²©²ÊÍøÕ¾

Tahun Lalu Dihantam Delta, Kini BA4-BA5, RI Siap Pak Jokowi?

Maesaroh, ²©²ÊÍøÕ¾
04 July 2022 12:10
Suasana Pemakaman Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara.
Foto: Suasana Pemakaman Covid-19 di TPU Rorotan, Jakarta Utara. (²©²ÊÍøÕ¾/ Muhammad Saki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Setahun lalu, Indonesia diterjang gelombang II kasus Covid-19 akibat varian Delta. Tidak hanya sektor kesehatan yang lumpuh, perekonomian Indonesia juga limbung akibat gelombang Delta.

Setahun berlalu, banyak perbaikan yang sudah dilakukan terkait upaya pencegahan kasus Covid-19, mulai dari kordinasi antar instansi hingga program vaksinasi.

Varian Delta atau B.1.617.2yang berasal dari India diperkirakan mulai masuk ke Indonesia Mei 2021. Lebaran Hari Raya Idul Fitri pada 12-13 Mei 2022 mempercepat penyebaran varian Delta.

Berbeda dengan gelombang I atau III, episentrum awal dari penyebaran varian Delta justru ada di Jawa Tengah, terutama Kabupaten Demak.

Pada akhir Mei 2021, kasus harian ada di kisaran 5.000. Kasus melonjak dengan cepat menuju pertengahan Juni yakni di atas 10.000 per hari.

Selama Mei 2021, Indonesia melaporkan tambahan kasus sebanyak 153.335 kemudian melesat menjadi 356.569 pada Juni 2021. Kasus melesat hingga 245,3% pada Juli menjadi 1,231 juta.

Puncak gelombang Delta terjadi pada pertengahan Juli yakni pada 15 Juli 2021 di mana kasus harian mencapai 56.757. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia hingga bulan tersebut.

Lonjakan kasus Covid-19 sejak akhir Juni 2021 membuat pemerintah mengambil rem darurat. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diberlakukan mulai 3-20 Juli 2021.

Dengan pembatasan tersebut, maka aktivitas kerja dan belajar harus dilakukan 100% dari rumah.ÌýPemerintah juga menutup tempat ibadah dan pusat perbelanjaan untuk sementara waktu.Ìý

Selama penerapan PPKM Darurat, penumpang pesawat wajib menunjukkan kartu vaksinasi dan tes PCR untuk penerbangan menuju/dari Jawa dan Bali.

Sementara itu, penumpang KRL wajib menunjukkan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) atau Surat Keterangan lainnya.

Timeline PPKMFoto: BPS Jakarta
Timeline PPKM

Ìý

Rem darurat tersebut dilakukan karena penyebaran kasus Covid sudah dalam tahap kritis.

Sejak awal Juli 2021, tambahan kasus harian Covid-19 selalu di atas 20.000. Jumlahnya naik drastis menjadi 50.000 kasus per hari pada pertengahan Juli.

Kasus aktif juga melonjak dari kisaran 100.000 pada Juni menjadi 500.000 sejak pertengahan hingga akhir Juli.

Positivity rate pada pertengahan hingga akhir Juli 2021 rata rata ada di kisaran 25-30%, lima-enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan batas aman yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Lonjakan kasus aktif juga membuat penyedia layanan kesehatan lumpuh, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit.

Menurut data Kementerian Kesehatan, tingkat ketersediaan rumah sakit (bed occupation rate) pada awal Juli ada di kisaran 73% sementara di akhir Juli 72%.

Namun, di beberapa wilayah BOR sudah melewati angka 70%. Pada pertengahan Juli, BOR di rumah sakit di Banten mencapai 91, Yogyakarta sebesar 90%. Lalu, Jakarta dan Lampung sebesar 86%.

Varian Delta menyerang paru-paru bagian bawah dan dengan cepat menyerang jaringan paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia. Kondisi ini memicu pasien kekurangan oksigen sehingga permintaan akan oksigen dan tabung oksigen sangat tinggi.
Indonesia pun dilanda krisis oksigen.

Banyaknya pasien yang mengalami gangguan pernafasan menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian selama gelombang Delta.ÌýKasus kematian akibat Covid-19 selama Juli 2021 tercatat 35.628 jiwa atau melonjak 350,2% dibandingkan Juni.

Gelombang Delta sedikit mereda pada Agustus 2021. Tambahan kasus Covid-19 selama Agustus 2021 mencapai 680.143 tetapi angka kematian yang dilaporkan jauh lebih tinggi yakni 38.904 jiwa.

Tidak hanya sektor kesehatan yang tumbang. Pembatasan mobilitas juga membuat ekonomi Indonesia limbung. Pada kuartal III-2021, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3,51% (year on year/yoy) setelah tumbuh 7,07% pada kuartal II-2021.

Dicky Budiman, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, mengatakan salah satu penyebab banyaknya korban pada gelombang II Delta adalah sedikitnya masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin.

Sebagai catatan, program vaksinasi untuk masyarakat umum baru dimulai pada Juli 2021 setelah sebelumnya pemerintah menyasar pekerja kesehatan dan kelompok rentan.

Dicky menambahkan Indonesia banyak belajar dari gelombang II Delta sehingga penanganan Covid-19 membaik.
Diakui Dicky, penanganan Covid kini sudah semakin jelas posisi dan tugas masing-masing lembaga. Indonesia juga memiliki modal kuat berupa program vaksinasi dalam menghadapi gelombang berikutnya.ÌýKesadaran masyarakat mengenai protokol kesehatan juga sudah lebih baik.

"Dengan kondisi itu sebenarnya kalau disebut rawan ya rawan, kalau disebut punya modal ya ada modal dibanding waktu Alpha dan Delta," tutur Dicky, kepada ²©²ÊÍøÕ¾.

Program vaksinasi terbukti sangat membantu Indonesia dalam menghadapi gelombang III akibat varian Omicron.
Gelombang III yang dimulai pada akhir Januari hingga awal Maret 2022 memang memicu tambahan kasus dalam jumlah kasus besar tetapi jumlah kasus kematian tidak setinggi saat gelombang II.

Pada Januari 2022, tambahan kasus Covid tercatat 90.650 tetapi kemudian naik drastis menjadi 1,21 juta pada Februari sebelum melandai ke 448.370 pada Maret. Kasus harian Covid-19 di Indonesia juga mencatat rekor tertinggi pada 16 Februari 2022 yakni 64.718 .

Namun, angka kematian tercatat lebih rendah dibandingkan pada gelombang II.ÌýKasus kematian selama Februari 2022 mencapai 4.015 jiwa sementara pada Maret 2022 tercatat 6.754 jiwa.


Ìý

Kasus Covid-19 Indonesia juga kembali meningkat pada Juni 2022 seiring masuknya subvarian BA.4,BA.5.
Indonesia melaporkan jumlah kasus Covid sebanyak 33.487 pada Juni, atau melesat 309,5% dibandingkan Mei (8.177).
Namun, angka kematian bisa ditekan karena adanya program vaksinasi. Jumlah kasus kematian selama Juni mencapai 145 jiwa.

Dicky menjelaskan masuknya subvarian BA.4,BA.5 akan membuat kasus melonjak tetapi dampak yang ditimbulkan tidak akan sebesar varian Delta karena masyarakat Indonesia sudah memiliki imunitas.

Dia juga mengatakanÌý meskipun kasus Covid-19 di Indonesia melonjak tajam, akan sulit bagi pemerintah menarik rem darurat.
Pasalnya, kebijakan tersebut akan memakan ongkos ekonomi dan sosial yang sangat besar.

"Yang namanya rem darurat tidak menjadi pilihan yang populer atau ideal dalam konteks saat ini. Pasalnya, kita sudah ada imunitas. Kita juga sudah mengalami tiga tahun pandemi dengan beban besar di luar sektor kesehatan. Rem darurat bisa menjadi kontradiktif," tutur Dicky.

Dia mengingatkan kemampuan pemerintah juga sudah terbatas dalam menerapkan pengetatan yang sangat frontal. Masyarakat Indonesia pun akan kesulitan karena kebijakan selama ini sudah longgar.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular