²©²ÊÍøÕ¾

Orang Dalam: Merger Pelindo I-IV Tak Mudah, Dinamika Tinggi

Monica Wareza, ²©²ÊÍøÕ¾
17 September 2021 13:45
Pelindo III
Foto: Pelindo III (Foto: Ist)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) disebut-sebut akan mengonsolidasikan seluruh bisnis marine and equipment di bawah perusahaan baru hasil penggabungan Pelindo I-IV. Proses merger ini ditargetkan akan rampung pada awal Oktober 2021 mendatang.

Direktur Utama IPCM, Amri Yusuf, mengatakan penggabungan Pelindo ini merupakan proses yang panjang dan tidak mudah. Perusahaan tidak memiliki kapasitas menjelaskan lebih lanjut mengenai hal tersebut, mengingat ini merupakan aksi korporasi yang dilakukan oleh induk usahanya.

"Sepanjang yang kami tahu proses merger ini tidak mudah dan sekarang masih terus berlangsung, dinamikanya cukup tinggi. Kami tidak memiliki kapasitas untuk menjelaskan detail atau rinci yang lebih lengkap terkait dengan proses merger ini," kata Amri dalam public expose virtual, Jumat (17/9/2021).

Untuk diketahui, sebelumnya Direktur Utama Pelindo II, Arif Suhartono, mengatakan dua anak usahanya ini memiliki jenis usaha berbeda. IPCC rencananya akan dikonsolidasikan kepada subholding bisnis non peti kemas, sedangkan IPCM rencananya akan memimpin konsolidasi subholding marine, equipment & port services.

"IPCC dan IPCM itu anak usaha Pelindo 2 yang mempunyai bisnis berbeda satunya kendaraan dan marine service," kata Arif dalam wawancara dengan ²©²ÊÍøÕ¾ TV, Selasa (7/8/2021).

"IPCC akan digabung ke non peti kemas, [sedangkan] IPCM akan digabung ke marine and equipment. IPCM akan mengkonsolidasi seluruh kegiatan yang sejenis yang dilakukan Pelindo I, II, III, dan IV," terangnya.

Untuk diketahui, saat ini pemerintah tengah memproses penggabungan empat perusahaan pelabuhan pelat merah, yakni PT Pelindo I-IV (Persero). Penggabungan ini akan menyisakan PT Pelindo II (Persero) sebagai induk usaha/holding pelabuhan milik pemerintah.

Dengan menjadikan Pelindo II sebagai holding usaha, secara otomatis Pelindo lainnya akan dilebur menjadi anak usaha berdasarkan masing-masing bisnis. Setelah menjadi holding, Pelindo II akan berganti nama menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

Entitas baru ini akan menjalankan empat bisnis utama melalui entitas yang berbeda, yang merupakan penggabungan dari bisnis Pelindo sebelumnya.

Empat bisnis tersebut antara lain adalah bisnis peti kemas dengan nama PT Pelindo Multi Terminal dan berkantor di Medan dan bisnis non-petikemas di bawah PT Terminal Petikemas Indonesia, berkantor di Surabaya.

Lalu bisnis logistic & hinterland development yang akan berkantor di Jakarta dengan nama PT Pelindo Solusi Logistik. Terakhir adalah bisnis marine, equipment & port services yang akan berkantor pusat di Makassar.

IPCM berencana menambah enam kapal baru untuk meningkatkan level of service perusahaan dan menggaet pangsa pasar baru di luar yang sudah ada saat ini.

Dana Rp 235 miliar dianggarkan perusahaan untuk pengembangan tersebut, termasuk untuk mendigitalisasi sistem pengawasan kapal,

Direktur Armada dan Teknik IPCM, Muhammad Iqbal, mengatakan empat kapal untuk pengadaan di tahun ini dengan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) Rp 95 miliar. Sedangkan sisanya merupakan anggaran untuk tahun 2022.

"Capex 2021 Rp 95 miliar untuk penambahan empat kapal, satu tunda dan tiga kapal pandu. 2022 masih proses, tapi estimasi Rp 140 miliar, penambahan 2 kapal tunda dan akan investasi digital dan teknologi," kata Iqbal dalam public expose virtual, Jumat (17/9/2021).

Dia menjelaskan, penambahan jumlah kapal ini untuk meningkatkan layanan kepada perusahaan yang saat ini menjadi pasar perusahaan, yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), yang masih terafiliasi dengan perusahaan.

Selain itu juga untuk membuka pangsa pasar baru di luar perusahaan yang terafiliasi, mengingat permintaan untuk bisnis pandu dan tunda sangat penting untuk layanan kepelabuhanan.

Lebih lanjut, investasi di teknologi dan digitalisasi akan dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan kapal-kapal yang dimiliki perusahaan.

"Sistem pengawasan ini akan terintegrasi dengan yang ada di terminal. Yang akan kami buat akan bisa memantau aktivitas kapal, dan bisa lihat aktivitas kegiatan kami, apa yang dilakukan termasuk bisa track berapa pendapatan armada dan biaya yang timbul. Jadi di armada yang 2021 bisa lihat semua aktivitas armada, bisa dikontrol dengan baik," terang dia.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular