Bos Minyak Saudi Kritik Eropa, Ada Apa?
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - CEO raksasa minyak Saudi Aramco, Amin Nasser, buka suara soal rencana Eropa untuk menjatuhkan pajak bagi perusahaan minyak demi menangkal krisis energi. Menurutnya, langkah itu justru tidak akan menyelesaikan persoalan tersebut.
Nasser, yang memimpin perusahaan pengekspor minyak terbesar di dunia, mengatakan kurangnya investasi di sektor hidrokarbon merupakan biang dari krisis energi yang dihadapi saat ini.
"Membekukan atau membatasi tagihan energi mungkin membantu konsumen dalam jangka pendek, tetapi itu tidak mengatasi penyebab sebenarnya dan bukan solusi jangka panjang," kata Nasser dalam sebuah forum di Swiss, seperti dikutip dari Arab News, Kamis (22/9/2022).
"Dan membebani perusahaan ketika Anda ingin mereka meningkatkan produksi jelas tidak membantu," ucapnya.
"Bahkan jika konflik di Ukraina berakhir hari ini, krisis energi tidak akan berakhir. Penyebab sebenarnya dari kerawanan energi adalah kurangnya investasi dalam minyak dan gas," paparnya lagi.
Sebelumnya, Uni Eropa berencana untuk membebani perusahaan energi dengan pajak berlebih untuk meringankan beban masyarakat. Diketahui, perusahaan minyak mengalami peningkatan yang cukup pesat setelah harga minyak terkerek tinggi akibat krisis Ukraina.
Aramco sendiri telah berinvestasi untuk meningkatkan kapasitas minyak Arab Saudi menjadi 13 juta barel per hari (bph) pada 2027. Namun kembali ia terangkan bahwa industri hidrokarbon masih kurang tergarap dengan maksimal.
"Ketika ekonomi global pulih, kita dapat mengharapkan permintaan untuk rebound lebih lanjut, menghilangkan sedikit kapasitas produksi minyak cadangan di luar sana. Itu sebabnya saya prihatin," ujarnya lagi.
(wia)