
Disinggung Jokowi, Apa Kabar Proyek DME Batu Bara?
Anastasia Arvirianty, ²©²ÊÍøÕ¾
16 August 2019 12:53

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Proyek gasifikasi batu bara atau DME hari ini secara khusus disinggung oleh Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya.
Jokowi mengatakan hilirisasi batu bara adalah kewajiban untuk menekan impor LPG yang semakin membengkak. "Kita bangun hilirisasi industri batubara menjadi (Dimethyl Ether/DME)," kata Jokowi, dalam pidato kenegaraan di depan sidang bersama DPD dan DPR, Jumat (16/8/2019).
Proyek ini sendiri tengah dikembangkan oleh perusahaan batu bara pelat merah, PT Bukit Asam Tbk  bersama dengan mitra-mitranya terkait gasifikasi batu bara dengan memproduksi dimethyl ether (DME).
Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman menuturkan, sampai saat ini perusahaan masih berkutat dalam penyelesaian dan kesepakatan pembentukan join venture company (JVC) untuk mengerjakan proyek tersebut.
"Kesepakatan pembentukan JVC masih dalam proses pembahasan. Progresnya sampai sekarang masih pembentukan JV," ujar Suherman saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (16/8/2019).
Kondisi ini, sebetulnya tidak jauh berbeda dari kondisi dua bulan lalu. Kala itu, Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin juga sudah menyampaikan, pihaknya tengah melakukan finalisasi dalam membentuk perusahaan patungan atau join venture (JV) bersama dengan beberapa perusahaan mitranya, untuk mengembangkan produk hilir batu bara.Â
Perusahaan patungan tersebut ditargetkan terbentuk tahun ini.Â
Arviyan juga mengatakan, pembentukan perusahaan patungan tersebut kini sedang dalam tahap kajian.
"Kami segera mau bikin JV company dengan investor untuk mengembangkan gasifikasi di Peranap sama di Tanjung Enim. Sekarang lagi dalam proses finalisasi studi kelayakan (FS). Kalau sudah final kami bikin JV-nya," ujarnya ketika dijumpai dalam gelaran Coaltrans Asia 2019, di Nusa Dua, Bali, Senin (24/6/2019).
Nantinya, Arviyan menjelaskan, di Tanjung Enim, perusahaan akan membentuk JV dengan tiga perusahaan lainnya yakni PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Chandra Asri Petrochemical. Di sini, perusahaan memproduksi sejumlah produk antara lain dimethyl ether (DME) yang merupakan produk gasifikasi batu bara dan bisa dijadikan subtitusi LPG, selain itu juga akan memproduksi pupuk dan polypropylene.
Sementara, untuk di Peranap, perusahaan menggandeng Air Product dan Pertamina, yang akan memproduksi DME.
Adapun, untuk porsi kepemilikan perusahaan patungan ini masih dalam perundingan. Yang pasti, ujarnya, ditargetkan tahun ini.
"Ini lagi runding-runding. Kami pengen mayoritas, dia ingin mayoritas. Nah kami lagi cari titik tengahnya," tutupnya.
Sebagai informasi, PTBA memperkirakan nilai investasi untuk pembangunan dua proyek hilirisasi batu bara yang akan digarapnya mencapai US$ 5,8 miliar (Rp 81,20 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$). Nilai investasi tersebut akan dibagi oleh perusahaan bersama dengan mitra kerjanya.
(gus/gus) Next Article PTBA Bangun PLTS untuk Pompa Irigasi di Lahat Sumsel!
Jokowi mengatakan hilirisasi batu bara adalah kewajiban untuk menekan impor LPG yang semakin membengkak. "Kita bangun hilirisasi industri batubara menjadi (Dimethyl Ether/DME)," kata Jokowi, dalam pidato kenegaraan di depan sidang bersama DPD dan DPR, Jumat (16/8/2019).
Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman menuturkan, sampai saat ini perusahaan masih berkutat dalam penyelesaian dan kesepakatan pembentukan join venture company (JVC) untuk mengerjakan proyek tersebut.
"Kesepakatan pembentukan JVC masih dalam proses pembahasan. Progresnya sampai sekarang masih pembentukan JV," ujar Suherman saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (16/8/2019).
Kondisi ini, sebetulnya tidak jauh berbeda dari kondisi dua bulan lalu. Kala itu, Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin juga sudah menyampaikan, pihaknya tengah melakukan finalisasi dalam membentuk perusahaan patungan atau join venture (JV) bersama dengan beberapa perusahaan mitranya, untuk mengembangkan produk hilir batu bara.Â
Perusahaan patungan tersebut ditargetkan terbentuk tahun ini.Â
![]() |
Arviyan juga mengatakan, pembentukan perusahaan patungan tersebut kini sedang dalam tahap kajian.
"Kami segera mau bikin JV company dengan investor untuk mengembangkan gasifikasi di Peranap sama di Tanjung Enim. Sekarang lagi dalam proses finalisasi studi kelayakan (FS). Kalau sudah final kami bikin JV-nya," ujarnya ketika dijumpai dalam gelaran Coaltrans Asia 2019, di Nusa Dua, Bali, Senin (24/6/2019).
Nantinya, Arviyan menjelaskan, di Tanjung Enim, perusahaan akan membentuk JV dengan tiga perusahaan lainnya yakni PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Chandra Asri Petrochemical. Di sini, perusahaan memproduksi sejumlah produk antara lain dimethyl ether (DME) yang merupakan produk gasifikasi batu bara dan bisa dijadikan subtitusi LPG, selain itu juga akan memproduksi pupuk dan polypropylene.
Sementara, untuk di Peranap, perusahaan menggandeng Air Product dan Pertamina, yang akan memproduksi DME.
Adapun, untuk porsi kepemilikan perusahaan patungan ini masih dalam perundingan. Yang pasti, ujarnya, ditargetkan tahun ini.
"Ini lagi runding-runding. Kami pengen mayoritas, dia ingin mayoritas. Nah kami lagi cari titik tengahnya," tutupnya.
Sebagai informasi, PTBA memperkirakan nilai investasi untuk pembangunan dua proyek hilirisasi batu bara yang akan digarapnya mencapai US$ 5,8 miliar (Rp 81,20 triliun, asumsi kurs Rp 14.000/US$). Nilai investasi tersebut akan dibagi oleh perusahaan bersama dengan mitra kerjanya.
(gus/gus) Next Article PTBA Bangun PLTS untuk Pompa Irigasi di Lahat Sumsel!
Most Popular