²©²ÊÍøÕ¾

China Melunak di Natuna, Kemenhub Tetap Siapkan 39 Kapal

Muhammad Choirul Anwar, ²©²ÊÍøÕ¾
10 January 2020 16:11
Kemenhub menyiapkan kapal patroli siaga untuk diperbantukan di Natuna.
Foto: Presiden Joko Widodo mengunjungi Kab. Natuna, Prov. Kep. Riau, Rabu (8/1). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) masih siaga untuk diperbantukan menjaga Perairan Natuna. Saat ini, 39 kapal patroli KPLP disiagakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk menambah pengamanan.

Direktur KPLP Ahmad mengatakan 39 kapal ini berasal dari lima Pangkalan Laut dan Pantai (PLP). Dia mengaku, saat ini kapal-kapal tersebut masih beroperasi di wilayahnya masing-masing.

Kelimanya yaitu PLP Tanjung Uban (Kepulauan Riau), PLP Tanjung Priok (Jakarta), PLP Tanjung Perak (Jawa Timur), PLP Bitung (Sulawesi Utara), dan PLP Tual (Maluku). Jika ada perintah, kapal-kapal siap merapat ke Natuna seluruhnya.

"Kita yang pasti menjaga dan patroli. Di sana akan ada Bakamla ada TNI Angkatan Laut," kata Ahmad di kantor Kemenhub, Jumat (10/1/20).



Dia juga menjelaskan bahwa sebelumnya sudah ada sejumlah kapal yang bergerak ke Natuna untuk berpatroli. Pada Minggu (3/1/20) lalu, Kapal Negara (KN) Sarotama P-112 telah berangkat dari PLP Tanjung Uban di Pulau Bintan menuju ke perairan Natuna yang berjarak lebih dari 500 kilometer.

Adapun Jumat (10/1/20) hari ini, KN Kalimasada P-115 juga dikirim untuk membantu KN Sarotama P-112. Kapal-kapal tersebut dijalankan dan berkoordinasi dengan para pihak terkait.

"KPLP di bawah Kemenhub bekerja berdasarkan UU. Pol Air, Bakamla, juga semua dalam menjalankan tugas dan funggsinya menjalankan UU. Kita ga ada masalah, kita sinergi," urainya.

Sebelumnya, sikap pemerintah China mulai menanggapi santun ketegangan yang terjadi di Laut Natuna dengan Indonesia. China menilai masalah ini hanya perlu diselesaikan dengan komunikasi, berbeda dari sikap China pada awal-awal ketegangan pekan lalu.

Juru Bicara Menteri Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan China dan Indonesia telah berkomunikasi secara diplomatik terkait permasalahan ini.

"China dan Indonesia adalah mitra strategis yang komprehensif. Di antara kami, persahabatan dan kerja sama adalah arus utama, sementara perbedaan hanyalah bagian saja," kata Geng Shuang, dikutip dari situs resmi Kementerian Luar Negeri China, Rabu (8/1/2020)

Entah kebetulan atau tidak, pada hari yang sama, Presiden Jokowi mengunjungi di Natuna pada Rabu (8/1).

"Sebagai negara pesisir Laut Cina Selatan dan negara-negara besar di kawasan ini, China dan Indonesia memikul tugas penting untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional," kata Geng Shuang.




(hoi/hoi) Next Article Pasokan Listrik Ditambah, Ekonomi Natuna Semakin Menggeliat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular