²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Dua Korea Perang, Trump Perpanjang Sanksi untuk Korut 1 Tahun

Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
18 June 2020 10:02
President Donald Trump meets North Korean leader Kim Jong Un, Wednesday, Feb. 27, 2019, in Hanoi. (AP Photo/ Evan Vucci)
Foto: Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (AP Photo/ Evan Vucci)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ -Ìý memperpanjang sanksi yang diterapkan AS bagi , pada Rabu (17/6/2020). Sanksi itu akan diperpanjang selama satu tahun.

Dalam pemberitahuan rutin yang dikirim ke Kongres, Trump mengatakan alasannya memperpanjang sanksi pada negara yang dipimpin Kim Jong-un itu adalah karena mereka telah menimbulkan ancaman yang luar biasa.

Sanksi AS pada Korut yang disebut "Darurat Nasional Sehubungan dengan Korea Utara" itu pertama kali diumumkan pada 26 Juni 2008, oleh Executive Order 13466. Sanksi terhadap Korut untuk program-program rudal nuklir dan balistiknya itu telah diperluas di bawah kepemimpinan Trump dan pemerintahan sebelumnya.

"Keberadaan dan risiko proliferasi senjata yang dapat digunakan di Semenanjung Korea dan tindakan serta kebijakan pemerintah Korea Utara terus menimbulkan ancaman yang tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Amerika Serikat," tulis Trump dalam pemberitahuan itu, mengutip Yonhap News Agency.

Sanksi AS pada Korut secara otomatis akan berakhir pada 26 Juni setiap tahunnya, kecuali jika presiden AS memperbaruinya dalam waktu 90 hari sebelum tanggal tersebut.

Dalam surat pengantar kepada Kongres, Trump juga menulis bahwa tindakan dan kebijakan pemerintah Korut mengacaukan Semenanjung Korea dan membahayakan Angkatan Bersenjata AS, sekutu, dan mitra dagang di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, Trump menyebut tindakan Korut mengejar program nuklir dan rudal sebagai hal provokatif, destabilisasi, dan represif.

Pengumuman Trump itu disampaikan di saat hubungan Korus dengan Korea Selatan, sekutu AS, sedang panas-panasnya.

Sebagaimana diketahui, Korutbaru-baru ini telah mengancam untuk memutuskan hubungan dengan Korea Selatan, yang secara teknis masih menjadi lawan perangnya. Korut juga telah meledakkan kantor penghubung antar-Korea pada Selasa lalu pascamenyampaikan ancamannya.

Alasan dari perselisihan tersebut adalah karena Korut merasa Seoul gagal menghentikan pembelot yang telah mengirimkan selebaran propaganda anti-Pyongyang ke Korea Utara dengan balon, seperti yang disepakati kedua negara pada 2018.

Namun, menurut para analis, tindakan Korea Utara bukan hanya ditujukan untuk memaksa Korea Selatan untuk mengikuti maunya, tapi juga untuk menarik perhatian AS agar bisa duduk untuk melanjutkan negosiasi denuklirisasi.

Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Trump telah melakukan perundingan denuklirisasi sebanyak tiga kali sejak 2018 lalu. Perundingan kedua negara digelar dengan tujuan untuk mencoba mencapai kesepakatan mengenai pembongkaran program nuklir Korut dengan imbalan konsesi.

Negosiasi mereka telah berhenti sejak pertemuan puncak kedua mereka di Vietnam pada Februari 2019. Pertemuan itu diakhiri lebih cepat dari yang direncanakan karena ada perbedaan ruang lingkup antara denuklirisasi Korut dan bantuan sanksi dari AS.

[Gambas:Video ²©²ÊÍøÕ¾]


(res/miq) Next Article Ternyata Ini Alasan Kim Jong Un 'Murka' ke Presiden Biden

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular