Duh! Kabut Asap Sampai Ke Singapura, Ancam GP Formula 1
Sefti Oktarianisa, ²©²ÊÍøÕ¾
16 September 2019 06:28

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Kualitas udara Singapura memburuk pada akhir pekan kemarin. Bahkan berdasarkan data Badan Lingkungan Nasional (NEA) kualitas udara Singapura terburuk dalam tiga tahun terakhir akibat serangan kabut asap kebakaran hutan di Sumatera.
Indeks standar polusi selama 24 jam menunjukan angka di kisaran 87-106. Angka di atas 100 dianggap tidak sehat.
Ini kali pertama angka tersebut menyentuh 100 sejak Agustus 2016. Pemerintah Singapura kini khawatir akan gangguan kesehatan pada masyarakat dan operasional lalu lintas penerbangan.
"Ada kemunduran dalam kondisi kabut asap di Singapura," kata NEA dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir dari Reuters Senin (16/9/2019).
"Ini karena pertemuan angin di wilayah terdekat yang menyebabkan lebih banyak kabut asap dari Sumatera terbang ke Singapura,".
Akibat kabut asap, banyak warga Singapura yang memilih tetap tinggal di dalam rumah. Apalagi ketika kabut kelabu menyelimuti kota.
Kabut asap juga mengancam sejumlah kegiatan di Singapura. Antara lain Grand Prix Formula 1 Singapura.
Penyelenggara GP Singapura 2019, bahkan membuat rencana darurat. "Rencana sudah dirumuskan dan sedang disempurnakan oleh pemegang sahan, badan pemerintah dan komunitas F1," kata penyelenggara sebagaimana dilansir dari AFP.
"GP Singapura akan bekerja sama dengan agen terkait sebelum membuat keputusan kolektif apa-pun terkait pertistiwa tersebut,".
GP Formula 1 Singapura akan berlangsung 22 September 2019. Salah satu tim yang enggan disebutkan namanya mengaku kabut asap bisa menjadi masalah berat dalam pertandingan nanti.
Sementara itu, Malaysia juga menutup ratusan sekolah dan mengirimkan setengah juta masker secara gratis di negara bagian Serawak. Malaysia juga terkena imbas kabut asap, bukan hanya dari kebakaran hutan Sumatera tapi juga Kalimantan.
Bahkan negara itu sempat mengadakan doa bersama untuk meminta hujan di tengah musim kemarau yang terjadi. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad juga akan menulis surat pada pemerintah RI untuk menyampaikan keprihatinannya terkait kabut asap.
(sef/sef) Next Article 'Malapetaka' Baru Ancam Thailand, Ada Apa?
Indeks standar polusi selama 24 jam menunjukan angka di kisaran 87-106. Angka di atas 100 dianggap tidak sehat.
Ini kali pertama angka tersebut menyentuh 100 sejak Agustus 2016. Pemerintah Singapura kini khawatir akan gangguan kesehatan pada masyarakat dan operasional lalu lintas penerbangan.
"Ada kemunduran dalam kondisi kabut asap di Singapura," kata NEA dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir dari Reuters Senin (16/9/2019).
"Ini karena pertemuan angin di wilayah terdekat yang menyebabkan lebih banyak kabut asap dari Sumatera terbang ke Singapura,".
Akibat kabut asap, banyak warga Singapura yang memilih tetap tinggal di dalam rumah. Apalagi ketika kabut kelabu menyelimuti kota.
Kabut asap juga mengancam sejumlah kegiatan di Singapura. Antara lain Grand Prix Formula 1 Singapura.
Penyelenggara GP Singapura 2019, bahkan membuat rencana darurat. "Rencana sudah dirumuskan dan sedang disempurnakan oleh pemegang sahan, badan pemerintah dan komunitas F1," kata penyelenggara sebagaimana dilansir dari AFP.
"GP Singapura akan bekerja sama dengan agen terkait sebelum membuat keputusan kolektif apa-pun terkait pertistiwa tersebut,".
GP Formula 1 Singapura akan berlangsung 22 September 2019. Salah satu tim yang enggan disebutkan namanya mengaku kabut asap bisa menjadi masalah berat dalam pertandingan nanti.
Sementara itu, Malaysia juga menutup ratusan sekolah dan mengirimkan setengah juta masker secara gratis di negara bagian Serawak. Malaysia juga terkena imbas kabut asap, bukan hanya dari kebakaran hutan Sumatera tapi juga Kalimantan.
Bahkan negara itu sempat mengadakan doa bersama untuk meminta hujan di tengah musim kemarau yang terjadi. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad juga akan menulis surat pada pemerintah RI untuk menyampaikan keprihatinannya terkait kabut asap.
(sef/sef) Next Article 'Malapetaka' Baru Ancam Thailand, Ada Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular