²©²ÊÍøÕ¾

BNPB: Mitigasi Bencana Alam Sesuai Karakter Daerah

Khoirul Anam, ²©²ÊÍøÕ¾
24 February 2022 14:37
BNPB
Foto: Dok BNPB

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyiapkan berbagai mitigasi dalam menghadapi bencana alam, seperti banjir, longsor, hingga erupsi gunung berapi. Kepala BNPB Mayjen TNI Suharyanto mengatakan mitigasi dalam bencana banjir menjadi pilot project antara BNPB, Kementerian PUPR, dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk dapat menciptakan lingkungan yang bisa menampung air apabila terjadi cuaca ekstrem.

Di samping itu, kata dia, BNPB juga perlu melakukan peringatan dini secara rutin terhadap datangnya bencana alam seperti letusan gunung berapi. Mitigasi bencana pun menurutnya penting dilakukan sesuai dengan karakter daerah masing-masing. Misalnya saja, daerah yang rentan banjir, gempa bumi, hingga erupsi gunung berapi.

"Belajar dari (erupsi) Semeru kemarin, berdasarkan analisa evaluasi terkesan masyarakat itu sedikit tergagap karena saat terjadi peringatan dengan datangnya APG (awan panas guguran) itu dalam waktu 1-2 jam sehingga kita ketahui bersama banyak masyarakat yang menjadi korban jiwa," jelas Suharyanto dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2022, Kamis (24/2/2022).

Dia menambahkan BNPB telah berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memasang peringatan dini yang lebih memadai dan modern.

"Di daerah masing-masing ini menjadi catatan yang harus selalu diperhatikan," ungkapnya.

Mitigasi bencana lainnya adalah dengan mempertimbangkan risiko dalam perizinan usaha atau pembangunan infrastruktur. Dia menyebut hal ini untuk mengurangi risiko terjadinya bencana alam. Contohnya, ketika banjir, hujan ekstrem bukan menjadi satu-satunya penyebab banjir. Penyebab lainnya adalah adanya pembukaan lahan untuk keperluan usaha yang membuat perubahan lingkungan.

"Salah satunya pembukaan lahan yang semula daerah hijau, daerah resapan air, tetapi akibat pembukaan kebun menjadi sering banjir. Ini menjadi catatan bagi (pemerintah) daerah," tegas dia.

Suharyanto pun meminta perwakilan BNPB dari masing-masing daerah untuk menyampaikan hal tersebut kepada pemerintah dearah dalam memberikan izin pembangunan.

Meski demikian, Suharyanto menegaskan datangnya bencana seperti banjir dan longsor bisa diperkirakan, sehingga mitigasi bisa dilakukan sejak dini.

"Lima, sepuluh tahun lalu, itu daerah itu tidak pernah banjir. Tetapi sekarang setiap ada hujan deras itu selalu banjir. Salah satunya adalah pembukaan lahan yang semula itu daerah hijau, daerah resapan air, tetapi akibat pembukaan perkebunan menjadi sering banjir," jelasnya.


(rah/rah) Next Article Tak Bisa Sembarangan, Ini Aturan Baru Keluar Masuk Jakarta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular