²©²ÊÍøÕ¾

ITAGI Ungkap Sederet Masalah Vaksinasi Covid-19 di RI

Yuni Astutik, ²©²ÊÍøÕ¾
19 January 2021 16:01
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 Sinovac ke tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama, Jumat (15/1/2021). Vaksinasi kepada para tenaga kesehatan tersebut sebagai upaya penanggulangan pandami Covid-19. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Vaksinasi Covid-19 Kepada Tenaga Medis di Puskesmas (²©²ÊÍøÕ¾/ Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Profesor Sri Rezeki Hadinegoro menjabarkan sejumlah persoalan terkait masalah vaksinasi di Indonesia.

"Pada pelaksanaan vaksinasi beberapa masalah masih ada. Terutama soal pendaftaran terutama di RS. Ada beberapa yang belum terdaftar, NIK, sebetulnya koordinasi Kominfo, Telkom dan BPJS ini yang sedang diperbaiki agar data akurat," katanya saat rapat dengar pendapat antara Komisi IX DPR dengan IDI, Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjadjaran, Komnas KIPI, dan pengurus ITAGI di Jakarta, Selasa (19/1/2021).

Persoalan kedua adalah terkait dengan penyakit bawaan atau komorbid. Ini menjadi permasalahan, karena dikhawatirkan ada orang yang tak mengetahui dirinya memiliki darah tinggi, misalnya.

"Ini ditunda, bukan tak boleh. Tunda sampai kapan, ini perlu koordinasi dan info ke masyarakat," tegasnya.

ITAGI merupakan badan independen yang terdiri dari para ahli. Tugasnya, memberi saran kepada pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI terkait strategi imunisasi dan keamanan vaksin. Mulai dari pengembangan dengan teknologi apa yang digunakan hingga membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan berdasarkan basis bukti.

"Semua apa yang dikerjakan, program imunisasi pemerintah harus berdasarkan keilmuan, yang bisa dicari literaturnya," katanya.

Saat pandemi, ITAGI memiliki peran antara lain menyusun roadmap, tahapan imunisasi, sasaran dan lainnya. Kemudian melakukan kajian, apalagi vaksin covid-19 ada beberapa platform.

"Akan dikaji satu persatu, untung rugi. Mana yang fit untuk Indonesia. Fit untuk usia lanjut. Kemudian sosialisasi antar lembaga, diskusi dengan lembaga lain dengan kementerian lain. Memberikan kontribusi BPOM mengenai vaksin baru," pungkasnya.


(dob/dob) Next Article Tahun Baru di Pusat Covid-19, Mengerikan & Penuh Harap

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular