²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Potret Ngeri Krisis di Tetangga AS: Warga sampai Tak Makan

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
12 October 2022 09:00
A biker waits at a traffic light in Montreal, Canada, Thursday, June 6, 2013. (AP Photo/Luca Bruno)
Foto: Kanada (AP Photo/Luca Bruno)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Krisis biaya hidup telah menjalar hingga Kanada. Hal ini disebabkan oleh inflasi yang begitu tinggi.

Keadaan ini pun mulai merubah gaya hidup masyarakat di Negeri Maple itu. Beberapa memutuskan untuk mengurangi mengemudi jarak jauh hingga tidak makan di jam-jam penting tertentu.

"Kegiatan yang biasanya kami lakukan setiap tahun tanpa pertanyaan tentang gas atau biaya, kami telah mempertanyakan dan membatalkan pergi karena tidak dalam anggaran," kata seorang warga Ontario bernama Heather Harris kepada CTV News, Senin (10/10/2022).

"Saat ini rasanya putus asa bagi orang-orang dalam situasi yang sama dengan saya. Milenial paling berjuang."

Harris menambahkan bahwa ia lebih memperhatikan penawaran selebaran, membeli lebih banyak bahan pangan dalam jumlah besar, dan mengurangi porsi makan di restoran untuk dibawa pulang.

"85 dolar Kanada dapat mengisi keranjang belanjaan kembali pada tahun 2019. Tetapi sekarang, jumlah itu hampir tidak mencakup beberapa kebutuhan pokok dapur, buah-buahan, dan produk susu."

Tekanan biaya hidup yang menjadi sangat buruk bahkan mendorong beberapa warga untuk terpaksa melewatkan makan. Warga lainnya bernama Amber Rose mengaku ia tidak lagi sarapan dan mengenakan sweater tambahan di sekitar rumah karena tak mampu menyalakan termostat saat cuaca makin dingin.

"Saya menghabiskan akhir pekan untuk memasak makanan murah untuk dipanaskan kembali dalam oven pemanggang roti atau microwave untuk menghemat uang. Saya memanggang roti daripada membeli," katanya dalam email pada hari Rabu pekan lalu.

"Sayangnya saya khawatir ini adalah puncak gunung es," paparnya lagi.

Inflasi di Kanada sendiri mencapai 7% pada Agustus 2022, sementara inflasi inti berada di level 5%. Gubernur Bank Sentral Kanada Tiff Macklem menjelaskan bahwa pertarungan melawan inflasi saat ini adalah ujian terbesar yang dihadapi bank sentral itu sejak mulai menargetkan inflasi 30 tahun lalu.

Meski begitu, Macklem menyatakan negara itu cukup mampu dalam melawan inflasi. Ini disebabkan banyaknya pekerjaan yang tersedia di negara itu sehingga menjadi bukti bahwa ada ruang untuk menekan ekonomi agar inflasi tetap pada level 2%.

"Ketika kita melihat ekonomi saat ini, ada jumlah pekerjaan kosong yang sangat tinggi ... itu adalah sinyal yang jelas bahwa ada ruang untuk memperlambat ekonomi, tanpa banyak orang kehilangan pekerjaan," jelasnya.


(luc/luc) Next Article 'Kiamat' di Mana-Mana! Setelah Australia-AS Kini Ancam Kanada

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular