Internasional
Wew! Kim Jong Un Naik Kuda Putih Lagi, Tanda Apakah Ini?
Rehia Sebayang, 博彩网站
04 December 2019 15:38
Jakarta, 博彩网站 - Pimpinan Korea Utara Kim Jong Un pada Rabu (4/12/2019), menunggang kuda putih untuk mengunjungi Gunung Paektu yang suci di Korea Utara. Kim ditemani oleh perwira militer senior.
Dalam kesempatan itu Kim mengumumkan bahwa ia akan segera mengadakan pertemuan langka (rapat pleno) dengan para pemimpin puncak partai yang berkuasa. Ini merupakan kali kedua Kim melakukan pertemuan dengan para pemimpin partai dalam dua bulan terakhir.
Mengutip laporan Reuters, waktu diadakannya rapat pleno ini tidak biasa karena dilakukan sebelum akhir tahun.
Melihat hal ini, analis mengatakan bahwa Kim sedang menunjukkan sinyal bahwa ia akan bersikap lebih konfrontatif dalam menghadapi Amerika Serikat (AS), yang hingga kini belum memberi kepastian kapan akan melakukan perundingan denuklirisasi lagi dengan Korea Utara.
"Bahwa Pyongyang memilih untuk mengadakan pertemuan ini sebelum akhir tahun menunjukkan tekad yang kuat," kata Rachel Minyoung Lee, seorang analis di NK News.
"Mempertimbangkan pengumuman pleno partai dan kunjungan Gunung Paektu, tujuannya tampaknya adalah bahwa Korea Utara tidak akan menyerah pada AS, dan bahwa negara itu akan terus 'menyerang' meskipun ada kesulitan."
AS dan Korea Utara telah lama mengupayakan denuklirisasi di Semenanjung Korea. Kedua negara telah melakukan perundingan beberapa kali sejak tahun lalu. Namun, hingga kini belum jelas kapan perundingan selanjutnya akan digelar.
Terakhir kali AS dan Korea Utara mengadakan pembicaraan nuklir adalah pada bulan Februari. Saat itu Presiden AS Donald Trump dan Kim mengadakan pertemuan puncak di Vietnam. Namun pertemuan mereka tidak menghasilkan kesepakatan apapun.
Korea Utara juga baru-baru ini telah memperingatkan bahwa perjanjiannya dengan Amerika Serikat akan berakhir jika Negeri Paman Sam gagal mengajukan proposal baru untuk menyelamatkan diplomasi nuklir sampai bulan Desember.
Kim juga telah memperingatkan bahwa negaranya bisa saja menawarkan lebih banyak konsesi untuk memulai kembali perundingan denuklirisasi yang macet hingga akhir tahun ini. Namun, Kim juga mengatakan Korea Utara bisa melakukan hal lainnya jika perundingan mereka tidak segera dilanjutkan.
Para analis mengatakan hal lainnya yang dimaksud Kim mungkin adalah peluncuran rudal balistik antarbenua atau uji coba nuklir.
Sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah berulang kali melakukan uji coba rudal, yang menurut para analis sengaja dilakukan untuk memperingatkan AS tentang perundingan mereka.
AS telah melarang Korea Utara penggunaan teknologi rudal balistik sebelum perundingan dengan Washington digelar kembali.
"Tampaknya Korea Utara ingin memperjelas posisi negosiasinya sebelum pembicaraan dimulai," kata Harry Kazianis, Direktur Senior Studi Korea dari Pusat Kepentingan Nasional saat Korea Utara melakukan uji coba rudal Oktober lalu.
"Pyongyang tampaknya akan mendorong Washington mundur dari tuntutan-tuntutan denuklirisasi penuh masa lalu untuk apa yang hanya janji-janji pelonggaran sanksi," katanya.
(sef/sef) Next Article Gila! Dunia Diserang Corona, Korut Uji Roket Ganda Raksasa
Dalam kesempatan itu Kim mengumumkan bahwa ia akan segera mengadakan pertemuan langka (rapat pleno) dengan para pemimpin puncak partai yang berkuasa. Ini merupakan kali kedua Kim melakukan pertemuan dengan para pemimpin partai dalam dua bulan terakhir.
Mengutip laporan Reuters, waktu diadakannya rapat pleno ini tidak biasa karena dilakukan sebelum akhir tahun.
 Foto: Kim Jong Un (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP) |
Melihat hal ini, analis mengatakan bahwa Kim sedang menunjukkan sinyal bahwa ia akan bersikap lebih konfrontatif dalam menghadapi Amerika Serikat (AS), yang hingga kini belum memberi kepastian kapan akan melakukan perundingan denuklirisasi lagi dengan Korea Utara.
"Bahwa Pyongyang memilih untuk mengadakan pertemuan ini sebelum akhir tahun menunjukkan tekad yang kuat," kata Rachel Minyoung Lee, seorang analis di NK News.
"Mempertimbangkan pengumuman pleno partai dan kunjungan Gunung Paektu, tujuannya tampaknya adalah bahwa Korea Utara tidak akan menyerah pada AS, dan bahwa negara itu akan terus 'menyerang' meskipun ada kesulitan."
AS dan Korea Utara telah lama mengupayakan denuklirisasi di Semenanjung Korea. Kedua negara telah melakukan perundingan beberapa kali sejak tahun lalu. Namun, hingga kini belum jelas kapan perundingan selanjutnya akan digelar.
Terakhir kali AS dan Korea Utara mengadakan pembicaraan nuklir adalah pada bulan Februari. Saat itu Presiden AS Donald Trump dan Kim mengadakan pertemuan puncak di Vietnam. Namun pertemuan mereka tidak menghasilkan kesepakatan apapun.
Korea Utara juga baru-baru ini telah memperingatkan bahwa perjanjiannya dengan Amerika Serikat akan berakhir jika Negeri Paman Sam gagal mengajukan proposal baru untuk menyelamatkan diplomasi nuklir sampai bulan Desember.
Kim juga telah memperingatkan bahwa negaranya bisa saja menawarkan lebih banyak konsesi untuk memulai kembali perundingan denuklirisasi yang macet hingga akhir tahun ini. Namun, Kim juga mengatakan Korea Utara bisa melakukan hal lainnya jika perundingan mereka tidak segera dilanjutkan.
 Foto: Kim Jong Un (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP) |
Para analis mengatakan hal lainnya yang dimaksud Kim mungkin adalah peluncuran rudal balistik antarbenua atau uji coba nuklir.
Sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah berulang kali melakukan uji coba rudal, yang menurut para analis sengaja dilakukan untuk memperingatkan AS tentang perundingan mereka.
AS telah melarang Korea Utara penggunaan teknologi rudal balistik sebelum perundingan dengan Washington digelar kembali.
"Tampaknya Korea Utara ingin memperjelas posisi negosiasinya sebelum pembicaraan dimulai," kata Harry Kazianis, Direktur Senior Studi Korea dari Pusat Kepentingan Nasional saat Korea Utara melakukan uji coba rudal Oktober lalu.
"Pyongyang tampaknya akan mendorong Washington mundur dari tuntutan-tuntutan denuklirisasi penuh masa lalu untuk apa yang hanya janji-janji pelonggaran sanksi," katanya.
(sef/sef) Next Article Gila! Dunia Diserang Corona, Korut Uji Roket Ganda Raksasa
Tags
Related Articles
Recommendation
Most Popular