²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Riset Baru soal "Anak" Omicron, Berbahaya Seperti Delta?

sef, ²©²ÊÍøÕ¾
18 February 2022 14:00
Ilustrasi Virus Covid-19 (Photo created by wirestock via Freepik)
Foto: Ilustrasi Virus Covid-19 (Photo created by wirestock via Freepik)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Penelitian terbaru dirilis soal subvarian Omicron, BA.2. "Son of Omicron" alias anak Omicron tersebut dilaporkan tak hanya menyebar lebih cepat dari Omicron asli tapi juga bisa menyebabkan penyakit lebih parah.

Eksperimen dilakukan laboratorium Jepang. Studi pracetak dimuat di biRvix, namun belum ditinjau, sehingga belum dipublikasikan di jurnal medis.

Studi itu menunjukkan BA.2 mampu menyebabkan penyakit serius seperti varian Covid-19 lebih lama, termasuk Delta. BA.2 mampu lolos menembus kekebalan vaksin meski booster bisa mengembalikan perlindungan, membuat terlindungi 74%.

BA.2 juga disebut resisten terhadap beberapa pengobatan. Termasuk sotrovimab, antibodi monoklonal yang saat ini digunakan untuk melawan Omicron.

BA.2 pun dikatakan memiliki lusinan perubahan gen yang berbeda dari strain asli Omicron. Ini membuatnya berbeda.

Kei Sato, seorang peneliti di Universitas Tokyo yang melakukan penelitian, berpendapat bahwa temuan ini membuktikan bahwa BA.2 tidak boleh dianggap sebagai jenis Omicron. Bahkan perlu dipantau lebih ketat.

"Seperti yang Anda ketahui, BA.2 disebut 'siluman Omicron'," kata Sato kepada CNN International menjelaskan sulitnya subvariant itu ditemukan di tes PCR.

"Menetapkan metode untuk mendeteksi BA.2 secara khusus akan menjadi hal pertama" yang perlu dilakukan banyak negara."

Hal senada dikatakan ahli virus di Fakultas Kedokteran Universitas Washington, yang meninjau penelitian tetapi bukan bagian dari penelitian.

"Sepertinya kita mungkin melihat huruf Yunani baru di sini," katanya merujuk simbol varian corona yang diberikan WHO sebelumnya.

BA.2 sudah terdeteksi di 74 negara. BA.2, mengutip laporan WHO 15 Februari, dominan di 10 negara yakni Bangladesh, Brunei, Cina, Denmark, Guam, India, Montenegro, Nepal, Pakistan dan Filipina.

Ada bukti beragam soal keparahan BA.2. Di Afrika Selatan dan Inggris rawat inap justru tengah menurun. Tetapi di Denmark, di mana BA.2 jadi penyebab utama infeksi, rahat inat dan kematian meningkat.

Halaman 2>>


(sef/sef) Next Article WHO Bawa Kabar tak Sedap soal "Anak" Omicron, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular