
Gawat! Krisis Mengerikan Ini Mulai Serang Bumi di Awal 2023

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sejumlah negaradi belahan bumi utara saat ini mengalami krisis di fasilitas kesehatan (faskes). Hal ini dipengaruhi beberapa faktor seperti penyakit flu yang sedang berkembang saat musim dingin hingga mogoknya tenaga kesehatan.
Di Prancis, tekanan pada rumah sakit dan dokter umum terus meningkat dengan penyakit musim dingin seperti flu melonjak tiga kali lipat. Ini membuat staf medis menjuluki bulan ini sebagai 'Januari Hitam'.
Pasalnya, pasar tenaga kerja juga mengalami kekurangan staf. Beberapa rumah sakit melaporkan hingga 90% staf mereka melakukan cuti sakit sementara sisanya masih berencana untuk melakukan mogok kerja menuntut kenaikan upah yang saat ini dirasa timpang dengan inflasi yang dialami.
"Saya membuat pilihan ini [menjadi dokter umum] tetapi sekarang saya memiliki banyak pertanyaan tentang masa depan saya," kata seorang dokter bernama Julia Venturini kepada The Guardian, Kamis (12/1/2023).
"Kita semua berada di kapal yang sama, dan kapal itu sekarang seperti Titanic. Ketika layanan darurat turun, dokter turun, dan rumah sakit turun. Sistem kesehatan di Prancis benar-benar retak."
Negara tetangga Prancis, Inggris, juga mengalami hal serupa. Sistem kesehatan Inggris menghadapi tekanan besar, termasuk meningkatnya permintaan perawatan setelah pembatasan pandemi dilonggarkan, lonjakan flu dan virus musim dingin lainnya setelah dua tahun lockdown, dan pemogokan kerja.
Dalam laporan Associated Press, terjadi kelangkaan tempat untuk perawatan jangka panjang. Namun di sisi lain, angka resmi pekan lalu menunjukkan hanya sepertiga dari pasien yang siap untuk keluar dari rumah sakit.
Hal itu menyebabkan ambulans terjebak di luar rumah sakit dengan pasien yang tidak dapat dirawat, dan pada gilirannya orang-orang dengan keadaan darurat kesehatan menunggu berjam-jam sampai ambulans tiba. Para pemimpin kesehatan mengatakan penundaan itu kemungkinan menyebabkan ratusan kematian.
"Tingkat flu yang tinggi, virus sinkronisasi pernapasan, dan peningkatan tingkat Covid memperburuk masalah, tetapi penyebabnya adalah kurangnya investasi selama beberapa dekade dalam kepegawaian, modal, dan kurangnya solusi jangka panjang untuk krisis kapasitas yang dihadapi perawatan sosial," kata Matthew Taylor, kepala eksekutif badan payung layanan kesehatan Konfederasi NHS.
Menyeberang Samudera Atlantik, krisis faskes juga dialami Amerika Utara. Di Amerika Serikat (AS), sejumlah besar perawat melakukan protes karena mereka tidak merasa diperlakukan dengan baik oleh tempat kerja. Ini membuat mereka terkadang mereka dapat meninggalkan pasien karena melakukan protes.
"Ada trauma yang dialami setiap perawat resmi saat memutuskan untuk meninggalkan pasien. Itu bertentangan dengan setiap insting yang mereka miliki," kata Bob Muehlenkamp, pensiunan pengurus serikat pekerja untuk Local 1199, yang menghabiskan sebagian besar karirnya untuk mengatur dan bernegosiasi atas nama perawat, kepada CNN International.
Hanya sekitar 10% perawat yang tergabung dalam serikat pekerja dan mampu melaksanakan pemogokan. Tetapi banyak dari mereka yang berhenti dari profesi itu dan justru memperburuk krisis.
Situasi yang sama juga terjadi di Kanada. Di Negeri Mapple, kelangkaan tempat tidur melanda instalasi gawat darurat (IGD). Selain karena kekurangan staf, sistem faskes di Kanada sedang mengalami 'tsunami geriatri' karena pasien lanjut usia yang perawatannya membutuhkan anggaran dan upaya yang lebih.
Dalam beberapa bulan terakhir, krisis ini telah membuat sistem perawatan kesehatan mencapai titik puncaknya. Karena obat-obatan berada di bawah yurisdiksi provinsi, para pemimpin politik di berbagai tingkat pemerintahan berselisih tentang perbaikan sistem yang hampir ambruk.
"Terkadang Anda akan mendengar cerita tentang hasil buruk yang terjadi di waktu tunggu departemen darurat. Namun yang sering tidak terlihat adalah efek dari penundaan tersebut," kata seorang dokter dan profesor kedokteran darurat di University of Toronto, David Carr.
(luc/luc) Next Article Strategi Anti Krisis Dari Menkes Jika Pandemi Datang Lagi
