²©²ÊÍøÕ¾

Tolak Vaksin, Ini Strategi Kim Jong Un Basmi Corona di Korut

Tommy Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
05 September 2021 15:32
FILE - In this undated file photo provided by the North Korean government on July 30, 2021, North Korean leader Kim Jong Un attends a workshop of the commanders and political officers of the Korean People's Army, in Pyongyang, North Korea. U.N. human rights investigators have asked North Korea to clarify whether it has ordered troops to shoot on sight any trespassers who cross its northern border in violation of the country's pandemic closure. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP, File)
Foto: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah Korea Utara (Korut) memutuskan untuk menolak tawaran 3 juta vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Ini dikatakan Pyongyang di depan lembaga PBB, UNICEF.

Di hadapan UNICEF, negara pimpinan Kim Jong Un itu menyebutkan bahwa penolakan ini didasari oleh kelangkaan vaksin di dunia. Korut menyebut bahwa vaksin itu harus terlebih dahulu diprioritaskan kepada negara-negara yang lebih membutuhkan.

"Kementerian publik Korut menunjuk pada pasokan global yang terbatas untuk vaksin dan lonjakan virus yang berkelanjutan di tempat lain," ujar UNICEF sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (2/9/2021).

Meski begitu, pemerintah Korut tidak kehabisan akal dalam melawan pandemi. Dalam rapat dengan Politbiro Partai Komunis pada Kamis (9/8/2021), Kim meminta pemerintah Korut untuk mempersiapkan "sistem pencegahan epidemi dengan gaya kita sendiri."

"Pejabat harus mengingat bahwa pengetatan pencegahan epidemi adalah tugas yang sangat penting yang tidak boleh dilonggarkan bahkan untuk sesaat," ujar Kim sebagaimana dikutip Media propaganda Korut, KCNA.

Kim juga menambahkan bahwa diperlukan adanya faktor material, teknis, dan peningkatan kualifikasi kesehatan pekerja dalam pencegahan penyebaran virus.

"Sambil menekankan perlunya sarana material dan teknis untuk pencegahan virus dan meningkatkan kualifikasi petugas kesehatan, Kim juga menyerukan lebih lanjut pembulatan sistem pencegahan epidemi gaya Korut," tambah KCNA.

Beberapa analis menganggap bahwa Kim seakan tidak mau mendekatkan Korut dengan mekanisme COVAX yang diusung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pasalnya COVAX mengharuskan pembuatan laporan distribusi vaksin di negaranya.

"Rezim Kim tampaknya ingin vaksin paling aman dan efektif untuk kaum elite," kata profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul, Leif-Eric Easley.

Sementara itu, sebuah laporan lembaga think tank Korea Selatan, Institute for National Security Strategy, menyebut bahwa bahwa Korut juga tidak tertarik pada vaksin buatan China karena kekhawatiran bahwa vaksin-vaksin itu tidak begitu efektif. Namun, Pyongyang telah menunjukkan minat pada vaksin yang dibuat Rusia.

Sejauh ini, Korut belum melaporkan kasus Covid-19. Meski begitu, otoritas negara tersebut telah memberlakukan tindakan protokol yang ketat, termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.


(dob/dob) Next Article Duh, Korut 'Diserang' Patah Hati Berjamaah karena Kim Jong Un

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular