²©²ÊÍøÕ¾

Untuk melakukan stabilisasi pergerakan nilai tukar yang merosot tajam, biaya yang harus dikeluarkan pun mahal. Cadangan devisa Turki bahkan sampai berkurang lebih dari US$ 30 miliar sepanjang tahun ini. 

Di sinilah impian dan misi ambisius Erdogan untuk menumpas segitiga setan terhalang tembok yang besar. Erdogan harus kembali mencopot gubernur bank sentral akibat krisis mata uang yang terjadi.

Pada November lalu Murat Uysal sebagai pimpinan tertinggi otoritas moneter Turki diberhentikan dan diganti oleh mantan Menteri Keuangan Naci Agbal.

Selain menunjuk gubernur bank sentral yang baru, ada hal yang tak kalah penting. Erdogan juga mengisyaratkan dia akan mundur dari dari peran sentralnya dalam intervensi kebijakan moneter.

Setelah Naci Agbal resmi jadi nakhoda bank sentral Turki, suku bunga acuan dinaikkan secara fantastis sampai 500 basis poin pada November lalu. Suku bunga acuan dinaikkan lagi di bulan Desember sebesar 200 basis poin menjadi 17%.

Kenaikan suku bunga acuan tersebut membuat Lira mulai mengalami apresiasi sehingga secara year to date (ytd) Lira 'hanya' melemah 27% terhadap dolar AS. Lumayan, tidak minus 43% seperti awal November lalu.

Untuk sementara waktu suku bunga acuan Turki memang dinaikkan guna menjinakkan inflasi yang ganas dan mengembalikan kewibawaan Lira. Namun pandangan Erdogan terhadap ekonomi sejatinya tidak berubah bahwa suku bunga tinggi tetap menjadi musuh utamanya.

"Saya akan mengatakannya lagi dan jangan pernah lupa bahwa bunga adalah penyebabnya dan inflasi adalah akibatnya," kata Erdogan. "Insya Allah, kita akan mengatasi rintangan ini dan menurunkan inflasi." lanjutnya sebagaimana dilaporkan Bloomberg.

Pria yang sudah 17 tahun menjabat sebagai kepala pemerintahan Turki itu ternyata masih menggenggam impian ambisiusnya untuk menumpas segitiga setan. Mari kita lihat saja sepak terjangnya akan seperti apa ke depan.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

(twg/twg)

Pages

Show All