²©²ÊÍøÕ¾

Heboh Harga Pertalite & Solar Bakal Naik, LPG 'Melon' Nyusul?

Tim Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
01 September 2022 14:35
Pekerja melakukan bongkar muat tabung LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3 Kg atau gas melon di kawasan Cililitan, Jakarta Kamis (14/7/2022).
Foto: Pekerja melakukan bongkar muat tabung LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3 Kg atau gas melon di kawasan Cililitan, Jakarta Kamis (14/7/2022).

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sinyal pemerintah akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis bensin Pertalite (RON 90) dan Solar subsidi semakin kuat.

Selain dari pernyataan para menteri, seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, yang membeberkan urgensi pengendalian subsidi BBM, hingga keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menambah anggaran untuk bantuan sosial (bansos) ke masyarakat.

Total dana bansos yang ditambah mencapai Rp 24,17 triliun, di mana dari jumlah tersebut sebanyak Rp 12,4 triliun untuk bantuan langsung tunai (BLT), dan Rp 9,6 triliun untuk bantuan subsidi gaji bagi para pekerja yang memiliki penghasilan di bawah Rp 3,5 juta per bulan.

"Saya berharap agar bantuan sosial yang diberikan pemerintah ini dapat meringankan beban masyarakat yang dihadapkan pada tekanan berbagai kenaikan harga," kata Jokowi.

Namun demikian, hingga saat ini memang Presiden belum memutuskan dan mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut.

Saat melakukan kunjungan ke Tambang Grasberg yang dikelola PT Freeport Indonesia di Papua hari ini, Kamis, 1 September 2022, Presiden Jokowi pun akhirnya bersuara soal rencana menaikkan harga bensin Pertalite dan Solar subsidi ini.

Jokowi menegaskan bahwa sampai saat ini pemerintah masih mengkalkulasi kebijakan tersebut. Pemerintah tak ingin kebijakan tersebut tidak dihitung dengan cermat.

"BBM semuanya masih pada proses dihitung, dikalkulasi dengan hati-hati," kata Jokowi, Kamis (1/9/2022).

Jokowi sendiri tidak menjelaskan secara rinci kapan pemerintah akan menaikkan harga BBM. Jokowi hanya bilang bahwa kebijakan tersebut sampai saat ini masih terus dihitung dengan prinsip kehati-hatian.

"Masih dalam proses dihitung dengan kalkulasi kehati-hatian," tegas Jokowi.

Lantas, apakah artinya pemerintah juga akan menaikkan harga Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi ukuran tabung 3 kilo gram (kg) tahun ini?

Menurut beberapa sumber ²©²ÊÍøÕ¾, pemerintah tidak berencana untuk menaikkan harga LPG 3 kg dalam waktu dekat. Harga LPG 'melon' di masyarakat masih tetap sama. Pemerintah dikabarkan kemungkinan hanya akan menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut.

"Untuk harga LPG 3 kg nggak (naik)," ujar sumber ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Kamis (1/8/2022).

Beberapa bulan lalu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sempat mengungkapkan kemungkinan akan dinaikkannya harga LPG bersubsidi tabung 3 kg.

Luhut mengatakan, rencana kenaikan harga LPG bersubsidi ini akan dilakukan secara bertahap. Pasalnya, sejak 2007 harga LPG bersubsidi ini tidak mengalami kenaikan.

"Jadi overall ya akan terjadi nanti, karena itu Pertamax, Pertalite dengan juga Premium belum, mengenai gas (LPG) yang 3 kg itu kita bertahap. Jadi 1 April, nanti Juli, nanti bulan September, itu semua bertahap dilakukan oleh pemerintah," tuturnya usai uji coba pengoperasian Light Rail Transit (LRT) di Stasiun Harjamukti, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (1/4/2022).

Di sisi lain, Pertamina pun telah menaikkan beberapa kali harga LPG non subsidi sejak akhir tahun lalu, baik tabung 3 kg berwarna pink, 5,5 kg, maupun 12 kg.

Pada 10 Juli 2022 Pertamina telah menaikkan kembali harga LPG non subsidi. Adapun untuk LPG 3 kg non subsidi berwarna pink dipatok menjadi Rp 58 ribu per tabung.

Sementara untuk harga LPG 5,5 kg naik menjadi Rp 100.000 - Rp 127.000 per tabung. Sedangkan untuk LPG 12 kg rata-rata harganya mencapai Rp 213.000 - Rp 270.000 per tabung, dilihat berdasarkan wilayahnya.


(wia) Next Article Harga Migor-BBM Naik Barengan, Kenaikan LPG 3 Kg Bisa Ditunda

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular