
Jreng.. Ada Panic Buying Batu Bara dari Eropa, Rezeki buat RI

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Rencana Komisi Uni Eropa untuk melarang pembelian batu bara asal Rusia telah menimbulkan kepanikan dari konsumen batu bara di Eropa. Pasalnya, mereka harus segera mencari alternatif pengganti pasokan batu bara Rusia tersebut dengan sumber lainnya, salah satunya Indonesia.
Sumber ²©²ÊÍøÕ¾ di industri batu bara menyebut, sejumlah konsumen batu bara asal Eropa telah berbondong-bondong meminta pengiriman batu bara dari Indonesia. Bahkan, permintaan bukan hanya dari perusahaan, melainkan juga atas nama pemerintahnya.
Para pembeli batu bara asal Eropa ini bahkan tidak terlalu memusingkan harga.
"Mereka bahkan rela membeli di harga berapapun, yang penting pasokannya ada," ungkap sumber ²©²ÊÍøÕ¾ yang enggan disebutkan namanya, dikutip Jumat (08/04/2022).
Menurutnya, ini terjadi karena para pembeli batu bara Eropa ini lebih mengutamakan ketersediaan pasokan dan keamanan energi untuk negaranya terlebih dahulu.
"Saya belum pernah melihat fenomena seperti ini sebelumnya di industri batu bara ini. Ini panic buying!" ungkapnya.
Dengan kondisi seperti ini, dirinya melihat harga batu bara masih akan terus melonjak. Harga kini pun menurutnya belum berada di puncaknya.
Seperti diketahui, harga batu bara dunia sempat mencapai puncaknya pada awal Maret 2022 dengan mencapai lebih dari US$ 400 per ton.
Meski pada perdagangan Kamis (07/04/2022), harga batu bara kontrak Mei ditutup melemah 0,64% dibandingkan hari sebelumnya, namun masih berada pada posisi tinggi, yakni US$ 287,5 per ton.
Dalam sepekan, harga batu bara masih menguat 14,09% tetapi dalam sebulan masih turun 32,67%.
Dengan banyaknya permintaan batu bara dari Uni Eropa ini, maka dirinya memperkirakan Pemerintah Indonesia akan merestui untuk penambahan target produksi batu bara nasional tahun ini. Seperti diketahui, tahun 2022 ini produksi batu bara RI ditargetkan mencapai 663 juta ton, naik dari realisasi produksi 2021 sebesar 614 juta ton. Adapun target pemanfaatan batu bara dalam negeri pada 2022 ini sebesar 165,7 juta ton, naik dari 133 juta ton pada 2021 lalu.
Kemarin, Kamis (07/04/2022), utusan Uni Eropa menyebut akan menyetujui rencana larangan pembelian batu bara asal Rusia yang akan berlaku penuh mulai pertengahan Agustus, sebulan lebih lambat dari yang diusulkan.
Hal tersebut diungkapkan seorang sumber Uni Eropa kepada Reuters, Kamis (07/04/2022). Rencana penundaan pelarangan menjadi pertengahan Agustus ini disebutkan karena adanya tekanan dari Jerman untuk menunda kebijakan tersebut.
Pelarangan impor batu bara Rusia oleh Uni Eropa ini merupakan langkah signifikan dalam bagian paket sanksi kelima terhadap Rusia yang diusulkan Komisi Uni Eropa minggu ini, sebagai reaksi terhadap kekejaman di kota Bucha di Ukraina.
Setelah usulan ini disetujui, itu akan menjadi larangan pertama Uni Eropa atas impor energi dari Rusia sejak dimulainya serangan Rusia terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.
Sebagian besar pembelian batu bara Rusia oleh Eropa dilakukan di pasar spot, bukan kontrak jangka panjang. Pembelian spot tersebut akan dihentikan segera setelah sanksi dijatuhkan.
Komisi UE awalnya mengusulkan periode penghentian kontrak pembelian batu bara dari Rusia berlaku penuh dalam kurun waktu tiga bulan sejak sanksi diberlakukan, yang berarti bahwa Rusia masih dapat secara efektif mengekspor batu bara ke Uni Eropa selama 90 hari setelah sanksi dijatuhkan, menurut dokumen yang dilihat oleh Reuters.
Tetapi periode itu telah diperpanjang hingga empat bulan, sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kepada Reuters dengan syarat anonim.
Itu mengikuti tekanan sebagian besar dari Jerman, importir utama batu bara Rusia dari Uni Eropa.
Dengan sanksi yang diperkirakan akan berlaku akhir pekan ini, atau awal minggu depan, setelah dipublikasikan di jurnal resmi UE, perusahaan Rusia akan secara efektif dapat mengekspor batu bara ke UE hingga pertengahan Agustus berdasarkan kontrak yang ada.
(wia) Next Article Siap-Siap Melejit, Eropa Bakal Larang Impor Batu Bara Rusia!
