²©²ÊÍøÕ¾

Pandemi Hantam Bisnis Terminal Pelabuhan, Ini Buktinya

Emir Yanwardhana, ²©²ÊÍøÕ¾
16 June 2021 17:22
Bongkar Muat Barang di Singapura
Foto: The Straits Times

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Jakarta International Container Terminal menargetkan tahun ini dapat melayani layanan peti kemas mencapai 2,1 juta Teus. Optimisme disokong dari kondisi ekonomi yang mulai membaik.

"Ekonomi makro membaik sehingga throughput kita bisa kembali ke sebelum masa Covid - 19," kata Direktur Utama JICT Ade Hartono, dalam konferensi pers, Rabu (16/6/2021).

Ade mengatakan kapasitas maksimal terminal petikemas JICT mencapai 2,8 juta Teus seluas 90 hektare, menjadi terminal petikemas terbesar di Indonesia. Tahun ini perusahaan mengejar target mencapai 2,1 juta Teus. Tahun lalu dengan kondisi pembatasan yang ketat, perusahaannya masih dapat mencatatkan pelayanan peti kemas mencapai 1,8 juta Teus.

Sementara hingga Januari - Mei 2021 arus petikemas di JICT mencapai 807.239 Teus, angka ini sudah menyamai torehan sebelum pandemi, pada periode yang sama.

Ade menjelaskan, perusahaan akan terus mengembangkan digitalisasi pelabuhan, sehingga mengurangi kontak langsung antara petugas dan customer.

"Sampai saat ini market share kita 42% melayani pengguna jasa di Tanjung Priok, secara umum 60%-70% barang yang beredar itu dari Tanjung Priok, nah 42% itu dilayani JICT. Makanya sampai saat ini JICT masih menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia," katanya.

Corporate Secretary JITC Radit Arrya mengatakan perusahaan masih optimistis capaian target 2,1 juta Teus bisa tercapai, karena dari capaian sebelum pandemi arus petikemas di JICT bisa mencapai 2,3 juta.

"Ya optimisme dari historical kita sebelumnya, dari beberapa tahun lalu tapi memang kita masih harus melihat lagi kondisi di lapangan," katanya.

Walaupun dari isu belakangan ada kelangkaan kontainer yang disebabkan arus logistik secara global tersendat, sehingga jumlah kontainer terbatas masih terjadi. Menurut Radit kendala yang terjadi di arus logistik dunia itu belum mempengaruhi pengiriman kontainer.

"Biasanya nggak pengaruh ke semua, karena banyak partner kita kan. Tergantung dari masing-masing customer tiap port, ini berdampak tapi nggak semua. Jadi nggak rata, tergantung dari customer masing-masing tiap port," jelasnya.


(hoi/hoi) Next Article Heboh Pungli Tanjung Priok, Gimana nih Bos-Bos JICT?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular