
Catat! Permintaan Jokowi ke Bahlil, Luhut, & Erick Soal CAD
Muhammad Choirul, ²©²ÊÍøÕ¾
11 December 2019 15:36

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengungkit lebarnya defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD). Dia mengingatkan para menteri, fokus pemerintah ke depan adalah menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap positif dan menekan CAD.
"Serta pada saat yang sama memperbesar surplus neraca perdagangan kita," kata Jokowi dalam Ratas di Kantor Presiden, Rabu (11/12/2019).
"Karena itu kita harus konsentrasi pada langkah-langkah terobosan untuk pengurangan angka impor kita," lanjutnya.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Jokowi menyebut, impor bahan baku atau bahan baku penolong memberikan kontribusi yang besar yaitu 74,06% dari total impor di bulan Januari-Oktober 2019. Sedangkan impor barang modal angkanya mencapai 16,65%. Adapun impor barang konsumsi sebesar 9,29%.
"Kalau kita lihat lebih dalam lagi, jenis barang bahan baku yang masih besar angka impornya antara lain adalah besi baja yang mencapai $US 8,6 miliar dan industri kimia organik atau Petrokimia yang mencapai $US 4,9 miliar dan juga Industri kimia dasar," bebernya.
Beranjak dari data tersebut, Jokowi meminta para menteri menggarisbawahi peluang investasi. Dia menyerukan, industri subtitusi impor harus dibuka lebar.
"Sekali lagi tadi, besi baja, industri kimia atau Petrokimia, harus betul-betul dibuka," tegasnya.
"Tolong menjadi catatan BKPM menjadi catatan pak Menko Maritim dan Investasi," lanjut mantan wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta ini.
Sejalan dengan itu, Jokowi ingin ada langkah quick win yang betul-betul konkret untuk mendorong tumbuhnya industri pengolahan. Ia melanjutkan, tidak kalah pentingnya adalah mempercepat mandatori biodisel B30 dalam rangka menurunkan impor migas.
"Saya tadi mendengar dari pak Menteri BUMN, bulan ini sudah bisa kita mulai untuk biodiesel B30," urainya.
Jokowi menilai, tumbuhnya industri pengolahan bukan hanya untuk menghasilkan barang-barang pengganti impor, tapi juga membuka nilai tambah karena membuka lapangan kerja yang cukup besar. Ini yang memang ingin dikejar Jokowi.
"Saya minta juga ditingkatkan kampanye penggunaan produk industri dalam negeri, termasuk optimalisasi kandungan TKDN pada proyek proyek pemerintah," tandasnya.
(dru) Next Article Jokowi : 'Hantu' CAD Pergi, Kita Merdeka!
"Serta pada saat yang sama memperbesar surplus neraca perdagangan kita," kata Jokowi dalam Ratas di Kantor Presiden, Rabu (11/12/2019).
"Karena itu kita harus konsentrasi pada langkah-langkah terobosan untuk pengurangan angka impor kita," lanjutnya.
"Kalau kita lihat lebih dalam lagi, jenis barang bahan baku yang masih besar angka impornya antara lain adalah besi baja yang mencapai $US 8,6 miliar dan industri kimia organik atau Petrokimia yang mencapai $US 4,9 miliar dan juga Industri kimia dasar," bebernya.
Beranjak dari data tersebut, Jokowi meminta para menteri menggarisbawahi peluang investasi. Dia menyerukan, industri subtitusi impor harus dibuka lebar.
"Sekali lagi tadi, besi baja, industri kimia atau Petrokimia, harus betul-betul dibuka," tegasnya.
"Tolong menjadi catatan BKPM menjadi catatan pak Menko Maritim dan Investasi," lanjut mantan wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta ini.
Sejalan dengan itu, Jokowi ingin ada langkah quick win yang betul-betul konkret untuk mendorong tumbuhnya industri pengolahan. Ia melanjutkan, tidak kalah pentingnya adalah mempercepat mandatori biodisel B30 dalam rangka menurunkan impor migas.
"Saya tadi mendengar dari pak Menteri BUMN, bulan ini sudah bisa kita mulai untuk biodiesel B30," urainya.
Jokowi menilai, tumbuhnya industri pengolahan bukan hanya untuk menghasilkan barang-barang pengganti impor, tapi juga membuka nilai tambah karena membuka lapangan kerja yang cukup besar. Ini yang memang ingin dikejar Jokowi.
"Saya minta juga ditingkatkan kampanye penggunaan produk industri dalam negeri, termasuk optimalisasi kandungan TKDN pada proyek proyek pemerintah," tandasnya.
(dru) Next Article Jokowi : 'Hantu' CAD Pergi, Kita Merdeka!
Most Popular