²©²ÊÍøÕ¾

Soros, Pejuang Demokrasi Liberal yang Ditolak di "Kampungnya"

Arif Gunawan, ²©²ÊÍøÕ¾
26 May 2022 21:30
George Soros
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Trader kelas paus George Soros yang juga aktivis demokrasi liberal menyerukan Barat untuk mengalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin secepatnya "demi menyelamatkan peradaban yang bebas." Ironis, idenya tak laku di tanah kelahirannya sendiri.

Hal itu disampaikannya di sela sesi makan malam Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) di Davos, Swiss, Selasa (24/5/2022). Pria 91 tahun itu percaya operasi militer Rusia di Ukraina-yang menurut Putin ditujukan untuk membasmi neo-NAZI-adalah kesalahan.

"Mengalahkan Putin sesegera mungkin, itulah intinya," tegasnya, dikutip Reuters. "Gencatan senjata tidak bisa dicapai karena dia tidak bisa dipercaya. Semakin lemah Putin, semakin tidak terduga dia," tambah Soros.

Soros membangun citra sebagai pejuang demokrasi dan masyarakat terbuka, melalui yayasan yang bernama Open Society Foundation. Dalam situsnya, disebutkan bahwa Soros telah memberikan dana pribadi hingga US$ 32 miliar ke dalam yayasan pro-demokrasi itu.

Tidak heran, istilah 'masyarakat terbuka' dan demokrasi selalu dipakai dalam sepak-terjang keturunan pria Yahudi yang lahir tahun 1930 di Hungaria ini. Sebelumnya di kesempatan yang sama, ia mengklaim perang Rusia-Ukraina bisa menjadi awal Perang Dunia III bagi masyarakat terbuka.

Ia menyebut perang Ukraina sebagai "perjuangan lebih luas antara masyarakat terbuka" versus "masyarakat tertutup". "Rezim represif sedang berkuasa dan masyarakat terbuka dikepung. Hari ini China dan Rusia menghadirkan ancaman terbesar bagi masyarakat terbuka," ujar Soros.

Dia bahkan menyebutkan bahwa Uni Eropa (UE) didirikan untuk mencegah itu terjadi, meski--tentu saja-tak menyinggung rekam jejak Eropa dan aliansi militer mereka (North Atlantic Treaty Organization/NATO) yang mengebom Yugoslavia, Afghanistan, Libya, hingga Irak.

Di Asia, citra Soros sangatlah buruk. Pengelola dana lindung nilai (hedge fund) ini disorot setelah mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Muhammad menyebutkan bahwa krisis Asia 1997 dipicu oleh tingkah Soros yang "mengebom" mata uang negara Asia.

Hedge fund adalah lembaga pengelola dana investasi kelas kakap yang membidik keuntungan besar dalam waktu singkat. Pada 1997, perusahaan hedge fund milik Soros yakni Quantum Fund melakukan spekulasi mata uang Bath di Thailand yang memicu kejatuhan mata uang itu.

Selanjutnya, mata uang negara Asia Tenggara lainnya juga diterpa aksi jual sehingga pecahlah krisis moneter yang memicu kesengsaraan bagi jutaan rakyat di Asia. Di Indonesia, krisis 1997 memicu konflik multidimensional yang mendongkrak angka kemiskinan jadi 49,5 juta orang.

Itu bukan aksi dia yang pertama. Di Eropa, Soros pernah membanting kurs mata uang Inggris poundsterling. Pada 1992, ia sukses menguras devisa milik bank Sentral Inggris sehingga mata uang sterling anjlok 15%. Soros disebut-sebut meraup cuan US$ 1 miliar (Rp 14 triliun).

Karena itu, trader gaek yang bermukim di Amerika Serikat (AS) itu disebut-sebut memiliki uang dan kekuatan yang besar sehingga mampu mengguncang ekonomi suatu negara. Hanya saja, kekuatan tersebut, dan bahkan ide dia, tak laku di negerinya sendiri yakni Hungaria.

Soros dengan ide demokrasi liberalnya telah menjadi musuh Rusia sejak tahun 1984 tatkala dia memberikan dukungan finansial secara terbuka kepada kelompok oposisi Rusia, dengan dalih 'menyemai benih demokrasi di Eropa Timur.'

Salah satu proyeknya adalah memberi beasiswa bagi para calon politisi Eropa Timur, untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi Amerika Serikat (AS) dan Eropa Barat. Salah satu penerimanya adalah Viktor Orban-peraih beasiswa di Oxford, yang kini menjadi Perdana Menteri Hungaria dan justru berbalik arah menendang Soros dan organisasinya.

"Kita memerangi musuh yang berbeda. Tak terbuka, tapi tersembunyi; tak terang-terangan tapi tersamar; tak jujur tapi punya dukungan; bukan nasional tapi internasional; tak percaya pada kerja nyata tapi berspekulasi dengan uang; tak punya Tanah Air tapi merasa seluruh dunia adalah miliknya," ujat Orban dalam kampanye pada 2018, menyindir jaringan Soros.

Di bawah kendali Orban, Hungaria dibawa bertransformasi dari "demokrasi liberal menjadi demokrasi Kristen", di mana konstitusi sedang ditulis ulang untuk membatasi kaum gay dengan menegaskan bahwa institusi perkawinan hanya berlaku untuk lelaki dan perempuan.

Lawan utama Orban tentu saja LSM milik Soros yang menyerukan masyarakat demokratis, terbuka, dan bebas (termasuk urusan gender dan perkawinan). Berulang kali Soros menuduh Orban dan kekuatan politiknya sebagai "klepto yang tengah mencuri kekayaan Hungaria".

Soros juga kian getol mengritik pemerintahan Orban, dan bahkan menyerukan penyelidikan mengapa Hungaria menerima vaksin produksi Rusia dan China. Orban tentu saja berang, karena situasi pandemi saat itu berujung pada seretnya pasokan vaksin dari Uni Eropa.

"Tugas untuk menentukan mana vaksin yang bagus dan yang tidak bukanlah tugas Soros. Biarlah laboratorium dan masyarakat Hungaria, yang akan bebas memilih vaksin mana yang dipakai, yang menentukannya," ujar Orban seperti dikutip Hungary Today (20/11/2020).

qSumber: Statista

Sebelumnya, Hungaria mengeluarkan undang-undang bertajuk 'Hentikan Soros' yang ditujukan untuk melarang pengurusan dokumen imigran ilegal. Orban menuduh Soros membiayai lobi dan gerakan untuk mengarahkan imigran Uni Eropa ditampung di Hungaria saja.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular