak terkait dengan perusahaan.
Mantan chairman Goldman Sach asia Tenggara, Tim Leissner telah mengakui bahwa ia menyuap sejumlah pejabat untuk mendapatkan tender penerbitan obligasi 1MDB. Ia juga mengatakan kultur budaya kerahasiaan di bank investasi ini telah membuat memilih menyembunyikan kesalahan tersebut dari staff compliance perusahaan.
CEO Goldman Sach sebelumnya, Lloyd Blankfein, secara pribadi telah membangun hubungan dengan Malaysia dan manajemen 1MDB bertahun-tahun sebelum Goldman Sachs ikut ambil bagian dalam penerbitan obligasi 1MDB.
Pada 2009, Lloyd Blankfein menghadiri pertemuan dengan mantan perdana menteri Malaysia Najib Razak, yang menjadi dasar bagi hubungan antara dua entitas, Bloomberg pertama kali melaporkan pada awal bulan ini, seperti dikutip dari Sraits Times, Jumat (16/11/2018).
"Reputasi, itu adalah bencana bagi Goldman," ujar analis Oppenheimer & Co yang dipimpin oleh Chris Kotowski dalam sebuah catatan kepada klien pada hari Rabu. "Goldman jelas menghadapi risiko denda yang signifikan dengan hukuman yang signifikan dalam kasus ini."
Analis Sanford C. Bernstein & Co memperkirakan Goldman Sachs berpotensi dikenakan denda hingga US$2 miliar karena skandal ini dan masih bisa diserap perusahaan.
"Sekelompok orang, termasuk beberapa dari kami di kantor eksekutif, sangat fokus pada masalah ini," kata Solomon pada pesan suara. "Bagi kami, tugas kami adalah fokus pada klien kami, bisnis kami, dan banyak peluang di depan."
(roy) Next Article Skandal 1MDB, Rothschild Bank Langgar Aturan Pencucian Uang
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular