²©²ÊÍøÕ¾

Bos Anak Usaha Lion Ungkap Bahaya Laten Penerbangan RI

Ferry Sandi, ²©²ÊÍøÕ¾
23 September 2020 16:25
Maskapai Penerbangan Lion Air. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Maskapai Penerbangan Lion Air (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pandemi Covid-19 telah menghantam berbagai sektor perekonomian, tidak terkecuali sektor transportasi udara. Dalam sebuah diskusi yang berlangsung secara virtual, Rabu (23/9/2020), Direktur Utama Angkasa Aviasi Service (Lion Grup) Capt Wisnu Wijayanto membeberkan dampak masif pandemi tersebut. Selain itu, ada bahaya laten lain di balik kelesuan transportasi udara saat ini.

"Untuk di group kami bekerja, pandemi ini artinya memengaruhi secara langsung 1.900-an pilot, sekitar 3.000 awak kabin, serta 25.000-an karyawan pendukung lainnya. Masalahnya cukup banyak mulai masalah umum seperti kesehatan, kemampuan finansial yang berkurang, yang kontribusinya juga sangat negatif bagi perekonomian," kata Wisnu.

"Jika situasi tidak berubah, kemungkinan juga ada permasalahan tambahan yang mungkin tidak berhubungan langsung dengan ekonomi namun akan berhubungan, yaitu berkurangnya proficiency (kecakapan) awak pesawat dalam melakukan pekerjaan," lanjutnya.

Kecakapan awak pesawat, menurut Wisnu, krusial lantaran itu merupakan core dari transportasi udara. Ia mencontohkan pekerjaan pilot yang berbeda dengan pengemudi transportasi lain lantaran kompleksitas lingkungan yang sangat tinggi, waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan sangat sedikit dan sumbu kendali yang harus dijaga itu sangat multidimensi.



Menurut Wisnu, selain kemampuan psikomotorik juga diperlukan kemampuan kognitif bahkan metakognitif saat menerbangkan pesawat. Kunci untuk mempertahankan semua itu hanya ada satu yaitu practice baik practice dengan menerbangkan pesawat saat bertugas atau practice saat sedang melakukan pelatihan.

"Keduanya ini saling mendukung, saling komplemen, tapi tidak bisa saling menggantikan. Sehingga baik itu jam operasional maupun pelatihan harus didapatkan dengan seimbang," ujar Wisnu.

Bagaimana tingkat kecakapan awak pesawat saat ini? Menurut dia, rata-rata awak pesawat masih bisa mendapatkan 50% pengalaman jam terbang dari sebelum pandemi. Ini tentunya masih cukup untuk mempertahankan kecakapan. Namun, lanjut Wisnu, jika keadaan semakin memburuk, tentunya akan semakin sedikit, dan akan memengaruhi tingkat kecakapan pilot tersebut.

"Tentu saja maskapai tidak akan tinggal diam dan akan berusaha melakukan pemerataan keahlian. Nah ini efeknya juga bisa kurang baik karena nantinya maskapai tentu akan melakukan pemetaan ulang terhadap awak pesawat. Ujung-ujungnya akan terjadi misalnya involuntary unpaid leave bagi sebagian awak pesawat dan lain sebagainya. Dan ini tentu saja efek buat ekonominya juga tidak baik," kata Wisnu.


(miq/miq) Next Article Tiket Pesawat Mahal, Bos Lion Air Rusdi Kirana Akhirnya Suara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular