
Telur Ayam Mahal, RI Tambah Impor Jagung 30 Ribu Ton
Samuel Pablo, ²©²ÊÍøÕ¾
04 January 2019 17:44

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah memutuskan untuk menambah kuota impor jagung kering untuk pakan ternak sebanyak 30 ribu ton.
Sebelumnya, pada akhir tahun lalu pemerintah telah memberikan kuota impor jagung kering sebanyak 100 ribu ton untuk mengatasi kelangkaan suplai dan tingginya harga jagung bagi sentra-sentra peternak ayam petelur mandiri di Blitar dan daerah lainnya di pulau Jawa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, pemerintah mengambil keputusan menambah kuota lantaran harga jagung yang masih tinggi. Apalagi, panen raya jagung diproyeksi baru akan terjadi di bulan April.
"Harga telur ayam yang naik, kita paham itu persoalan kurangnya suplai jagung. Kita sudah impor dan sudah masuk sekitar 70 ribu ton sampai akhir Desember. Sisa 30 ribu ton rencananya akan masuk di minggu ketiga Januari ini. Kita juga sudah menambah 30 ribu ton lagi untuk masuk di pertengahan Februari karena panen jagung itu April," ujar Darmin di kantornya, Jumat (4/1/2019).
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
Lebih lanjut, Darmin menyebutkan adanya kendala distribusi di lapangan, di mana jagung kering yang sudah diimpor baru didistribusikan hanya kepada peternak ayam kecil.
Padahal, banyak juga peternakan ayam kelas menengah yang tersebar di sentra produksi telur seperti Blitar dan daerah lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang belum mendapatkan suplai jagung impor tersebut.
"Kelihatannya di lapangan ada kebijakan bahwa ini diberikan hanya pada peternak ayam petelur kecil. Kita kan tujuannya mau menurunkan harga jagung, ya jangan pilih-pilih distribusinya hanya pada yang kecil. Saya nggak tahu [alasannya], mungkin mau mengirit jagungnya supaya tidak cepat habis," kata Darmin.
Untuk itu, pihaknya telah memerintahkan Perum Bulog untuk mendistribusikan jagung impor yang sudah ada kepada seluruh peternak ayam mandiri di sentra-sentra produksi.
Pemerintah, menurut Darmin, bukan hanya bertujuan membantu peternak kecil, namun juga berupaya menarik turun harga jagung secara keseluruhan dengan cara mengguyur pasar dengan jagung impor.
"Kalau harga jagung tidak turun, bahkan naik, harga telur pasti naik. Karena peternak ayam petelur itu adalah usaha-usaha rumah tangga. Ada yang besar tapi tidak banyak, yang banyak justru peternak kecil dan menengah," ujarnya.
Pada Desember lalu, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo menyebutkan harga jagung kering terus merangkak naik sepanjang 2018 dari kisaran Rp 5.000/kg di awal tahun menjadi Rp 5.800-6.100/kg memasuki kuartal IV-2018. Padahal, harga jagung dalam kondisi normal seharusnya ada di kisaran Rp 4.000/kg.
(miq/miq) Next Article Kementan Ingin Peternakan Ayam Pindah ke Sulawesi
Sebelumnya, pada akhir tahun lalu pemerintah telah memberikan kuota impor jagung kering sebanyak 100 ribu ton untuk mengatasi kelangkaan suplai dan tingginya harga jagung bagi sentra-sentra peternak ayam petelur mandiri di Blitar dan daerah lainnya di pulau Jawa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, pemerintah mengambil keputusan menambah kuota lantaran harga jagung yang masih tinggi. Apalagi, panen raya jagung diproyeksi baru akan terjadi di bulan April.
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
Lebih lanjut, Darmin menyebutkan adanya kendala distribusi di lapangan, di mana jagung kering yang sudah diimpor baru didistribusikan hanya kepada peternak ayam kecil.
Padahal, banyak juga peternakan ayam kelas menengah yang tersebar di sentra produksi telur seperti Blitar dan daerah lainnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang belum mendapatkan suplai jagung impor tersebut.
"Kelihatannya di lapangan ada kebijakan bahwa ini diberikan hanya pada peternak ayam petelur kecil. Kita kan tujuannya mau menurunkan harga jagung, ya jangan pilih-pilih distribusinya hanya pada yang kecil. Saya nggak tahu [alasannya], mungkin mau mengirit jagungnya supaya tidak cepat habis," kata Darmin.
![]() |
Untuk itu, pihaknya telah memerintahkan Perum Bulog untuk mendistribusikan jagung impor yang sudah ada kepada seluruh peternak ayam mandiri di sentra-sentra produksi.
Pemerintah, menurut Darmin, bukan hanya bertujuan membantu peternak kecil, namun juga berupaya menarik turun harga jagung secara keseluruhan dengan cara mengguyur pasar dengan jagung impor.
"Kalau harga jagung tidak turun, bahkan naik, harga telur pasti naik. Karena peternak ayam petelur itu adalah usaha-usaha rumah tangga. Ada yang besar tapi tidak banyak, yang banyak justru peternak kecil dan menengah," ujarnya.
Pada Desember lalu, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo menyebutkan harga jagung kering terus merangkak naik sepanjang 2018 dari kisaran Rp 5.000/kg di awal tahun menjadi Rp 5.800-6.100/kg memasuki kuartal IV-2018. Padahal, harga jagung dalam kondisi normal seharusnya ada di kisaran Rp 4.000/kg.
(miq/miq) Next Article Kementan Ingin Peternakan Ayam Pindah ke Sulawesi
Most Popular