²©²ÊÍøÕ¾

ExxonMobil Bakal Cabut dari Lapangan Migas Terbesar RI?

Verda Nano Setiawan, ²©²ÊÍøÕ¾
22 August 2022 12:15
Pengapalan ke-700, Sinergi Anak Usaha Pertamina Angkut Produksi Minyak Mentah Blok Cepu. (Dok. Pertamina)
Foto: Pengapalan ke-700, Sinergi Anak Usaha Pertamina Angkut Produksi Minyak Mentah Blok Cepu. (Dok. Pertamina)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan bahwa ExxonMobil masih berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Hal tersebut menepis adanya isu yang hengkangnya ExxonMobil yang saat ini menjadi operator lapangan minyak bumi terbesar di Indonesia yakni Blok Cepu.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan ExxonMobil saat ini justru agresif dalam menggelontorkan investasinya. Diantaranya seperti rencana pengeboran lima sumur infill dan pengeboran sumur eksplorasi untuk lapisan klastik.

Hal ini dilakukan perusahaan dalam rangka menahan penurunan produksi secara alamiah. "Tidak ada (Exxon Hengkang), dan sempat dulu ada isu ini dan kami konfirmasikan ke Exxon mereka menyatakan tidak ada rencana seperti itu," ujar Dwi kepada ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia dalam Energy Corner, Senin (22/8/2022).

Selain minyak, Dwi juga membeberkan bahwa Blok Cepu masih menyimpan potensi sumber gas yang dapat dikembangkan lebih jauh. Diantaranya lapangan Cendana dan Alas Tua.

"Di sana juga ada potensi sumber gas Cendana dan Alas Tua yang sedang disiapkan ExxonMobil untuk dikembangkan. Saat ini kita sedang diskusi mengenai rencana investasi ke depan," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno menyebut jika ingin mencapai target 1 juta barel pada 2030, paling tidak harus ada temuan baru sekelas Blok Rokan dan Blok Cepu, atau Pertamina dalam melakukan akuisisi lapangan minyak potensial. Namun itu semua dengan catatan, produksi minyak nasional existing tidak mengalami decline.

"Jadi PR kita cukup banyak dan besar. Ya kita harus melakukan berbagai hal yang akan membuat Indonesia kembali menarik di kacamata para investor terutama mereka yang memiliki kapasitas investasi dalam jumlah dan skala besar," kata dia dalam webinar "Capaian dan Tantangan Satu Tahun Blok Rokan, Kamis (18/8/2022).

Sementara, beberapa perusahaan migas kakap dunia mempunyai pilihan lain untuk berinvestasi di negara yang secara aspek fiskal, pengelolaan izin jauh lebih mudah daripada Indonesia.

"Jadi ini merupakan sebuah PR besar bagi kita. Kalau kami dengar-dengar, mudah-mudahan ini tidak benar. Kalau jadi kenyataan bahwa Exxon sendiri di Cepu kalau dapat harga tepat mereka akan exit dari Indonesia. Shell sudah exit dari Blok Masela. IDD sudah ditinggal Chevron juga. Sakakemang ada potensi juga bahwa akan divestasi," ujarnya.

Melihat kondisi itu, Eddy menilai bahwa ini merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, khususnya mengenai iklim investasi di sektor hulu migas. Ia pun mendorong perlu adanya task force yang betul-betul kerja fokus dengan timeline ketat untuk merumuskan hal tersebut. "Jangan sampai tahun depan kita ketemu masih bicara hal yg sama. Saya kira ini tantangan besar buat kita agar kita bisa capai 1 juta bph," katanya.


(pgr/pgr) Next Article Blok Migas Cepu Gali-gali Produksi, Siap Jadi Primadona Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular