Pengusaha Komentari PNS yang akan Bisa Kerja dari Rumah
Chandra Gian Asmara, 博彩网站
09 August 2019 14:07
Jakarta, 博彩网站 - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia buka suara mengenai wacana pegawai negeri sipil (PNS) yang bisa bekerja dari rumah tanpa perlu ke kantor.
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani memahami perubahan teknologi saat ini memang membuat rutinitas keseharian setiap orang berubah total.
"Harus terbuka pemikiran kita. Itu bisa dibilang tidak lazim kedengarannya. Keterbukaan digital sudah sangat luar biasa," kata Rosan di Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Rosan menganggap wajar adanya wacana pekerjaan PNS bisa dilakukan dari rumah. Namun, rencana tersebut diharapkan tidak mengendurkan produktivitas PNS.
"Buat saya mau kerja di mana saja yang penting produktivitasnya. Kalau tinggi kenapa enggak? Kalau duduk di kantor tapi output-nya lebih rendah, dibanding dia duduk di rumah kenapa enggak?," jelasnya.
"Ini kan impact teknologi yang begitu besar. Ngeliatnya itu hal yang sah-sah saja. Yang penting bagaimana output dan result lebih baik," tegasnya.
Terlepas dari hal itu, menurut Rosan, apabila wacana tersebut menjadi kenyataan, maka pemerintah perlu melakukan sosialisasi lebih detail agar tidak timbul kecemburuan.
"Dilempar saja ke publik, sosialisasikan, resistensi atau penilaian. Yang biasa kerja di kantor, kemudian gak di kantor. Kita harus terbuka," jelasnya.
(miq/miq) Next Article Saat 'Gengnya' Rosan Ngotot Tax Amnesty II Diadakan Lagi
Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani memahami perubahan teknologi saat ini memang membuat rutinitas keseharian setiap orang berubah total.
"Harus terbuka pemikiran kita. Itu bisa dibilang tidak lazim kedengarannya. Keterbukaan digital sudah sangat luar biasa," kata Rosan di Jakarta, Jumat (9/8/2019).
"Buat saya mau kerja di mana saja yang penting produktivitasnya. Kalau tinggi kenapa enggak? Kalau duduk di kantor tapi output-nya lebih rendah, dibanding dia duduk di rumah kenapa enggak?," jelasnya.
"Ini kan impact teknologi yang begitu besar. Ngeliatnya itu hal yang sah-sah saja. Yang penting bagaimana output dan result lebih baik," tegasnya.
Terlepas dari hal itu, menurut Rosan, apabila wacana tersebut menjadi kenyataan, maka pemerintah perlu melakukan sosialisasi lebih detail agar tidak timbul kecemburuan.
"Dilempar saja ke publik, sosialisasikan, resistensi atau penilaian. Yang biasa kerja di kantor, kemudian gak di kantor. Kita harus terbuka," jelasnya.
(miq/miq) Next Article Saat 'Gengnya' Rosan Ngotot Tax Amnesty II Diadakan Lagi
Most Popular