Tahun Lalu Dihantam Delta, Kini BA4-BA5, RI Siap Pak Jokowi?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Setahun lalu, Indonesia diterjang gelombang II kasus Covid-19 akibat varian Delta. Tidak hanya sektor kesehatan yang lumpuh, perekonomian Indonesia juga limbung akibat gelombang Delta.
Setahun berlalu, banyak perbaikan yang sudah dilakukan terkait upaya pencegahan kasus Covid-19, mulai dari kordinasi antar instansi hingga program vaksinasi.
Varian Delta atau B.1.617.2yang berasal dari India diperkirakan mulai masuk ke Indonesia Mei 2021. Lebaran Hari Raya Idul Fitri pada 12-13 Mei 2022 mempercepat penyebaran varian Delta.
Berbeda dengan gelombang I atau III, episentrum awal dari penyebaran varian Delta justru ada di Jawa Tengah, terutama Kabupaten Demak.
Pada akhir Mei 2021, kasus harian ada di kisaran 5.000. Kasus melonjak dengan cepat menuju pertengahan Juni yakni di atas 10.000 per hari.
Selama Mei 2021, Indonesia melaporkan tambahan kasus sebanyak 153.335 kemudian melesat menjadi 356.569 pada Juni 2021. Kasus melesat hingga 245,3% pada Juli menjadi 1,231 juta.
Puncak gelombang Delta terjadi pada pertengahan Juli yakni pada 15 Juli 2021 di mana kasus harian mencapai 56.757. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia hingga bulan tersebut.
Lonjakan kasus Covid-19 sejak akhir Juni 2021 membuat pemerintah mengambil rem darurat. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diberlakukan mulai 3-20 Juli 2021.
Dengan pembatasan tersebut, maka aktivitas kerja dan belajar harus dilakukan 100% dari rumah.ÌýPemerintah juga menutup tempat ibadah dan pusat perbelanjaan untuk sementara waktu.Ìý
Selama penerapan PPKM Darurat, penumpang pesawat wajib menunjukkan kartu vaksinasi dan tes PCR untuk penerbangan menuju/dari Jawa dan Bali.
Sementara itu, penumpang KRL wajib menunjukkan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) atau Surat Keterangan lainnya.
![]() Timeline PPKM |
Ìý
Rem darurat tersebut dilakukan karena penyebaran kasus Covid sudah dalam tahap kritis.
Sejak awal Juli 2021, tambahan kasus harian Covid-19 selalu di atas 20.000. Jumlahnya naik drastis menjadi 50.000 kasus per hari pada pertengahan Juli.
Kasus aktif juga melonjak dari kisaran 100.000 pada Juni menjadi 500.000 sejak pertengahan hingga akhir Juli.
Positivity rate pada pertengahan hingga akhir Juli 2021 rata rata ada di kisaran 25-30%, lima-enam kali lipat lebih tinggi dibandingkan batas aman yang disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Lonjakan kasus aktif juga membuat penyedia layanan kesehatan lumpuh, mulai dari puskesmas hingga rumah sakit.
Menurut data Kementerian Kesehatan, tingkat ketersediaan rumah sakit (bed occupation rate) pada awal Juli ada di kisaran 73% sementara di akhir Juli 72%.
Namun, di beberapa wilayah BOR sudah melewati angka 70%. Pada pertengahan Juli, BOR di rumah sakit di Banten mencapai 91, Yogyakarta sebesar 90%. Lalu, Jakarta dan Lampung sebesar 86%.
Varian Delta menyerang paru-paru bagian bawah dan dengan cepat menyerang jaringan paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia. Kondisi ini memicu pasien kekurangan oksigen sehingga permintaan akan oksigen dan tabung oksigen sangat tinggi.
Indonesia pun dilanda krisis oksigen.
Banyaknya pasien yang mengalami gangguan pernafasan menjadi salah satu penyebab tingginya angka kematian selama gelombang Delta.ÌýKasus kematian akibat Covid-19 selama Juli 2021 tercatat 35.628 jiwa atau melonjak 350,2% dibandingkan Juni.
Gelombang Delta sedikit mereda pada Agustus 2021. Tambahan kasus Covid-19 selama Agustus 2021 mencapai 680.143 tetapi angka kematian yang dilaporkan jauh lebih tinggi yakni 38.904 jiwa.
Tidak hanya sektor kesehatan yang tumbang. Pembatasan mobilitas juga membuat ekonomi Indonesia limbung. Pada kuartal III-2021, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3,51% (year on year/yoy) setelah tumbuh 7,07% pada kuartal II-2021.