²©²ÊÍøÕ¾

Tagih Pajak 0%, Pabrik Mobil Janji Buka 1 Juta Lowongan Kerja

Muhammad Choirul Anwar, ²©²ÊÍøÕ¾
14 October 2020 16:45
Puluhan mobil online saat berbaris menunggu driver lain di kawasan IRTI Monas, Jakarta,  Senin (29/1/2018). Aksi tersebut  menegaskan penolakan Peraturan Menteri No. 108 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Tidak Dalam Trayek.
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengungkapkan pentingnya segera realisasi insentif pajak 0%. Kebijakan tersebut bisa berdampak pada munculnya 1 juta lapangan kerja baru.

Hal ini tidak lepas dari belum maksimalnya utilitas industri otomotif di tanah air. Sejauh ini, pabrik-pabrik mobil di Indonesia hanya mentok memproduksi sampai 1,3 juta unit per tahun. Padahal, kapasitas produksi terpasang sebenarnya ada sekitar 2,4 juta unit mobil per tahun.

"Industri roda empatnya sendiri itu adalah lokomotifnya. Tapi gerbongnya sangat panjang karena menyangkut pabrik-pabrik komponen dari tier 1 sampai tier 4 dan sebagainya," ungkapnya kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Rabu (14/10/20).

Belum lagi ada pula industri-industri pendukung lainnya yang tentunya diperlukan untuk mendukung kinerja atau ekosistem industri otomotif, mulai dari perbankan sampai asuransi. Dari semua rangkaian itu, Kukuh menyebut saat ini terdapat sekitar 1,5 juta orang yang bekerja di industri otomotif langsung ataupun tidak langsung.

"Nah kalau ada relaksasi pajak, kita harapkan dalam jangka waktu tertentu ya, tidak selamanya kemudian ada relaksasi pajak, tapi jangka waktu tertentu untuk memulihkan atau untuk memacu atau katakanlah rileksasi dari sebagai katalisator atau mempercepat pemulihan industri otomotif kita. Supaya ini juga menjadi bagian dari pemulihan ekonomi nasional kita," ucapnya.

Dengan begitu, di satu sisi pasar domestiknya kembali pulih. Di sisi lain juga ada indikasi ekspor bisa segera pulih karena menurutnya negara-negara tujuan ekspor juga sudah mulai bisa mengendalikan pandemi.

"Nah ini juga ingin kita manfaatkan agar utilisasi industri kita tuh bisa meningkat. Karena kalau kita bisa tingkatkan dari yang biasanya di bawah 60% menjadi kemudian 80-90%, ini kan potensi untuk membuka lapangan kerja baru," katanya.

"Dari yang 1,5 juta, kalau kita bisa optimalkan menjadi 100%nya, Berarti ada tambahan kurang lebih 1 juta lapangan kerja yang bisa diciptakan dari ekosistem Industri kendaraan bermotor di Indonesia," lanjutnya.

Saat ini, dia menyebutkan kontribusi industri otomotif terhadap GDP mencapai sekitar 3,8%. Dengan adanya relaksasi ini nantinya, dia juga memprediksi ada peningkatan kontribusi terhadap GDP.

"Karena tahun lalu GDP-nya kalau tidak salah itu kan udah meningkat yang semula masih 3.000-an sekarang udah masuk 4.000. Dengan peningkatan itu maka diharapkan juga masyarakat juga makin punya kesempatan atau punya peluang untuk mendapatkan kendaraan bermotor," katanya.

Kemenperin sempat mengusulkan pajak 0% bagi pembelian mobil baru, yang mencakup keringanan pajak daerah. Selain itu, keringanan pajak pertambahan nilai (PPN). Juga keringanan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil baru sebesar 0%. Semula wacana yang mulai muncul sejak awal September ini bisa berlaku sampai akhir Desember 2020, untuk membangkitkan industri otomotif di tengah kondisi pasar lesu.


(hoi/hoi) Next Article Harga Mobil Baru Bisa Mendadak Lebih Murah Saat Pajak 0%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular