²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Putin 'Perang Gas', Setahun Lagi Eropa Bisa Resesi...

Robertus Andrianto, ²©²ÊÍøÕ¾
26 July 2022 14:22
Russian President Vladimir Putin (Getty Images/Contributor)
Foto: Russian President Vladimir Putin (Getty Images/Contributor)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Aliran gas lewat pipaÌýdari Rusia ke Eropa belum 100%. Ini menimbulkan kekhawatiran terjadinya krisis energi terutama saat musim dingin.

Perusahaan energi besar Rusia, Gazprom, baru mengalirkan 40% gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 dari kapasitas penuhnya. Gazprom beralasan keterlambatan kembalinya pasokan gas karena adanya perbaikan turbin di Kanada.

Sebelumnya pipa Nord Stream 1 melakukan aktivitas perawatan selama 10 hari hingga 21 Juli kemarin. Namun, adanya kendala, pipa tersebut baru bisa mengalirkan 40% pasokan gasnya. Hal ini kemudian membuat negara-negara Eropa cemas akan pasokan gasnya.

Uni Eropa sendiri memiliki rencana untuk mengisi ulang penyimpanan hingga 80% kapasitas pada1 November untuk menyangga kebutuhan energi pada puncak musim dingin. Sejauh ini, tingkat penyimpanan gas Eropa mencapai 66% penuh, menurut data dari Gas Infrastructure Europe.

Dengan kapasitas 20%, Eropa hanya dapat mengisi ulang penyimpanan hingga 75-80% menjelang musim dingin, kata konsultan Wood Mackenzie, Senin.

"Akibatnya, Eropa kemungkinan akan melewati musim pemanasan dengan hanya 20% gas yang tersimpan pada akhir Maret - level yang sangat rendah," kata Kateryna Filippenko, Analis Utama, Pasokan Gas Global, di Wood Mackenzie.

Masalahnya, yang bermasalah tidak hanya pipa milik Gazprom. Aliran gas melalui rute pipa lain, seperti Ukraina, juga telah turun sejak serangan Rusia ke Ukraina.

Sebelum perawatan turbin di Kanada,Ìýnegara yang dipimpin Presiden Vladimir PutinÌýitu telah memotong aliran gas ke Bulgaria, Denmark, Finlandia, perusahaan Belanda Gasterra dan, Shell untuk kontrak di Jerman. Ini terjadi setelah mereka semua menolak permintaan Kremlin untuk beralih ke pembayaran dalam mata uang rubel Rusia.

Musim dingin yang lebih dingin akan memperburuk situasi, terutama jika cuaca buruk di Asia, yang akan membatasi ketersediaan gas alam cair (LNG) sebagai alternatif pasokan gas dari pipa.ÌýAnalis dan politisi mengatakan akan sangat mudah bagi Rusia untuk terus memotong aliran gas ke Eropa karena alasan politik.

"Pertanyaan kuncinya adalah apakah Rusia ingin memaksimalkan tekanan sekarang dan menggagalkan rencana Eropa untuk mengisi kembali persediaan gasnya pada musim gugur," kata Pusat Studi Strategis dan Internasional Ben Cahill dan Isabelle Huber.

Uni Eropa pun melakukan banyak langkah persiapan untuk mencari solusi menghadapi pasokan yang rendah. Seperti mencari pemasok alternatif, mendorong penghematan energi, dan meningkatkan pembangkitan batu bara.

Pekan lalu, Komisi Eropa, mengusulkan target bagi semua negara anggota untuk memangkas penggunaan gas sebesar 15% mulai 1 Agustus untuk memungkinkan penyimpanan terisi lebih cepat. Tetapi rencana itu menghadapi perlawanan dari negara-negara anggota,

"Seluruh sistem energi Eropa sedang mengalami krisis, dan bahkan dengan dimulainya kembali Nord Stream 1, kawasan ini berada dalam posisi yang ketat dengan risiko berkelanjutan terhadap keamanan energi," kata Karolina Siemieniuk, analis di konsultan Rystad Energy.

"Negara-negara Eropa perlu bekerja sama dengan cepat jika mereka ingin bertahan di musim dingin yang relatif tanpa cedera dan bahkan jika mereka melakukannya, momok musim dingin berikutnya pada 2023 atau 2024 kemungkinan akan membuat harga tetap tinggi selama berbulan-bulan."

Harga energi yang tinggi kemudian memicu lonjakan inflasi. ÌýInflasi di zona Euro (Eropa)Ìýmencapai 8,6%Ìýyear-on-yearÌý(yoy)Ìýbulan lalu. Ini lebih tinggi dari dari rilis awal 8,1% (yoy). Inflasi tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Bank sentral pun akan mengetatkan kebijakan moneternya dengan cara menaikkan suku bunga untuk mendinginkan inflasi.ÌýBeberapa sudah menaikkan suku bunga dengan sangat agresif. Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) juga menyatakan akan menaikkan suku bunga bulan ini dan September nanti.

"Banyak bank sentral saat ini mandatnya pada dasarnya berubah menjadi tunggal, yakni menurunkan inflasi. Kredibilitas kebijakan moneter merupakan aset yang sangat berharga yang tidak boleh hilang, sehingga bank sentral akan agresif menaikkan suku bunga," kata Kepala Ekonom Nomura Rob SubbramanÌýdalam acaraÌýStreet Signs Asia ²©²ÊÍøÕ¾ International, Selasa (5/7/2022).

SubbramanÌýsendiri memproyeksikan dalam 12 bulan ke depan Zona Euro dan Inggris akan mengalami resesi.

Kenaikan suku bunga akan membuat biaya konsumsi dan ekspansi bisnis akan makin mahal. Ketika bank sentral menaikkan suku bunganya, hal ini akan berpengaruh juka kepada suku bunga bank kredit konsumsi dan korporasi. Di sisi lain, kenaikan suku bunga juga untuk menekan peredaran uang yang berlebih. Akan tetapi dikhawatirkan malah akan membuat likuiditas menjadi sangat ketat.

Akibatnya konsumsi dan investasi akan melambat sehingga ikut menahan pertumbuhan ekonomi dan bisa memicu kondisi yang paling dihawatirkan yakni resesi.

Rusia sendiri adalah pemasok utama gas alam lewat pipa ke Eropa. Menurut catatan BP Statistical Review 2022, Rusia memenuhi 45,25% pasokan gas alam ke Eropa lewat pipa. Jumlahnya mencapai 167 miliar meter kubik (bcm) dari total impor gas alam Eropa lewat pipa 369,1 bcm. Pipa Nord Stream 1 mengangkut 55 bcm gas per tahun dari Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular