²©²ÊÍøÕ¾

Harga Sembako Loyo, Daya Beli Rakyat KO?

Hidayat Setiaji, ²©²ÊÍøÕ¾
13 September 2021 12:09
Ilustrasi Pasar Swalayan
Ilustrasi Pasar Swalayan (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Harga berbagai sembako yang 'loyo' itu sepertinya menjadi penegas bahwa daya beli rakyat Indonesia sedang bermasalah. Terihat dari inflasi inti yang pada Agustus 2021 berada di 1,31% yoy, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 1,4% yoy.

Data lain yang memberi konfirmasi adalah Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Pada Agustus 2021, IKK berada di 77,3. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 80,2 sekaligus menjadi yang terendah sejak Oktober 2005.

IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika di bawah 100, maka artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.

Pesimisme konsumen tidak lepas dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang masih belum reda. Bahkan kini ada virus corona varian delta yang jauh lebih mudah menular dari sebelumnya.

"Pada Agustus 2021, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini melemah dari bulan sebelumnya, ditengarai sejalan dengan masih berlanjutnya kebijakan PPKM Level 3 dan 4 di berbagai wilayah di Indonesia, yang berdampak pada kembali menurunnya aktivitas ekonomi dan terbatasnya penghasilan masyarakat. Penurunan IKE terjadi pada seluruh komponen penyusunnya, terdalam pada Indeks Penghasilan Saat Ini sebesar -10,7 poin menjadi 63,4.

"Keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan enam bulan sebelumnya melemah disebabkan penurunan penghasilan rutin (gaji/upah/honor) maupun omset usaha, yang ditengarai akibat masih berlangsungnya penerapan PPKM Level 3 dan 4 di berbagai kota khususnya Jawa dan Bali. Penurunan indeks terjadi pada hampir seluruh kategori pengeluaran, terutama pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp3,1-4 juta per bulan. Menurut kategori usia, penurunan indeks terjadi pada mayoritas kelompok usia, terutama responden berusia 20-30 tahun," papar laporan BI.

Penyebaran virus corona varian delta yang begitu masif sempat membuat Indonesia menjadi sorotan dunia. Kala itu, Juli 2021, tambahan pasien positif bisa lebih dari 50.000 orang dalam sehari.

Oleh karena itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemudian terpaksa menerapkan PPKM Darurat pada 3-20 Juli 2021. Selepas itu, PPKM diubah menjadi berlevel di mana Level 4 adalah yang paling ketat dan Level 1 yang paling longgar.

Seiring perjalanan, PPKM mampu menekan angka kasus positif secara signifikan. Kini tambahan kasus harian mulai stabil di bawah 10.000 orang per hari.

Hasilnya, mulai bulan lalu pemerintah sedikit-sedikit sudah kembali membuka 'keran' aktivitas dan moblitas masyarakat. Restoran dan warung makan sudah boleh melayani pengunjung yang makan-minum di tempat, meski ada pembatasan waktu dan kapasitas. Pusat perbelanjaan alias mal juga sudah boleh beroperasi, meski terbatas dan tidak di seluruh wilayah.

Namun keyakinan konsumen yang terlanjur anjlok sejak awal pemberlakuan PPKM tidak bisa bangkit begitu saja. Butuh waktu yang lebih lama untuk memulihkan keyakinan tersebut.

Apalagi situasi pandemi masih sangat belum pasti. Saat ini boleh saja pandemi sudah terkendali, tetapi ke depan siapa yang tahu? Bisa saja kasus melonjak lagi sehingga pemerintah kembali mengetatkan PPKM. Ketidakpastian ini yang membuat rakyat masih tidak pede memandang prospek perekonomian.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular