
Sah! Negara Asia Ini Jadi Pasien Baru IMF, Siapa?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bangladesh menjadi negara terbaru yang menjadi pasien Dana Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF). Negara itu mengikuti Pakistan dan Sri Lanka yang juga mendapatkan pinjaman dari IMF tahun 2022 ini.
Lembaga tersebut telah menyetujui program dukungan untuk Bangladesh senilai US$4,5 miliar (Rp 70,4 triliun). Persetujuan itu berkaitan dengan kenaikan inflasi yang menerpa negara tersebut dan minimnya kas akibat prospek permintaan yang lrendah pada ekspor garmen yang meningkatkan risiko pada stabilitas makro-ekonominya.
Mengutip Nikke Asia Rabu (9/11/2022), perjanjian setingkat staf telah dicapai, untuk pengaturan 42 bulan. Termasuk di antaranya adalah US$3,3 miliar dari Extended Credit Facility (ECF) dan Extended Fund Facility, serta ditambah US$1,3 miliar (Rp 20,3 triliun) dari Resilience and Sustainibilty Facility (RSF) terbaru.
![]() Bangladesh (REUTERS/Mohammad Ponir Hossain) |
Sebelumnya, Pakistan dan Sri Lanka juga mencapai kesepakatan tingkatan staf dari IMF. Sebagai informasi, perjanjian tingkat staf biasanya harus disetujui oleh IMF dan dipertimbangkan Dewan Eksekutif-nya.
Sebenarnya ekonomi Bangladesh senilai US$416 miliar menjadi salah satu cepat bertumbuh di dunia selama bertahun-tahun. Namun akhirnya terdampak karena kenaikan harga energi dan pangan akibat perang Rusia dan Ukraina, yang membuat lonjakan tagihan impor serta defisit transaksi berjalan.
Dalam pernyataannya, IMF mengatakan tujuan Bangladesh's Fund terbaru adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi. Termasuk juga melindungi pihak yang rentan.
"Tujuan dari program baru yang didukung Bangladesh's Fund untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendukung pertumbuhan yang kuat, inklusif, serta hijau sambil melindungi yang rentan," kata pihak IMF.
Ekonomi Bangladesh bertumpu pada industri garmen berorientasi ekspor. Mereka menyiapkan diri menghadapi perlambatan akibat pelanggan besar seperti Walmart menghadapi masalah kelebihan stok akibat inflasi memaksa orang untuk memprioritaskan pengeluaran perusahaan.
(npb/sef) Next Article 6 Juta Orang Terperangkap Banjir India dan Bangladesh