
Panas! Putin Warning Dunia Bahaya, Ada Apa Lagi Rusia?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali muncul ke publik. Dalam penampilan terbarunya, Rabu, ia memperingatkan soal "bahaya" yang akan dihadapi dunia.
Ini ditujukannya untuk sanksi Barat. Rusia sendiri telah dikenai sanksi Oleh Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan sekutu karena serangannya ke Ukraina.
"Pandemi telah digantikan oleh tantangan baru yang bersifat global, membawa ancaman ke seluruh dunia," tegasnya berbicara ke delegasi di Forum Ekonomi Timur Rusia di Vladivostok, sebuah kota pelabuhan di pantai Pasifik negerinya, dikutip ²©²ÊÍøÕ¾ International Kamis (8/9/2022).
"Saya berbicara tentang sanksi yang terburu-buru di Barat dan upaya agresif Barat untuk memaksakan 'modus vivendi' mereka di negara lain, untuk mengambil alih, menyingkirkan kedaulatan mereka, dan untuk menyerahkannya pada kehendak mereka," tambahnya.
Dikatakannya sesungguhnya tak ada yang baru dari kebijakan Barat. Tapi, katanya menambahkan, situasi ini didominasi karena dominasi Amerika Serikat (AS) dalam ekonomi dan politik global.
Dia menilai bahwa Barat enggan mengakui "pergeseran tektonik yang tidak dapat diubah" dalam hubungan internasional. Apalagi kawasan Asia-Pasifik telah menjadi magnet bagi sumber daya manusia, modal, dan kapasitas produksi.
"Negara-negara Barat berusaha mempertahankan tatanan dunia lama yang hanya menguntungkan mereka," katanya.
Rusia sendiri sudah mendapat gempuran sanksi sejak Februari. Melingkupi banyak aspek, mulai individu, sistem keuangan hingga perdagangan.
Rusia bahkan dikeluarkan dari Society Worldwide Interbank Financial (SWIFT). Ini merupakan jaringan pengiriman pesan yang digunakan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya untuk mengirim dan menerima informasi transaksi dengan cepat dan aman, misalnya saja, instruksi pengiriman dana.
Padahal saat ini ada 11 ribu lembaga keuangan di dunia yang tergabung dalam SWIFT. Tercatat, pada tahun 2021, rata-rata lembaga keuangan tersebut mengirimkan 42 juta pesan per hari.
SWIFT bekerja dengan memberikan kode unik pada masing-masing lembaga keuangan. Kode ini secara bergantian disebut sebagai kode pengenal bank, kode SWIFT, ID SWOFT, atau kode ISO 9362.
Misalnya saja, SWIFT digunakan saat salah seorang nasabah di Bank of America ingin mengirimkan dana ke rekening di UniCredit Banca, Venesia. Pemblokiran disebut membatasi akses Rusia ke pasar keuangan di seluruh dunia dan pemutusan ini, akan menghentikan semua transaksi internasional dan memicu volatilitas mata uang.
Meski demikian, Rusia membalas sanksi dengan menerapkan pembayaran dengan mata uang rubel pada pelanggan gas dan minyaknya yang menerapkan sanksi. Rusia juga mulai membatasi penjualan ke market utamanya Eropa, dan menyalurkan ekspor unggulannya itu ke pasar lain.
Ini menciptakan lonjakan harga energi di seluruh dunia. Alhasil itu memicu kenaikan inflasi di banyak negara dan mengancam Eropa ke jurang resesi.
(sef/sef) Next Article Geger Omelan Putin di Rapat Gegara Menteri Lelet