
Update Terkini KBRI Bern Soal Pencarian Anak Ridwan Kamil

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bern telah memastikan otoritas kota dan pemerintah Swiss melakukan upaya maksimal untuk mencari Emmeril "Eril" Khan Mumtadz (23). Ia adalah putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang dilaporkan terseret di Sungai Aare sejak Kamis (26/5/2022) kemarin.
Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad menjelaskan hal tersebut Minggu (29/5/2022). Tim SAR Bern yang terdiri dari polisi air, polisi medis, dan pemadam kebakaran, tegasnya, kembali melanjutkan pencarian pada Sabtu mulai pukul 08.30 waktu setempat sampai dengan jangka waktu yang diperlukan.
Berbagai metode akan dikerahkan dalam proses pencarian. Setelah sebelumnya memakai drone thermal untuk mendeteksi panas tubuh manusia, kini tim SAR akan menggunakan drone konvensional untuk bermanuver serendah mungkin di atas permukaan sungai.
Tim juga akan menggunakan perahu pencari dan sudah bisa mengerahkan penyelam. "Metode pagi ini lebih intensif," ujar Muliaman dalam konferensi pers virtual, dikutip Senin.
Menurut Muliaman, kondisi air pada saat kejadian mencapai 16 derajat celcius dan sedikit keruh karena lelehan salju. Sehingga menjadi kendala terutama untuk mengerahkan tim penyelam.
"Sungai Aare ini datangnya dari salju yang meleleh sehingga relatif dingin dan ada kristal putih sehingga agak keruh," ucapnya.
Di kesempatan sama, Muliaman juga menepis spekulasi di media lokal setempat yang mengatakan bahwa debit air Sungai Aare menjadi besar karena sejak pengaruh perusahaan milik negara Swiss di bidang listrik Alpiq di Winznau. Di mana sejak Januari 2022, perusahaan mengalirkan antara 15 dan 25 meter kubik air per detik ke jalur lama Aare di Bendung Winznau.
"Tak ada rekayasa arus karena secara konsisten arus (di Sungai Aaree) akan seperti itu. Perbedaan (debit air) akan terjadi dari hari ke hari tergantung (apakah) ada tambahan hujan atau fenomena air lainnya sehingga debit air bertambah meluncur ke dataran lebih rendah," ujar Muliaman.
Dari data pemerintah Kota Bern, debit air rata - rata di Sungai Aare adalah 180-230 meter kubik per detik. Informasi tersebut senantiasa dapat diakses oleh publik secara online dan real time.
Sementara itu, berdasarkan catatan KBRI Bern, dalam setahun terdapat 15-20 orang yang hanyut di Sungai Aare. Tapi persentase 99,9% ditemukan.
Mayoritas orang hilang dilaporkan ditemukan dalam tiga minggu. Proses pencarian oleh tim SAR dilakukan dengan tanpa batas waktu, karena pada prinsipnya, Polisi Sungai di Kota Bern bertugas berpatroli setiap hari.
Insiden hilangnya Eril terjadi pada pukul 10.00 waktu Swiss. Saat itu Eril bersama adiknya, Zara dan temannya sedang berenang di Sungai Aare.
Eril dan rombongan turun ke sungai di area yang bertangga. Juga memilih titik di mana ada lansia dan anak-anak yang berenang dengan asumsi titik tersebut tidak berbahaya.
Eril diketahui tengah berada di Swiss untuk mencari sekolah dalam rangka melanjutkan jenjang pendidikan S2. Ia sebelumnya menempuh pendidikan S1 di ITB.
(tfa/sef) Next Article Aksi Heroik Anak Ridwan Kamil, Selamatkan Adik & Temannya
