Tak Bosan, Sri Mulyani Suarakan Kondisi Global yang Gloomy
Lidya Julita S, 博彩网站
29 January 2020 19:45
Jakarta, 博彩网站 - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak henti-hentinya memaparkan mengenai kondisi perekonomian global yang tidak bersahabat. Dimulai sejak awal tahun 2019 lalu dan masih harus terus di waspadai di tahun ini.
Dimulai pada awal tahun 2019 lalu ekonomi global yang mempengaruhi mood dan bahkan tren dunia karena penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) dari sisi politiknya. Kemudian, dari sisi moneternya terjadi konflik antara Presiden AS dan otoritas Bank Sentralnya.
Tak hanya itu saja, 2019 juga diwarnai dengan ketegangan dagang yang terjadi antara AS dan China serta beberapa negara maju lainnya yang membuat pertumbuhan ekonomi melambat.
"April (2019), IMF sampaikan global economy outlook revisi ke bawah dan global trade outlook juga ke bawah dan bahkan terendah selama 10 tahun terakhir," ujarnya di Hotel Ritz Carlton, Rabu (29/1/2020).
Lalu pada pertengahan tahun lalu, juga terjadi masalah di Venezuela dari sisi politiknya dan ekonominya. Lalu berlanjut ke Jepang dan Korea yang akhirnya pecah dalam ketegangan.
Selanjutnya, pada akhir tahun terjadinya penyerangan terhadap kilang minyak Arab Saudi yang membuat harga minyak dunia mengalami kenaikan.
"Sampai akhir tahun AS dan RRT mencapai tahap pertama agreement dan diharap akan berlangsung terus," kata dia.
Namun, ketidakpastian yang terjadi pada tahun lalu masih terus harus diwaspadai. Apalagi pada awal tahun ini sudah banyak konflik tak terduga terjadi, mulai dari terbunuhnya Jenderal Iran dan virus Corona.
"Memasuki 2020 semua harus waspada 2019 pattern dan pola ketidakpastian, is there any pattern? no artinya ketidakpastian tidak berpola, ketidakpastian menimbulkan multiple implication karena yang paling tidak bisa dikelola dalam suatu situasi ketidakpastian adalah tidak memiliki suatu pola yang membuat orang tidak bisa mengambil kepastian, mereka stagnan," jelasnya.
(dru) Next Article Sri Mulyani: Ketidakpastian Terus Muncul, Waspada!
Dimulai pada awal tahun 2019 lalu ekonomi global yang mempengaruhi mood dan bahkan tren dunia karena penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) dari sisi politiknya. Kemudian, dari sisi moneternya terjadi konflik antara Presiden AS dan otoritas Bank Sentralnya.
Tak hanya itu saja, 2019 juga diwarnai dengan ketegangan dagang yang terjadi antara AS dan China serta beberapa negara maju lainnya yang membuat pertumbuhan ekonomi melambat.
Lalu pada pertengahan tahun lalu, juga terjadi masalah di Venezuela dari sisi politiknya dan ekonominya. Lalu berlanjut ke Jepang dan Korea yang akhirnya pecah dalam ketegangan.
Selanjutnya, pada akhir tahun terjadinya penyerangan terhadap kilang minyak Arab Saudi yang membuat harga minyak dunia mengalami kenaikan.
"Sampai akhir tahun AS dan RRT mencapai tahap pertama agreement dan diharap akan berlangsung terus," kata dia.
Namun, ketidakpastian yang terjadi pada tahun lalu masih terus harus diwaspadai. Apalagi pada awal tahun ini sudah banyak konflik tak terduga terjadi, mulai dari terbunuhnya Jenderal Iran dan virus Corona.
"Memasuki 2020 semua harus waspada 2019 pattern dan pola ketidakpastian, is there any pattern? no artinya ketidakpastian tidak berpola, ketidakpastian menimbulkan multiple implication karena yang paling tidak bisa dikelola dalam suatu situasi ketidakpastian adalah tidak memiliki suatu pola yang membuat orang tidak bisa mengambil kepastian, mereka stagnan," jelasnya.
(dru) Next Article Sri Mulyani: Ketidakpastian Terus Muncul, Waspada!
Most Popular