²©²ÊÍøÕ¾

Ancaman Resesi Dunia di Depan Mata, Ketahanan Ekonomi RI Aman

Tim Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾, ²©²ÊÍøÕ¾
13 October 2022 06:45
Ini 5 Negara  yang Bakal  Lolos Resesi, Kok bisa
Foto: Infografis/Ini 5 Negara yang Bakal Lolos Resesi, Kok bisa/ Aristya Rahadian

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Resesi mengancam ekonomi dunia di sisa tahun ini dan 2023 mendatang. Kondisi ini dikonfirmasi oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan World Economic Outlook: Countering The Cost-Of-Living Krisis.

IMF melihat seperti negara dunia mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut. Meskipun, penurunan PDB global atau PDB per kapita global yang sering terjadi saat terjadi resesi global saat ini sebenarnya tidak ada dalam perkiraan dasar lembaga internasional tersebut.

"Namun, kontraksi PDB riil yang berlangsung setidaknya selama dua kuartal berturut-turut (yang dirujuk oleh beberapa ekonom sebagai "resesi teknis") terlihat di beberapa titik selama 2022-2023 di sekitar 43% ekonomi dengan perkiraan data triwulanan (sebanyak 31 negara dari 72 negara, berjumlah lebih dari sepertiga PDB dunia," kata IMF dalam paparan WEO, dikutip Kamis (13/10/2022).

Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Indonesia diyakini mampu tumbuh lebih tinggi ketimbang China dan Amerika Serikat (AS).

IMF mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun ini sebesar 5,3%. Namun, memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2% menjadi 5% pada 2023.

Proyeksi IMF ini sedikit lebih rendah dari asumsi makro yang ditetapkan dari APBN 2023, yakni 5,3%.

Kekuatan ekonomi Indonesia ini juga dipaparkan oleh Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Menyampaikan pesan Presiden Joko Widodo, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan ketahanan eksternal Indonesia saat ini masih cukup baik.

"Indonesia faktor eksternal masih sangat kuat sehingga Indonesia tidak termasuk dalam rentang terhadap masalah keuangan. Bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di antara Negara G20 nomor dua tertinggi setelah Saudi Arabia dari faktor eksternal aman," kata Airlangga, dalam konferensi pers di Istana, dikutip Kamis (13/10/2022).

Airlangga memamparkan sejumlah indikator eksternal Indonesia yang masih positif.

"Walaupun terjadi guncangan, namun indikator eksternal kita cukup kuat dari volatility index kita sekitar 30,49 atau range indikasi 30. Kemudian level exchange market pressure kita di angka 1,06 atau di bawah 1,78," ujar Airlangga.

Bahkan, perbandingan credit default swap (CDS) Indonesia lebih rendah dari Meksiko, Turki, Brazil dan Afrika Selatan.

Kendati indikator eksternal terjaga, Airlangga tetap berharap semua pihak waspada.

"Eksternal kita terjaga, namun harus menjaga outflow dari aliran modal asing saham dan SBN yang keluar," tegas Airlangga.


(haa/haa) Next Article Saat Jokowi Setop Omongin Dunia: Nanti Dibilang Nakut-nakutin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular