
Andai Indonesia Ikut Arab Boikot India, Ini Dampak Ekonominya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indonesia mengecam India atas pernyataan pejabatnya karena "Islamofobia". Pernyataan tegas juga disampaikan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
"Indonesia mengutuk keras pernyataan yang merendahkan Nabi Muhammad SAW oleh dua politisi India. Pesan ini telah disampaikan kepada Duta Besar India di Jakarta," cuit akun Twitter resmi Kemenlu, dikutip ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (7/6/2022).
![]() |
Sebelumnya pernyataan Juru Bicara Partai Bharatiya Janata (BJP), Nupur Sharma di sebuah televisi nasional. BJP adalah partai asal Perdana Menteri (PM) Narendra Modi. Pernyataan Nupur Sharma dalam sebuah debat di televisi disebut menghina Nabi Muhammad SAW.
Hal ini kecaman oleh negara-negara Arab. Bahkan hingga muncul aksi boikot produksi Negeri Bollywood tersebut. Sejumlah media setempat melaporkan boikot produk-produk India. "Pusat perbelanjaan besar di Arab Saudi, Kuwait, Bahrain menghapus produk India," cuit South Asia Index, Minggu (5/6/2022).
Arab Saudi melalui pernyataan resmi kementerian luar negeri menyebut pernyataan para pejabat India menghina. "Meminta penghormatan terhadap kepercayaan dan agama," tulis kementerian dikutip AFP.
Hal sama juga dilakukan Qatar. Bahkan negara itu juga menuntut India meminta maaf atas komentar "Islamofobia" ketika Wakil Presiden India Venkaiah Naidu datang mengunjungi negara itu untuk meningkatkan perdagangan.
Kuwait pun bereaksi. Di media sosial bahkan aksi boikot produk India juga telah disuarakan.
Jika ikutan memboikot, Indonesia akan kehilangan beberapa komoditas impor dari India. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang periode Januari-Maret 2022 nilai impor Indonesia dari India mencapai US$ 2,66 miliar atau Rp 38,58 triliun (kurs=Rp14.500/US$).
Hasil-hasil minyak bumi jadi barang impor terbesar Indonesia dari India. Sepanjang kuartal pertama 2022, impor barang tersebut mencapai US$ 623,49 juta atau Rp 9 triliun.
Kemudian ada gula, tetes, dan madu yang diimpor dari India senilai Rp 5,93 triliun. Indonesia juga mengimpor kendaraan bermotor untuk barang senilai Rp 1,82 triliun.
Biji dan buah mengandung minyak, berkulit lunak senilai Rp 1,79 triliun serta impor besi kasar, besi cor juga dibeli Indonesia dari India. Lalu, besi beton dengan nilai Rp 1,52 triliun pada Januari hingga Maret 2022.
Selain kelima barang di atas, Indonesia juga ternyata gemar mengimpor bahan pangan dari India seperti beras, telur, cabai, hingga gula. Hal ini bisa berdampak terhadap ketersediaan pangan di Indonesia. Terlebih lagi impor dari India memiliki kontribusi dari total impor bahan pangan.Â
Berikut impor bahan pangan Indonesia dari India.
Komoditas | Nilai | Kontribusi India per Komoditas |
Gula | Rp 5,770,771,654,000 | 39% |
Daging Jenis Lembu | Rp 828,587,130,000 | 45% |
Gandum dan Meslin | Rp 512,671,077,000 | 3% |
Beras | Rp 167,429,223,500 | 55% |
Garam | Rp 151,548,069,500 | 72% |
Cabai | Rp 128,046,933,500 | 85% |
Tepung gandum atau Meslin | Rp 84,448,580,000 | 83% |
Mentega | Rp 66,232,404,000 | 10% |
Kentang | Rp 42,845,180,000 | 44% |
Telur Unggas | Rp 33,846,509,000 | 91% |
Bawang Putih | Rp 187,470,500 | 0.1% |
Sumber: BPS
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(ras/ras) Next Article 4 Kontroversi Islamofobia India hingga Menghina Nabi Muhammad