
Dear PTBA, Jokowi Singgung Proyek DME Batu Bara Nih..
Anastasia Arvirianty & Chandra Gian Asmara, ²©²ÊÍøÕ¾
16 August 2019 12:34

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Presiden Joko Widodo kembali membahas persoalan komoditas sumber daya alam RI. Ia menginginkan proyek hilirisasi buru-buru dikebut, agar memberi nilai tambah ke negara dan bisa menekan impor.
Salah satu proyek hilirisasi yang disinggung oleh Jokowi adalah di sektor industri batu bara. "Kita bangun hilirisasi industri batubara menjadi (Dimethyl Ether/DME)," kata Jokowi, dalam pidato kenegaraan di depan sidang bersama DPD dan DPR, Jumat (16/8/2019).
DME, kata dia, bisa membantu mengurangi impor jutaan ton LPG setiap tahunnya. Selain DME, Jokowi juga ingin hilirisasi industri nikel menjadi ferro nikel, sehingga nilai tambah nikel RI bisa naik 4 kali lipat.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengakui memang makin tahun subsidi LPG makin membengkak. Dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), subsidi LPG di 2018 mencapai Rp 64 triliun.Â
Nilai itu bahkan melampaui subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) yang tercatat hanya Rp 33 triliun. Menteri ESDM Ignasius Jonan pernah menyebut impor LPG setiap tahun hampir mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 50 triliun.Â
Proyek gasifikasi batu bara sempat dijadikan sorotan oleh Kementerian BUMN pada awal tahun lalu, bahkan sempat ada penandatanganan perjanjian kerja sama pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV) untuk memproduksi dimetil eter (DME) dalam bentuk gas antara PT Bukit Asam (Persero)Â dan PT Pertamina (Persero).
Direktur Utama PTBA Arviyan Arivin mengatakan bahwa nantinya perusahaan yang dipimpinnya akan menjadi supplier sekaligus investor, Pertamina sebagai offtaker dan invest sementara Air Products akan menjadi investor dan pemilik teknologi.
"Nanti kita akan melakukan produksi batu bara di tambang Peranap di Riau, yang selama ini belum berproduksi karena hanya memproduksi batu bara kalori rendah. Ini nanti yang akan digunakan untuk memproduksi syngas yang akan diproses menjadi gas," kata dia, Januari lalu.
Namun sampai saat ini belum ada progres signifikan sejak penandatanganan. Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman menuturkan, sampai saat ini perusahaan masih berkutat dalam penyelesaian dan kesepakatan pembentukan join venture company (JVC) untuk mengerjakan proyek tersebut.
"Kesepakatan pembentukan JVC masih dalam proses pembahasan. Progresnya sampai sekarang masih pembentukan JV," ujar Suherman saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (16/8/2019).
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(gus/gus) Next Article Disinggung Jokowi, Apa Kabar Proyek DME Batu Bara?
Salah satu proyek hilirisasi yang disinggung oleh Jokowi adalah di sektor industri batu bara. "Kita bangun hilirisasi industri batubara menjadi (Dimethyl Ether/DME)," kata Jokowi, dalam pidato kenegaraan di depan sidang bersama DPD dan DPR, Jumat (16/8/2019).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengakui memang makin tahun subsidi LPG makin membengkak. Dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), subsidi LPG di 2018 mencapai Rp 64 triliun.Â
Nilai itu bahkan melampaui subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) yang tercatat hanya Rp 33 triliun. Menteri ESDM Ignasius Jonan pernah menyebut impor LPG setiap tahun hampir mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 50 triliun.Â
![]() |
Proyek gasifikasi batu bara sempat dijadikan sorotan oleh Kementerian BUMN pada awal tahun lalu, bahkan sempat ada penandatanganan perjanjian kerja sama pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV) untuk memproduksi dimetil eter (DME) dalam bentuk gas antara PT Bukit Asam (Persero)Â dan PT Pertamina (Persero).
Direktur Utama PTBA Arviyan Arivin mengatakan bahwa nantinya perusahaan yang dipimpinnya akan menjadi supplier sekaligus investor, Pertamina sebagai offtaker dan invest sementara Air Products akan menjadi investor dan pemilik teknologi.
"Nanti kita akan melakukan produksi batu bara di tambang Peranap di Riau, yang selama ini belum berproduksi karena hanya memproduksi batu bara kalori rendah. Ini nanti yang akan digunakan untuk memproduksi syngas yang akan diproses menjadi gas," kata dia, Januari lalu.
Namun sampai saat ini belum ada progres signifikan sejak penandatanganan. Sekretaris Perusahaan PTBA Suherman menuturkan, sampai saat ini perusahaan masih berkutat dalam penyelesaian dan kesepakatan pembentukan join venture company (JVC) untuk mengerjakan proyek tersebut.
"Kesepakatan pembentukan JVC masih dalam proses pembahasan. Progresnya sampai sekarang masih pembentukan JV," ujar Suherman saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (16/8/2019).
[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]
(gus/gus) Next Article Disinggung Jokowi, Apa Kabar Proyek DME Batu Bara?
Most Popular