²©²ÊÍøÕ¾

Jokowi Lengser, Proyek 'LPG' Batu Bara RI Belum Jalan Juga!

Verda Nano Setiawan, ²©²ÊÍøÕ¾
21 November 2022 16:30
INFOGRAFIS, Proyek Gasifikasi RI
Foto: Infografis/Gasifikasi RI/Edward Ricardo

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah membeberkan proyek pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) baru akan selesai pembangunannya pada 2027 mendatang.

Artinya, proyek yang ada di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini baru rampung setelah masa pemerintahan Presiden Joko Widodo usai.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) ditargetkan bisa menghasilkan 1,4 juta ton DME dengan konsumsi 6 juta ton batu bara per tahun.

"PTBA ditargetkan akan memproduksi DME 1,4 juta ton per tahun dengan inputan batu bara 6 juta ton per tahun. Target COD (Commercial Operation Date) kuartal 4 tahun 2027," kata Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Senin (21/11/2022).

Dia menjelaskan, terdapat beberapa skema bisnis kerja sama pembangunan fasilitas gasifikasi batu bara menjadi DME oleh Pertamina bersama PTBA dan Air Products. Nantinya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) akan menjual batu bara kepada processing company, yakni Air Products. Untuk produk akhir DME-nya nantinya akan diambil oleh PT Pertamina (Persero). Adapun kepemilikan saham di proyek DME ini yaitu Air Products sebesar 60%, PTBA 20% dan Pertamina 20%.

Dari sisi benefit nasional pemanfaatan DME ini antara lain dapat menekan impor LPG hingga 1 juta ton per tahun dengan produksi DME 1,4 juta ton per tahun. Kemudian, meningkatkan ketahanan energi nasional.

Proyek ini bahkan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 10.600 orang pada tahap konstruksi dan 8.000 orang pada tahap operasi. Proyek ini juga mampu menambah investasi asing hingga sekitar US$ 2,1 miliar dan juga bisa menghemat devisa pengadaan LPG impor hingga Rp 9,14 triliun per tahun.

Seperti diketahui, pada 24 Januari 2022 lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan dimulainya proses pembangunan alias ground-breaking proyek gasifikasi batu bara menjadi DME di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini.

Saat peresmian ground-breaking ini, Jokowi menegaskan pentingnya hilirisasi, termasuk di sektor pertambangan batu bara. Apalagi, proyek DME ini bisa berdampak positif untuk menekan impor LPG RI.

"Saya sudah berkali-kali sampaikan mengenai hilirisasi industrialisasi. Pentingnya mengurangi impor. Sudah enam tahun lalu saya perintah, Alhamdulillah hari ini meski dalam jangka panjang belum bisa dimulai, Alhamdulillah bisa kita mulai hari ini," kata Jokowi, Senin (24/1/2022).

Dengan adanya 'pabrik' gasifikasi batu bara ini, nantinya batu bara dapat diolah dengan proses gasifikasi untuk menjadi DME. Karakteristik DME ini memiliki kemiripan dengan komponen Liquefied Petroleum Gas (LPG), yaitu terdiri atas propan dan butana, sehingga penanganan DME dapat diterapkan sesuai LPG. Oleh karena itu, DME ini bisa menjadi pengganti LPG.

"Impor LPG kita itu gede banget. Mungkin Rp 80 triliun dari kebutuhan Rp 100 triliun. Itu pun harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena subsidi Rp 60-Rp 70 triliun," katanya.

"Pertanyaan saya, apakah ini mau kita terus-terusan? Impor terus? Yang untung negara lain, yang terbuka lapangan kerja juga di negara lain. Padahal kita memiliki raw material-nya," jelasnya.


(wia) Next Article Proyek "LPG" Batu Bara Dipastikan Takkan Diresmikan Jokowi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular