²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Malapetaka 'Kiamat' Listrik di Mana-Mana: Eropa ke Afrika

sef, ²©²ÊÍøÕ¾
19 September 2022 10:00
ESKOM
Foto: ESKOM foto : mg.co.za

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ekonomi paling maju di Afrika, Afrika Selatan (Afsel), kini akan menghadapi pemadaman listrik besar-besaran. Hal ini disebabkan tuanya infrastruktur dan gagalnya perawatan pembangkit listrik.

BUMN listrik negara itu, Eskom, mengumumkan serangkaian pemadaman yang direncanakan dalam minggu-minggu mendatang. Warga diminta berhemat, dengan mematikan pompa kolam renang serta pemanas air di jam sibuk, dan kantor didesak mematikan listrik di malam hari.

"Jika semua orang memainkan peran mereka, kami dapat mengelola permintaan," kata bos Eskom, Andre De Ruyter kepada wartawan, dikutip AFP, Senin (19/9/2022).

"Mengembangkan kapasitas pembangkitan skala besar yang efisien akan memakan waktu", tambah CEO itu.

Dari delapan level, krisis listrik di Afsel sudah di level enam. Sejak Juni, konsumsi energi terus meningkat tapi produksi terus tertekan.

Kenaikan suhu pada September ini makin membuat permintaan listrik naik. Namun Eskom mencatat kerusakan tinggi infrastruktur menyebabkan produksi menurun drastis.

Eskom sendiri selama ini diterpa sejumlah skandal salah urus dan korupsi. Demonstrasi kerap terjadi di perusahaan itu.

Afsel menghasilkan 80% listriknya dari batu bara. Namun berdasarkan konferensi perubahan iklim COP26 di Glasgow, Inggris, tahun lalu, Afsel telah mendapat 7,7 miliar euro untuk transisi energi.

Sebelumnya, krisis energi juga jadi ancaman sejumlah negara Eropa. Di antaranya Yunani, Spanyol, Italia dan Jerman.

Minimnya pasokan energi dan harga yang tinggi, sebagai dampak perang Rusia ke Ukraina, menjadi penyebab. Eropa banyak bergantung ke gas Rusia.


(sef/sef) Next Article Ramai-ramai Kota China Redupkan Lampu, Krisis Listrik?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular