²©²ÊÍøÕ¾

Bak di Film! Geng Bersenjata Dikejar Polisi Hingga Adu Tembak

Tommy Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
24 October 2021 11:50
Luis Gustavo Morales, the 15-year-old son of a community policeman, practices his aim with a fake weapon during a display set up for the media to attract the federal government’s attention to the dangers of organized crime which his town negotiates daily in Ayahualtempa, Guerrero state, Mexico, Wednesday, April 28, 2021. Luis Gustavo's father Luis Morales said that at first it made him sad to train his son to defend the town, but now he's proud of him because he will know how. (AP Photo/Marco Ugarte)
Foto: Luis Gustavo Morales, anak laki-laki berusia 15 tahun mempraktikkan bidikannya dengan senjata palsu selama pertunjukan yang disiapkan untuk menarik perhatian pemerintah federal terhadap bahaya kejahatan terorganisir yang dinegosiasikan oleh kotanya setiap hari di Ayahualtempa , Negara bagian Guerrero, Meksiko, Rabu, 28 April 2021. (AP / Marco Ugarte)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sebuah insiden baku tembak dan pengejaran terjadi di kota Matamoros, Meksiko pada Jumat (22/10/2021). Insiden itu melibatkan kepolisian setempat melawan sebuah kelompok geng bersenjata.

Mengutip Reuters, Minggu (24/10/2021), insiden itu dimulai saat petugas keamanan menghentikan laju beberapa kendaraan yang dianggap mencurigakan. Saat petugas menghentikan mobil yang diisi para kelompok bersenjata itu, para anggota kelompok itu kabur dan melawan.

Para anggota geng tersebut kemudian diketahui juga melakukan aksi pembakaran beberapa mobil saat dalam pengejaran. Hal ini dilakukan untuk mencapai pusat kota dan menghambat langkah kepolisian yang mengejar mereka.

"Insiden itu dimulai pada Jumat malam di kota perbatasan Matamoros, ketika petugas militer dan polisi berusaha menghentikan beberapa kendaraan yang mencurigakan," kata pejabat dari negara bagian Tamaulipas.

Dalam kejadian itu, tiga anggota kelompok bersenjata Teluk Meksiko tersebut dan satu orang pemantau kepolisian tewas.

Matamoros sendiri telah menjadi rumah bagi kamp migran di mana para migran itu diperintahkan untuk tinggal sambil menunggu klaim suaka diproses di Amerika Serikat (AS). Klaim itu diproses dengan kebijakan era Trump yang disebut Migrant Protection Protocols (MPP).

Program ini telah banyak dikritik oleh para advokat migran karena mengirim pencari suaka ke kota-kota perbatasan yang sarat kejahatan, seperti Matamoros, dan menyuruh mereka menunggu dalam rentang waktu yang sangat lama disana.

Presiden AS Joe Biden telah berusaha untuk mengakhiri kebijakan tersebut. Rencananya MPP akan segera dicabut pada pertengahan November mendatang.


(wia) Next Article Ngeri! Kartel Narkoba Meksiko Gantung 9 Orang di Jembatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular