
Bukan Pabrik Mobil, Tesla Mau Bangun Power Bank Raksasa di RI

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Deputi Investasi & Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto mengatakan bahwa komunikasi Indonesia dengan produsen mobil listrik Telsa terus berlangsung. Namun, rencana investasi Tesla di Indonesia bukan untuk produksi mobil listrik, melainkan Energy Storage System (ESS).
Seto mengatakan investasi ESS telah dilakukan Tesla di Australia. Sistem Ini menjadi solusi untuk mengganti pembangkit peaker, yang digunakan saat permintaan listrik sedang tinggi.
"Dengan Tesla memang mereka juga melihat ESS yang mereka bangun di Australia. Ini solusi namun lebih arahnya untuk pengganti pembangkit yang peaker," paparnya dalam acara Future Energy Tech and Innovation Forum 2021 yang diselenggarakan Katadata secara virtual, Senin, (08/03/2021).
Seto menyebut, investasi ESS Tesla di Australia berjalan sukses, dan mereka menawarkan opsi-opsi tersebut di Indonesia.
"Mereka sukses di Australia, dan mereka terus terang tawarkan opsi-opsi ke Indonesia. Seperti inilah satu diskusi kami dengan Tesla," jelasnya.
ESS ini seperti 'power bank' dengan giga baterai skala besar yang bisa menyimpan tenaga listrik besar hingga ratusan mega watt (MW) dan bisa dijadikan sebagai stabilisator atau untuk pengganti pembangkit peaker (penopang beban puncak).
Sebelumnya Tesla dikabarkan akan segera membangun pabrik mobil listriknya di Selatan India, Karnataka, pada tahun 2021. Hal tersebut membuat publik di negara ini menerka-nerka, apakah artinya perusahaan milik Elon Musk ini menghentikan rencana investasinya di Indonesia.
Bila mencermati penjelasan awal dari pihak pemerintah, tim percepatan baterai kendaraan listrik, bahkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tergabung dalam pembentukan Indonesia Battery Holding yakni PT Pertamina (Persero), Tesla tampak masih berminat untuk berinvestasi di Indonesia, namun di sektor berbeda dari rencana investasinya di India tersebut.
Bila di India disebutkan mereka akan berinvestasi di pabrik mobil listrik, sementara di Indonesia dikabarkan mereka lebih berminat untuk berinvestasi di sistem penyimpanan energi (Energy Storage System/ ESS) atau seperti 'power bank' raksasa.
(dob/dob) Next Article Video: Pengiriman Kendaraan Tesla Melonjak 40% Pada 2022