
Internasional
Karena Zaman 80 Ribu Warga Malaysia Bangkrut, Kok Bisa?
Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
18 October 2019 06:50

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dewan Rakyat Malaysia melaporkan bahwa sebanyak 80.625 warganya dinyatakan bangkrut. Hal ini merupakan akumulasi dari 2015 hingga kini.
Mengutip data Departemen Kepailitan, jumlah kebangkrutan tertinggi tercatat pada tahun 2016 dengan total 19.588 kasus, diikuti tahun 2015 yang sebanyak 18.457 kasus.
Sementara pada 2017, ada 18.227 orang Malaysia dinyatakan bangkrut. Di 2018 ada 16.482 dan tahun ini hingga Agustus ada 7.871 orang yang bangkrut.
Orang-orang yang bangkrut di rentang usia 25 hingga 34 tahun ada sebanyak 25,3% dan pada rentang usia 45 hingga 64 tahun sebesar 25,3% dari total jumlah kasus kebangkrutan. Dari segi gender, laki-laki merupakan mayoritas yang bangkrut, mencakup 69,7% dari total keseluruhan.
Menteri di Departemen Perdana Menteri Malaysia mengatakan pengeluaran kaum muda cenderung lebih banyak dibandingkan pendapatan mereka. "Alasannya kebangkrutan adalah karena mereka terlalu mengikuti zaman" tulis The Star, Kamis (17/10/2019).
Untuk mengatasi masalah ini, anggota parlemen Liew Viu Keong mengatakan pemerintah telah mencoba meningkatkan kesadaran anak muda tentang risiko dan dampak dari kebangkrutan. Melalui pendidikan dan berbagai program yang diselenggarakan oleh Departemen Kepailitan.
Pada saat yang sama, Liew mengatakan Badan Penasihat Kredit dan Manajemen Utang (AKPK) juga memainkan peran dalam menyebarkan kesadaran.
"Program mereka melibatkan perencanaan keuangan untuk segala usia, sehingga masalah perencanaan keuangan dapat ditangani pada tahap pra-kebangkrutan," katanya.
"Manajemen keuangan yang hati-hati dan terorganisir akan memastikan posisi keuangan terbaik. Melalui pendidikan ini, kaum muda akan menghabiskan dengan tepat dan bijaksana dalam hal manajemen keuangan untuk menghindari kebangkrutan," jelasnya.
(sef/sef) Next Article Duh, PBB Mau Bangkrut Gara-gara 81 Negara Nunggak Iuran
Mengutip data Departemen Kepailitan, jumlah kebangkrutan tertinggi tercatat pada tahun 2016 dengan total 19.588 kasus, diikuti tahun 2015 yang sebanyak 18.457 kasus.
Sementara pada 2017, ada 18.227 orang Malaysia dinyatakan bangkrut. Di 2018 ada 16.482 dan tahun ini hingga Agustus ada 7.871 orang yang bangkrut.
Menteri di Departemen Perdana Menteri Malaysia mengatakan pengeluaran kaum muda cenderung lebih banyak dibandingkan pendapatan mereka. "Alasannya kebangkrutan adalah karena mereka terlalu mengikuti zaman" tulis The Star, Kamis (17/10/2019).
Untuk mengatasi masalah ini, anggota parlemen Liew Viu Keong mengatakan pemerintah telah mencoba meningkatkan kesadaran anak muda tentang risiko dan dampak dari kebangkrutan. Melalui pendidikan dan berbagai program yang diselenggarakan oleh Departemen Kepailitan.
Pada saat yang sama, Liew mengatakan Badan Penasihat Kredit dan Manajemen Utang (AKPK) juga memainkan peran dalam menyebarkan kesadaran.
"Program mereka melibatkan perencanaan keuangan untuk segala usia, sehingga masalah perencanaan keuangan dapat ditangani pada tahap pra-kebangkrutan," katanya.
"Manajemen keuangan yang hati-hati dan terorganisir akan memastikan posisi keuangan terbaik. Melalui pendidikan ini, kaum muda akan menghabiskan dengan tepat dan bijaksana dalam hal manajemen keuangan untuk menghindari kebangkrutan," jelasnya.
(sef/sef) Next Article Duh, PBB Mau Bangkrut Gara-gara 81 Negara Nunggak Iuran
Most Popular