
Sri Mulyani Waspada, Tiga Negara Asia Ini Jadi Pasien IMF

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menaruh perhatian kuat terhadap 3 negara di kawasan Asia Selatan yang telah menjadi pasien Dana Moneter Internasional atau IMF. Ini karena negara-negara itu terlilit masalah utang.
"Tadi malam saya sebelum tidur membaca wawancara dari Bank Sentral India yang dia mengatakan negara-negara di sekitar Asia Selatan semuanya dalam kondisi distress debtnya. Bangladesh, Sri Lanka, Pakistan, semuanya masuk ke dalam pasien IMF," kata Sri Mulyani dalam acara CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023).
Dia pun kemudian membicarakan potensi perluasan permasalahan utang ini ke negara-negara lain di kawasan Timur Tengah, seperti ke Mesir. Potensi perluasan ini menurutnya akan dihadapi negara-negara di kawasan itu, terutama yang kini menjadi importir bahan bakar minyak.
Apalagi, Sri Mulyani melanjutkan, selama pertemuan G20 Presidensi Indonesia di Bali pada tahun lalu, permasalahan utang yang tidak lagi sehat ini terus menjadi pembicaraan. Dari pertemuan itu pun terungkap sebanyak 63 negara mengalami masalah utang karena sudah sangat membengkak.
"Karena salah satu topik di G20 adalah mengenai debt sustainability dan diakui di dalam statistik lebih dari 63 negara di dunia yang dalam kondisi utangnya mendekati atau sudah tidak sustainable," tutur mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
Oleh sebab itu ia memastikan, pemerintah akan terus meningkatkan kewaspadaannya pada 2023 dalam mengelola kesehatan fiskal. Caranya dengan konsisten menjaga defisit APBN di level rendah, yaitu di bawah 3 persen dari produk domestik bruto (PDB).
"Jadi hal ini menjadi satu kewaspadaan. 2023 memang prediksi dari lembaga global mengenai dunia kurang menggembirakan, tidak hanya inflasi dan kemungkinan resesi, kemungkinan juga ada masalah dengan debt sustainability di berbagai negara," ucap dia.
Sebagai informasi, informasi negara-negara yang telah menjadi pasien IMF itu Sri Mulyani dapat dari wawancara Gubernur Bank Sentral India Shaktikanta Das dengan Financial Times. Das sebetulnya tidak menyebutkan secara rinci negara mana yang telah terlilit utang dan menjadi pasien IMF di kawasan Asia Selatan.
"Kami cukup menaruh perhatian terhadap permasalahan utang di negara-negara kawasan ini karena kami memiliki banyak hubungan dagang dengan negara-negara tersebut," tutur Das.
(haa/haa) Next Article Sah! Negara Asia Ini Jadi Pasien Baru IMF, Siapa?