
Lawan Impor, Mentan: Perkiraan Beras Surplus 12 Juta Ton!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa stok beras hingga akhir Mei atau selesai momen Idul Fitri masih dalam tahap aman.
Stok hingga akhir Desember lalu mencapai 7.389.575 ton, sementara perkiraan produksi dalam negeri pada panen raya ini mencapai 17.511.596 ton sehingga jumlah stok beras hingga akhir Mei mencapai 24.901.792 ton.
Jumlah tersebut lebih dari cukup karena estimasi kebutuhan mencapai 12.336.041 ton. Syahrul dengan percaya diri memastikan bahwa stok beras akan surplus.
"Prognosa neraca pangan pokok sampai bulan Mei 2021 diperkirakan dalam keadaan cukup. Beras diperkirakan surplusnya di atas kurang lebih 12 juta ton," katanya dalam rapat dengar pendapat bersama Meteri Pertanian dan Menteri Kelautan dan Perikanan.
Keyakinan itu karena hingga minggu II Maret 2021, total stok ada 6.790.241 ton. Sebagian besar merupakan topangan beras rumah tangga sebesar 3.704.860 ton, kemudian penggilingan 1.260.263 ton serta Bulog 870.620 ton. Sisanya berasal dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), serta pedagang dan Horeka (hotel, restoran dan kafe).
"Harga rata-rata beras di tingkat penggilingan dan eceran diprediksi masih dalam kondisi cukup stabil sampai dengan bulan Juni 2021 walaupun terjadi tren dinamika harga relatif penurunan 0,1% sampai 0,2%," sebutnya.
Meski sudah menyatakan aman, namun Pemerintah nampaknya bakal tetap melakukan impor beras di tengah panen raya medio Maret-April mendatang. Alasannya untuk mengancaman cadangan beras pemerintah. Selama ini beras yang diproduksi di dalam negeri tersimpan di masyarakat dan para pedagang.
Kabar impor ini bukan isapan jempol belaka, pemerintah Thailand bakal menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk menjual sebanyak 1 juta ton beras setahun dalam kesepakatan antar pemerintah (G2G) dengan Indonesia.
Menteri Perdagangan Thailand Jurin Laksanawisit mengatakan penandatanganan MoU akan dilakukan pada minggu terakhir Maret mendatang. MoU ini nantinya mencakup tidak lebih dari satu juta ton beras putih 15% hingga 25% setahun selama empat tahun.
Namun demikian, penjualan beras tersebut juga termasuk dalam syaratnya, tergantung produksi beras kedua negara tersebut dan harga beras dunia, sebagaimana dilaporkan Bangkok Post.
(hoi/hoi) Next Article RI Impor 1 Juta Ton Beras Belum Terealisasi, Ini Sebabnya