
Banyak Negara Butuh, Uni Eropa Minta AS Cs Ekspor Vaksin!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Komisi Uni Eropa (UE) pada Jumat (7/5/2021) meminta agar Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara pembuat vaksin Covid-19 di dunia segera memfokuskan untuk mengekspor produk mereka agar kekebalan global tercapai.
Hal ini disampaikan oleh kepala komisi Ursula von der Leyen. Ia menekankan bahwa diskusi mengenai pengesampingan paten tidak akan menghasilkan satu dosis vaksin Covid-19 dalam jangka pendek hingga menengah.
"Kita harus terbuka untuk memimpin diskusi ini. Tapi ketika kita memimpin diskusi ini, perlu ada pandangan 360 derajat tentangnya karena sekarang kita membutuhkan vaksin untuk seluruh dunia," ujarnya.
"Uni Eropa adalah satu-satunya wilayah atau benua demokratis di dunia ini yang mengekspor dalam skala besar," kata von der Leyen.
Ia mengatakan sekitar 50% dari vaksin virus corona yang diproduksi di Eropa diekspor ke hampir 90 negara, termasuk yang ada dalam program COVAX yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sebelumnya pengabaian paten ini didukung oleh beberapa negara seperti AS. Negeri yang dikomandoi Presiden Joe Biden itu mendukung pengabaian hak paten vaksin Covid-19. Langkah ini diambil untuk mendukung akses vaksin merata untuk negara-negara miskin.
Perwakilan Dagang AS Katherine Tai mengatakan, meski hak kekayaan intelektual untuk bisnis itu penting, Washington mendukung pengabaian hak paten vaksin Covid-19 untuk mengakhiri pandemi.
"Ini adalah krisis kesehatan global, dan keadaan luar biasa dari pandemi Covid-19 memerlukan tindakan luar biasa," katanya dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP Jumat (7/5/2021).
WHO sendiri mendukung langkah itu dengan mengatakan bahwa dukungan untuk skema pengesampingan paten ini sangat bersejarah dan sangat membantu dunia dalam mempercepat produksi dan distribusi vaksin.
Sementara itu pembuat vaksin Covid-19 asal AS, Pfizer, menolak ide pengabaian paten ini. CEO Pfizer Albert Bourla memperingatkan bahwa pengabaian perlindungan paten untuk vaksin Covid-19 akan memicu perlombaan di seluruh dunia untuk bahan baku yang mengancam pembuatan vaksin yang aman dan efisien.
"Entitas dengan sedikit atau tanpa pengalaman dalam pembuatan vaksin cenderung mengejar bahan mentah yang kami butuhkan untuk meningkatkan produksi kami, menempatkan keselamatan dan keamanan semua dalam risiko," tulis CEO tersebut dalam sebuah pernyataan.
(mij/mij) Next Article AS Tunda Vaksin Anak di Bawah 4 Tahun Hingga April 2022